Anneth menatap kosong hot chocolate nya, pikirannya melayang minghiraukan seseorang yang ada di hadapannya. Entah apa yang sedang ada dalam pikirannya, seperti ada beban dalam hatinya tapi tak tau beban apa. Entahlah ini sangat membingungkan.
"Anneth ko melamun sih?"
Lambayan dihadapan wajahnya berhasil membuyarkan lamunan Anneth. Ia hanya menggeleng dan tersenyum. Alde merasa bingung, akhir-akhir ini Anneth sering melamun.
Semenjak kepergian Deven ke Prancis, Alde mulai mendekati Anneth lagi. Ia berpikir bahwa saat itu lah kesempatan terbaiknya untuk bisa lebih dekat dengan Anneth. Awalnya Alde tidak pernah menyangka bisa dekat dengan Anneth hingga sedekat ini, bahkan mereka sudah menjalin hubungan sudah hampir 6 bulan, ini adalah buah hasil perjuangannya yang tidak pernah lelah mengejar Anneth.
Sebelumnya Anneth hanya menganggap Alde adalah teman curhatnya, tapi seiring dengan berjalannya waktu Anneth semakin tertarik dan menyimpan hati pada Alde. Alde selalu menemaninya dimanapun dan kapanpun, akhir ini Anneth sering merasa kesepian karena dua teman dekatnya sudah mulai sibuk dengan urusannya masing-masing.
Sewaktu SMA mereka sempat dekat dan satu kelas, bahkan sekarang pun mereka tetap satu kelas di kampusnya jadi wajar saja ada rasa cinta yang tumbuh di hati mereka, meski hati Anneth tidak seutuhnya untuk Alde. Bisa di katakan ini hanya pelarian.
Sebenarnya Anneth merasa tidak enak dengan hubungannya kali ini, karena disisi lain ia menyakiti perasaan Deven. Tapi Anneth berhak memilih keputusan, jika memang Deven benar-benar mencintainya dia pasti tidak akan pergi meninggalkannya. Karena setiap orang perlu bahagia.
Alde menatap lekat mata Anneth, ia sangat tahu bahwa Anneth sedang tidak baik-baik saja.
Pandangan Anneth sekarang berubah, kini pandangannya beralih pada tangan Alde yang menggenggamnya.
"Kamu kenapa? Kalo ada masalah cerita aja, ga biasanya kamu kaya gini" kecemasan mulai menyelimuti Alde.
"Gapapa ko, lagi kangen temen-temen aja. Udah lama ga ada waktu sama mereka" terlebihnya aku kangen deven. Lanjut Anneth dalam hatinya.
"Hal yang wajar ko, mereka udah punya kesibukan masing-masing. Lebih tepatnya mereka punya prioritas yang lain, bukan kamu lagi."
Alde semakin mempererat genggamannya.
"Kan ada aku, kamu ga usah khawatir kesepian"
Anneth hanya tersenyum menatap kekasihnya, Alde tipe cowok yang sangat pengertian dan terbilang orang yang serius berbeda dengan Deven yang menyebalkan dan penuh dengan kejutan, tapi itu lah yang membuat Anneth selalu merindukannya.
"Pulang yu, ngantuk" ucap Anneth sedikit menguap di balas dengan anggukan dari Alde.
Mereka pun pergi meninggalkan tempat tersebut, berjalan berdampingan menuju motor Alde yang terparkir tak jauh dari letak cafe.
Kini Anneth duduk tepat di belakang Alde, tangannya melingkar erat sedangkan sebelah wajahnya ditempelkan pada pundak Alde. Alde yang merasa nyaman ia hanya tersenyum. Sesekali Anneth memejamkan matanya, pikirannya tak bisa berbohong bahwa ia terus memikirkan Deven. Biasanya yang ia peluk adalah Deven, tapi sekarang sudah berbeda. Selama 6 bulan menjalani hubungan dengan Alde, hati dan pikiran Anneth merasa tidak tenang. Entah apa yang membuatnya begitu. Ia tidak menghiraukan pikiran negatifnya. Yang perlu ia tahu sekarang adalah kebahagianya bersama Alde yang sudah menemaninya beberapa tahun ini setelah kepergian Deven.
"Anneth.. "
"Hemm kenapa?"
"Besok aku jemput ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE THE REASON 2
FanfictionBagaimana kisah cinta Anneth dan Deven sekarang? Apakah mereka masih saling mencintai dan memegang janji? 📌Di harapkan untuk membaca season 1 terlebih dahulu 😊 090119