"Jay." Panggil Richard, sahabat Jayden.
"Hm." Sahut Jayden dingin memasang earphone.
"Kenapa? Gara-gara The Most Wanted Girl itu ya?" Tanya Richard penasaran.
"Ga." Balas Jayden dingin. Richard memutuskan untuk berpindah tempat dan duduk di kursi Keyla, tepat disebelah Jayden yang sibuk bermain ponsel.
"Sono elah." Usir Jayden mematikan ponselnya sambil melipat tangannya di meja lalu tertidur.
"Eh, gueㅡ" ucapan Richard terpotong saat Keyla datang dan berdiri di depan pintu.
Keyla hanya menatap Richard dingin. Tatapannya begitu menusuk. Richard mengerti maksudnya, ia pun langsung berdiri dan keluar kelas.
Keyla masih berdiri, sedangkan Jayden sekarang memasang earphonenya sambil tidur di meja. Keyla berjalan perlahan agar cowok itu tidak terbangun dari tidurnya. Keyla menghentikan langkahnya sejenak, ia masih terbayang saat ia bertemu Jayden di restoran itu.
"Itu yang cewek pacar dia?" Begitulah pertanyaan yang berkecamuk dikepala Keyla saat ini.
Keyla meletakan tasnya dan duduk dengan santainya. Sesekali melirik cowok itu yang masih tertidur.
"Tampan." Gumam Keyla dalam hati.
Sungguh, poni rambutnya yang diberi pomade, disisir rapi lalu dikesampingkan. Memakai earphone putih, baju olahraga, bibir yang cukup merah, dan pipi kuat yang agak tirus.
Keyla berdecak sendiri. "Ck! Keyla maygat. Sadar!" Kesalnya pada dirinya sendiri. "Cewek kayak lo ga cocok sama cowok bajingan ini!" Umpatnya lagi. Untung saja Jayden tertidur pulas, hingga ia tak mendengar umpatan yang dilontarkan Keyla barusan.
Keyla mengeluarkan teh kemasan botol segar yang dibelinya di koperasi tadi. Keyla membukanya dan meneguknya sebagian.
"Gila, haus banget." Ucap Keyla menutup kembali Teh kemasannya.
"Gue juga haus." Ucap Jayden tiba-tiba sambil terbangun. Membuat Keyla sedikit melotot kaget. "Ini cowok pura-pura tidur nggak sih?" Batin Keyla kesal.
"Sini teh nya." Sahut Jayden dingin. "Apasih! Punya gue! Beli lah! Ga modal banget lo!" Kesal Keyla menjauhkan Tehnya dari Jayden.
"Males beli." Ucapnya lagi. "Cowok juga." Sahut Keyla dingin. "Apa hubungannya?" Tanya Jayden. "Kalo cowok ya jangan males!" Cerca Keyla. "Kalo gitu beliin." Ucap Jayden. "Ogah!" Tolak Keyla mentah-mentah.
"HALO SELAMAT PAGI GAIS KEMBALI LAGI DENGAN ADINA YANG CANㅡ" Adin yang tadinya teriak tiba tiba membungkam mulutnya saat melihat Keyla juga Jayden yang sedang duduk berdua. Adin tersenyum jail menatap Keyla.
"Eh, calon pasutri. Maap ganggu ya hehe. Silakan dilanjutkan." Ucap Adin sambil keluar kelas.
Jayden menghela napas berat. "Temen lo urusin." Ucap Jayden dingin. Tapi Keyla hanya pura-pura tak mendengarnya dan membuka note book ungu polos miliknya.
Keyla mulai menulis-nulis di buku itu, membuat Jayden sedikit risih karena suara pulpen yang beradu dengan buku.
"Curhat sama buku." Ucap Jayden memejamkan matanya. Keyla yang tadinya sibuk menulis kini terdiam. Melotot tajam ke arah pria menyebalkan itu.
"Suka-suka gue." Sahut Keyla dingin lalu melanjutkan menulis.
"Oyah, yang semalem." Ucap Jayden dingin yang membuat Keyla agak bingung. "Apaan?" Tanya Keyla. "Ck. Pelupa banget sih lo." Sergah Jayden membuka matanya. "Biarin. Cewek itu pacar lo?" Tanya Keyla. "Kenapa? Kalo iya kenapa?" Sahut Jayden yang masih dingin. "Gapapa si. Nanya doang." Balas Keyla menutup buku diary nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl and Cool Boy
Teen FictionGimana rasanya jatuh cinta sama seorang cowok famous tapi dingin? Dan bagaimana juga rasanya jatuh cinta dengan cewek jutek? [Cool Girl and Cool Boy]