Makasih buat semuanya yang udah baca :') maaf kalau ada typo :vHappy reading!
***
Siang itu, Sakura terlihat begitu senang. Apalagi penyebabnya jika bukan ia dapat keluar dari mansion itu bersama nenek Chiyo tanpa sepengetahuan Sasuke lagi. Namun, seperti semesta tak merelakan hal itu, rasa senanganya berakhir, saat matanya menatap kepulangan Sasuke yang mencetak wajah dingin dan seperti menekan amarahnya.
Batinnya bertanya-tanya, apa yang terjadi pada lelaki itu. Apakah ia ketahuan telah pergi diam-diam bersama nenek Chiyo?
Sakura menelan ludahnya dengan susah payah, apalagi saat kaki jenjang itu melangkah cepat ke arahnya. Pandangannya terlihat menggelap, dan Sakura merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.
Brakk
Sasuke menjatuhkan tas kerjanya begitu saja, tangannya bergerak dengan cepat mencekik leher Sakura, membuat perempuan itu mengaduh sakit dan kesusahan bernapas.
"Apa yang kau lakukan kemarin di sana hah?!" desis Sasuke, semakin mengeratkan cekikannya. Membuat Sakura yang diperlakukan seperti itu, hanya bisa menggerakkan tangannya susah payah, berusaha memukul Sasuke dan melonggarkan cekikan lelaki itu. Tapi, ia gagal. Cekikan Sasuke terlalu ketat di lehernya.
Mulutnya terbuka, namun ia tak bersuara, napasnya tercekat dan seketika di sekelilingnya terasa panas. Sasuke melonggarkan cekikannya di leher Sakura.
Sakura terdiam, lehernya sakit, kakinya lemas, dan matanya terasa memberat.
***
Sakura mengerjabkan matanya berulang kali, menatap ke sekeliling ruangan kamarnya. Ia mencoba bangun, tapi kepalanya terasa pusing. Dengan langkah pelan, ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut nyeri.
Cklekk
Pintu di depannya terbuka, matanya mengedar menatap keadaan sekitar yang terlihat sepi. Ke mana semua orang? Batinnya bertanya heran.
Kepalanya semakin terasa berdenyut ketika telinganya mendengar sayup-sayup suara yang tak jauh darinya. Sakura kembali melangkahkan kakinya, mencari di mana sumber suara itu.
Sakura menyipitkan matanya, ketika menatap para bodyguard Sasuke yang tengah berjaga ketat di depan ruangan yang kemarin membuatnya penasaran. Beberapa langkah, dan kakinya berhenti bergerak.
Selama sepersekian detik, Sakura hanya memandangi bodyguard Sasuke yang tengah berjaga. Seolah tak menginginkan siapapun untuk masuk atau mendekati ruangan itu.
Sakura menghembuskan napasnya, kemudian membalikkan badannya menjauh dari sana. Bukannya lupa, ia bahkan masih sangat ingat ketika sepasang tangan mencekik lehernya memaksanya tak bisa bernapas dan membuat tubuhnya melemas.
Ada apa dengan lelaki itu?
Ia sudah melangkah ke dapur, namun ketika suara itu kembali terdengar. Ia membatalkannya, memilih berbalik menuruti hati nuraninya.
"Arghh,"
Sakura tidak bisa fokus, kakinya melangkah cepat. Berdiri dengan menantang di depan para bodyguard Sasuke seakan tidak takut sama sekali.
"Pergi kalian!" ucapnya tajam.
Bodyguard itu saling melempar tatapan, "Maaf Nona, Tuan tidak membiarkan siapapun masuk." ucap salah satu dari mereka membuat Sakura menghembuskan napasnya dengan kasar. Ia tak bisa sabar lagi.
"Minggir!"
Para bodyguard itu makin merapatkan tubuhnya, menghadang perempuan di depannya agar tidak masuk.
Sakura mengambil pisau lipat di sakunya, yang selalu ia simpan. Mengarahkannya pada bodyguard Sasuke.
"Minggir!" perintahnya sekali lagi dengan tajam, ia tak bisa diam saja sementara sejak tadi telinganya terus menangkap suara jeritan dari dalam sana.
