Makasih, buat semuanya yang udah baca. Maaf, kalau ada typo :v
Happy reading!!
***
Sasuke pergi? Sejak kapan? Mengapa ia tak tahu? Apa karena sedari tadi ia terlalu asik membuat makan malam untuk lelaki itu hingga sama sekali tidak menyadari kepergiannya?
Sakura berjalan mondar-mandir, mencoba mengira-ngira ke manakah Sasuke akan pergi. Entah mengapa ia merasa ada yang aneh kali ini. Semoga saja hanya perasaannya.
"Aku harus mencari nenek Chiyo." ujarnya kemudian pergi ke Mansion belakang di mana para Bodyguard dan Maid tinggal.
Untung saja, ia dapat menemukannya dengan cepat. Terlihat bahwa wanita tua itu tengah meminum secangkir ocha sambil menikmati angin malam di halaman depan.
"Nenek Chiyo," panggilnya.
Wanita tua itu tersenyum, "Ada apa, Sakura? Kau terlihat kebingungan." tanya nenek Chiyo ketika melihat kedatangan Sakura.
"Apa kau tahu di mana biasanya Sasuke pergi? Atau di manakah ia sekarang?"
"Sasuke Sama?"
Dengan cepat Sakura mengangguk. Berharap mendapat jawaban yang dia inginkan.
"Aku tidak tahu, Sakura. Kau sendiri yang memintaku kembali sejak sebelum makan malam tadi."
Mendengar jawaban nenek Chiyo Sakura mendesah kecewa. Ke mana lelaki itu? Firasatnya mengatakan bahwa ada yang tidak benar tengah terjadi. Tapi apa?
"Bagaimana ini, aku..." ucapannya terhenti. Benarkah ia mengkhawatirkan lelaki itu?
"Aku akan coba tanyakan pada Genma. Mungkin saja dia tahu." putus nenek Chiyo.
Genma, adalah sopir yang biasanya mengantar jemput Sakura ke kampus, jika Sasuke tidak mau mengantarnya. Itupun, Sakura sendiri tidak yakin jika Genma mengetahuinya.
Tak lama kemudian, Genma datang bersama nenek Chiyo. "Hai, Sakura!"
"Apa kau tahu di mana Sasuke?" Sakura bahkan mengabaikan ucapan sapaan yang diberikan oleh Genma.
Lelaki itu terlihat mengerutkan dahinya tak biasa, "Kalau tidak salah, mereka bilang tadi bahwa Sasuke Sama pergi untuk menghadiri pesta, di tepi perbatasan konoha dan suna. Lumayan jauh Jika dari sini. Ada apa Sakura?"
"Bisakah kau mengantarku ke sana?" Ucap sakura cepat.
"Eh?"
"Ku mohon,"
"Baiklah."
***
Begitu sampai di sana, Sakura dengan cepat langsung turun. Meninggalkan Genma yang masih berada di dalam mobil. Bahkan ia mengabaikan kenyataan akan bangunan apa yang berdiri menjulang di hadapannya. Bangunan itu tak persis sama sekali untuk sebuah tempat pesta. Dengan semak berduri yang berada di sekitarnya, dan suasana malam yang mencekam, benar-benar membuat tempat ini seperti sarang hantu.
"Akhh," Sakura menjerit tertahan. Satu tangannya menutup mulutnya tak percaya. Sementara matanya berair dan tubuhnya bergetar.
Tak jauh dari sana, Genma yang baru saja menyusul Sakura pun bereaksi yang sama. Tubuhnya kaku, sekaligus merasa takut akan apa yang telah dilihatnya.
"Sakura," panggil Genma, menyentuh lengan terbuka Sakura. Berusaha menyadarkan perempuan itu, namun Sakura tetap bergeming.
Mengapa Sasuke ada di tempat seperti ini?
Matanya pemandangan nanar lautan mayat di depannya. Bahkan ia bisa rasakan darah itu mengenai beberapa bagian kakinya meskipun ia masih menggunakan sandalnya.
"Sasuke," lirihnya.
Sakura melangkah pelan. Berusaha mengabaikan bau anyir yang menusuk penciumannya. Sambil terus menutup mulutnya, Sakura berusaha menahan diri untuk tidak muntah saat ini.
