Para pegawai Disperkim sedang berkumpul di ruang umum. Biasanya sih ya, pada saat Pak Kadis nggak ada. Suka jadi markas gosip.
"Eh, katanya PUPR mau ngambil liburan ke Bromo ya?" tanya Shirin ke Wanda.
Respon Wanda hanya menggeleng lemas, "ya mana aku tau"
"Ih, masa soal calon suami kamu nggak tau?" tanya Shirin sewot.
"CALON SUAMI? SEJAK KAPAN?!" tanya Bryan heboh.
"Apasih Bry, kamu kerja sana. Tuh ruang komputer kosong. Ntar ada yang nenteng komputer tau rasa kamu!" kesal Wanda.
Wanda bermalas-masalan, paling tidak suka kalau Bryan dan Shirin ada dalam satu ruangan. Mau tau Bryan siapa? Ini dia, lambe turahnya Disperkim.
Pokoknya bibirnya sama bibir Shirin tuh nyambung lah, sama-sama tukang ghibah.
"Oh iya, mas lambe belum tahu ya? Kalo Wanda ini udah ngelamar anak Pak Kadis" kata Shirin.
"Wah?! Seriusan?! Ya Allah gusti, sumpah ya kamu teh jadi orang jahat. Ngelamar kok nggak kasih tau!" Bryan masih heboh, ngobrol dengan logat sunda nya yang berbelit-belit.
Wanda hanya menghela nafas pasrah, rasanya ingin kabur dari mereka berdua tapi tidak bisa. Karena kewajibannya duduk di ruangan ini menunggu surat datang.
"Itu cuman ToD, kok kamu ribut sih Bry" kata Wanda.
"Ya atuh gini, sebagai temen aku teh bahagia gitu. Soalnya kamu udah nggak jomblo lagi" ujar Bryan.
"Berarti kamu ikut dong liburan ke Bromo atau Pangandaran" lanjut Bryan.
"Nggak hey, enggak! Lagian aku bukan calon dia ih. Jangan dengerin Shirin" gerutu Wanda.
Bryan menatap Shirin, begitu pula dengan Shirin yang menatap Bryan. "Gimana sih lo ngasih info. Yang akurat setajam silet dong" bisik Bryan ke Shirin.
"Kamu emang udah kenal lama sama Mas Calvin?" Tanya Bryan.
"Baru seminggu, terus disuruh ToD sesat sama Shirin! Sejak itu aku belum pernah ketemu lagi" jawab Wanda.
Shirin dengan wajah tanpa dosanya tertawa, sedangkan Bryan menggelengkan kepala. Tidak menyangka sosok Wanda yang tidak memiliki kekasih, tiba-tiba melamar orang yang baru dikenal 1 minggu.
Tidak lama setelah itu, Martin masuk ke ruang umum.
"Da, anterin ini ke bagian perumahan ya" ujar Martin yang memberikan lembaran surat kepada Wanda.
Wanda langsung berdiri dan mengambilnya. "Iya, ke siapa kasihnya?"
"Ke yang ada aja, bilang dari bu Sekdis gitu" jawab Martin.
Akhirnya, Wanda pun bisa pergi dari kedua temannya yang sangat bawel.
Wanda bisa bernafas dengan tenang dan bisa menghirup udara segar. Karena bangunan bagian Perumahan ada di dekat taman. Dan juga dekat dengan PUPR.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] kebelet nikah
Fanfiction» 15+ // wendy chanyeol « wanda kebelet nikah, dapet dare dari shirin. eh ujungnya ketemu jodoh. #1 on wendyson 210319 #1 on wenyeol 030719 ©aquariikim Published; 080119-100719