Melihat bodyguard Sasuke yang masih bergeming di tempatnya, Sakura memilih maju selangkah, membentuk satu sayatan memanjang yang tidak terlalu dalam di salah satu lengan bodyguard Sasuke. Membuat mereka menampilkan wajah kaget karena tak menyangka bahwa perempuan di depannya akan berani melakukan hal itu. Padahal Sakura mati-matian sedari tadi menahan getaran di tangannya saat menggoreskan pisau itu.
"Minggir," tapi mereka masih diam.
Sakura bersiap untuk nenggoreskannya lagi, jika saja pintu di depannya itu tidak terbuka. Mungkin ia tidak akan mengurungkan tindakannya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" ucapan itu membuat bulu kuduknya meremang. Sekuat mungkin Sakura memberanikan dirinya untuk menatap mata onyx Sasuke. Tatapannya penuh intimidasi itu membuatnya merasa terganggu.
Tanpa menjawab apapun, Sakura membalikkan tubuhnya, melangkah meninggalkan Sasuke. Membuat lelaki itu menggertakkan giginya geram.
'Perempuan itu,' batinnyaSasuke berjalan menyamai langkah Sakura dengan langkah lebarnya, kemudian menarik tangan perempuan itu, namun Sakura dengan cepat langsung menepisnya.
"Kau..."
"APA?" teriaknya di depan wajah Sasuke, "KAU INGIN MENCEKIKKU LAGI? AYO LAKUKAN!" ucap Sakura sambil mengambil tangan lelaki itu dan meletakkannya di lehernya yang masih menampakkan bekas merah akibat cekikkan tangan Sasuke beberapa jam yang lalu.
Sasuke hanya diam, menatap dingin ke arah Sakura juga lehernya. Tanpa banyak bicara lagi, ia menarik tangannya, melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Sakura yang menatapnya dengan pandangan kosong.
***
"Tetap awasi dia,"
Perkataan tenang itu menggema di seluruh ruangan, menjadi perintah tidak langsung meski ia mengatakannya bukan dengan nada memerintah atau congkaknya.
Mengangguk, itu yang bisa mereka lakukan ketika tak ingin mendapatkan hukuman karena memancing emosi milik tuannya.
"Bawa dia ke hadapanku secepatnya!" matanya menajam, dan bibirnya menyunggingkan senyuman kemenangan seiring dengan anak buahnya yang melangkah pergi.
"Uchiha, kau akan dapat balasanmu setelah ini." ucapnya sambil memutar-mutar gelas berisi wine di tangannya.
***
Tok tok...
Sakura mengangkat tubuhnya, siapa yang berani mengganggunya kali ini? Padahal ia baru saja merebahkan tubuhnya di ranjang. Oh ayolah, ia sangat pusing, ia hanya ingin istirahat mengapa susah sekali.
Mengabaikan rasa pusing di kepalanya, Sakura berjalan membukakan pintu, namun seseorang yang berdiri tepat di depan pintunya membuat Sakura dengan cepat langsung menutup pintu jika saja tangan kuat itu tidak menahannya terlebih dahulu.
Menghela napasnya, Sakura menatap lelaki itu dengan tatapan jengah, "Apa yang mau kau lakukan?"
Bukannya menjawab, lelaki itu malah mendorongnya, mendudukkannya di atas ranjang dan berlutut untuk menyamakan tingginya dengan tinggi Sakura.
"Diam!"
Lelaki itu membuka tutup salep yang di bawanya. Lalu mengoleskannya pelan di bekas cekikkan tangannya pada perempuan itu.
Sakura hanya diam, menatap ke arah Sasuke yang tampak serius menggoleskan salep di lehernya. Kenapa lagi dengan lelaki itu?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite
FanfictionSakura yang malang harus merelakan dirinya dijual dan diperlakukan tak manusiawi demi membayar hutang kedua orang tuanya kepada si keparat Danzo. Membuatnya berakhir kehilangan orang yang begitu disayanginya dan jatuh ke dalam tangan pembunuh berdar...