***Happyreadinggengs***
"Pokoknya jangan pernah sekali-kali lagi pergi ke tempat seperti itu apalagi sendirian, ngerti?!" omel Asa pada Anna yang tengah mengoleskan baby cream dari salah satu merek produk bayi ternama di Indonesia pada sikunya agar kulitnya tidak kering.
Pagi ini Anna harus menerima ceramahan dari Asa karena Anna nekat pergi ke klub malam sendirian tanpa hp dan sampai di kosan jam dua belas malam kurang lima belas menit. Ditambah gadis itu meminjam uangnya untuk membayar taxi yang dipakai untuk mengangkutnya dan juga Aas yang tengah mabuk. Tidak mungkin Anna memakai angkot, lagi pula tidak ada angkot yang masih berkeliaran di jam segitu. Sedangan jika menunggu bus yang entah kapan datangnya, Anna sudah tidak kuat menahan berat badan Aas dan dia sendiri sudah sangat mengantuk.
Sesuai yang Anna pikirkan, Asa mengkhawatirkannya dan akan memarahinya. Pagi ini semuanya terlaksana. Sebenarnya Asa sudah ingin bertanya pada Anna dan melampiaskan semua rasa khawatirnya sejak semalam, tapi gadis itu menahan-nahannya karena tahu Anna terlihat lelah dan butuh istirahat. Lagi pula dia sendiri sudah diserang kantuk dan sempat tertidur sambil menungu Anna pulang. Semalam Asa sudah seperti seorang ibu yang menunggu anaknya yang baru pulang habis keluyuran seharian di depan pintu sambil berkacak pinggang.
Semalam Anna memang langsung pergi ke tempat penuh kenangan buruk itu setelah mendapat telpon dari Aas. Dia tidak menunggu Asa yang sedang berbelanja di warung dan pergi begitu saja tanpa hp dan dompet. Gadis itu menyimpan hpnya di nakas, lalu berlari ke dalam kamar mengambil jaket dan pergi begitu saja. Untung di dalam jaket itu terselip selembar uang dua puluh ribu, jadi dia masih bisa membayar bus yang ditumpanginya.
"Ya maaf... tapi kan kalau gak buru-buru kasian Aas sendirian di sana, terus kalau terjadi sesuatu gimana?" Anna membela diri.
"Dan ngebahayain diri sendiri? Kalau sesuatu justru terjadi ke kamu gimana?" Asa masih tetap mempertahankan argumennya.
Gadis itu memutar bola matanya saat mendapati Anna malah terlihat santai mengoles minyak telon di perut dan punggungnya lalu menaburkan bedak tabur pada permukaan kulit yang sudah dilumuri minyak telon itu. Wangi bunga dari bedak yang dipakai Anna menyeruak ke udara, bercampur dengan wangi antiseptik dan juga wangi alkohol yang ada di ruangan itu. Alkohol? Sejak kapan ada wangi alkohol juga di ruangan ini?
"Iiih... ya amit-amit..." Anna bergidik ngeri sambil meyimpan minyak telon dan bedak taburnya di nakas yang ada di sampingnya, lalu menepuk-nepuk tangannya sebagai tanda telah usai ritual hariannya.
"Eh tapi semalem itu aku liat yang ciuman loh... langsung di depan mata aku sendiri, sueran..." Anna mengacungkan dua jarinya sambil mengangguk mantap.
Asa sampai membuka mulutnya seperti kehilangan kata-kata setelah Anna mengatakannya.
"Tuh... kan..." Asa melotot.
"Apa?" tanya Anna bingung. Gadis itu tidak mengerti kenapa reaksi Asa seperti itu.
"Ya ampun Annaaaaaa... kamu paham gak sih situasinya?! Di sana itu bahaya..."
Anna mengambil bantal yang ada di sampingnya lalu memeluk bantal itu,"Iya tahu.... tapi ya Sa, ternyata ciuman itu serem loh gak romantis kaya di drama-darama Korea yang sering kita tonton, iiih aku jadi takut." katanya seolah membicarakan hantu di film yang ditontonnya.
Seketika bayangan tentang pasangan nyentrik di klub malam itu kembali berputar-putar di otak Anna, membuat gadis itu bergidik ngeri. Setelahnya tiba-tiba bayangan seorang lelaki tanpa yang selama ini selalu mengisi relung hatinya dan membuatnya selalu merindu ikut muncul di tengah-tengah bayangan semalam yang belum berhasil ia singkirkan sepenuhnya, membuat wajah Anna jadi memerah karena malu sendiri. Sementara itu Asa memutar bola matanya jengah. Sahabatnya ini benar-benar. Asa sendiri bingung harus menyebut gadis itu polos atau bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LECTURER (Hiatus)
RomansSejak memergoki Bagas-dosen penuh pesona yang murah senyum di kampusnya- melakukan transaksi ilegal di sebuah club malam, kehidupan Anna menjurus pada sebuah kepingan klise yang begitu rumit. Dosen itu tidak membiarkan Anna lepas dari pengawasannya...