Dan beberapa ruangan yang lain pun nampak sama. Sakura terus melangkah, ketika pendengarannya mulai dapat mendengar bunyi grasak-grusuk tak jauh dari belokan setelah lorong yang di lewatinya.
Menelan ludah susah payah, Sakura berusaha menguatkan dirinya. Bagaimana jika Sasuke tidak ada di sana? Bagaimana jika orang-orang itu mengetahui keberadaannya? Bagaimana jika mereka membunuhnya?
Tangan Sakura bergetar menyentuh gawang pintu. Pandangannya mengosong. Melihat bagaimana seorang lelaki di sana saling membunuh. Melayangkan pisau dan katana mereka seolah mereka hanya sedang bermain di taman hiburan.
Crashh,
Tebasan itu meleset, membuat lawannya tertawa sinis. "Kurasa cukup bermain-mainnya,"
Crashh, pletakk
Katana salah satu dari mereka terlempar, ketika berusaha menahan tebasan yang mengarah padanya.
Lelaki itu mendekat, mengintimidasi dengan aura gelap yang menguar semakin kuat. Seringainya tercetak manis di wajahnya yang penuh cipratan darah.
Namun satu hal yang disukai nya malam ini. Ia bersenang-senang. Setidaknya, lawannya tidak menatapnya pasrah hingga detik terakhir yang mungkin dia miliki.
Tak
Langkahnya semakin dekat, membuat lawannya memundurkan tubuhnya untuk menghindar. Namun belum sempat, lelaki itu sudah menaruh katana-nya tepat di samping leher lawannya itu.
Matanya terbelalak, rahangnya mengeras, terlihat marah akan penghinaan yang di dapatnya.
"Cuihh," ludahnya membuat lelaki itu menggeram marah.
"Kau berani-beraninya," desisnya tajam, membuat goresan katana-nya semakin mengerat.
"Setidaknya aku bukanlah pengecut sepertimu," remehnya. Bahkan di detik seperti ini pun, pria itu masih bisa bersombong diri.
"Mati kau, keparat!" ucapnya menggerakkan tangannya dengan cepat bersiap menebas leher pria itu secepatnya, namun....
"Sasuke,"
Lelaki itu menoleh, menatap tak percaya akan siapa yang baru saja menyebut namanya.
"APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI, SAKURA?!?!"
"SHIT!!"
Dengan cepat, Sasuke menerjang tubuh Sakura. Menghindarkan tubuh mungil itu sebelum sebuah peluru benar-benar bersarang di dadanya.
Cih, Pria itu
Bagaimana bisa dia masih menyimpan senjata?
Dengan cepat Sasuke meraih Revolver di balik saku jasnya. Mengarahkan moncong itu tepat ke arah kepala pria yang sejak tadi menjadi lawannya.
Dor dorr
Dua peluru dan salah satunya meleset, Sasuke mendecih. Dia bangkit menghampiri pria yang kini telah tersungkur di bawahnya.
"Bahkan di akhir hidupmu, kau masih bisa menatapku seperti ini." Sasuke menginjak keras dada pria itu, membuat darah segar keluar dari mulutnya.
"Di-diam kau BRENGSEK!"
Sasuke terkekeh sinis, "Kau yang diam!"
Dor
"Terima kasih untuk malam ini," serunya kemudian berputar menghadap Sakura yang masih terduduk menatapnya frustasi.
Diam-diam Sasuke merasa bersalah. Dia sudah terlalu banyak melibatkan perempuan itu dalam dunianya.
Tbc
Haloo!!!
Matsu balik lagi. Double update loh hari ini, hehe. Nggak sih, salah satunya buat ganti Minggu kemarin karena gak update, soalnya matsu baru selesai Uts Jumat kemarin :vSo, sekali lagi, makasih buat semuanya yang udah baca ff ini😆
Lup lup
Matsu😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite
FanfictionSakura yang malang harus merelakan dirinya dijual dan diperlakukan tak manusiawi demi membayar hutang kedua orang tuanya kepada si keparat Danzo. Membuatnya berakhir kehilangan orang yang begitu disayanginya dan jatuh ke dalam tangan pembunuh berdar...