3

8K 476 9
                                    

Kasih gue saran siapa nenek, nenek dan kakek kakek dari Jongin..
Karena kandidat kakek nenek itu gak bisa saya bayangkan...

Sehun Pov

Setelah pulang dari kediaman Kim. Aku bergegas menuju sekolah kembali.
Aku berpikir kenapa Jongin lebih suka memakai marga Kim dari pada marga Jung.

Keluarga besarku dan keluarga besar Jongin itu berteman baik. Asal kalian tahu, Jongin juga cinta pertamaku.
Aku dan keluarga Jung sangat dekat, tapi untuk keluarga Kim kurang tahu.

Buktinya Nenek dari Jongin saja tidak mengenalku. Mungkin lain halnya jika keluarga Jung. Sekarang aku berada di dalam mobil sport milikku. Mungkin sekitar 5 menit lagi aku akan sampai.

Jarak sekolah dari rumahku 10 menit, tapi dari rumah Jongin kesekolah butuh waktu 15 menit. Asik dengan semua pikiranku, akhirnya aku tiba di sekolah lagi.

Aku dengan segera menuju ruang kepala sekolah. Tanpa mengurangi rasa hormatku, aku masuk begitu saja tanpa mengetuk.

Braakkk

Pintu dengan kencang terbuka. Tentu saja karena ulahku. Memangnya kalian pikir siapa yang berani seperti itu, kecuali Oh Sehun.

"Astaga Bocah! Apa yang kau lakukan? Tidak bisakah kau mengetuk pintu dulu!?" Umpat kepala sekolah.

"Bukan urusanku Nenek tua."

"Dasar Bocah kurang ajar! Perlu apa kau kemari?"

"Aku mau pindah kelas." ucapku singkat.

"Pindah kelas? Bukankah sekarang kau ada di kelas favorit."

"Bukan pindah kelas seperti itu."

"Lalu?"

"Aku ingin kembali menjadi murid kelas satu." kataku tegas.

"APA?!!" Teriaknya dan bisa aku lihat mata Tsunade-bachan melotot.

"Apa-apaan ini? Tidak bisa aku biarkan!"

Brraakkkk

Dia bangun dari duduknya dan memukul meja di depannya. Tapi aku tidak takut, memangnya dia pikir aku takut dengan sikap dia. Tidak, aku tidak akan takut, tidak akan pernah takut sama sekali.

"Kenapa, kau tiba-tiba ingin kembali ke kelas satu? Bukankah kau mampu ke kelas tiga."

"Hanya demi, cucu kesayangan anda Jongin."

"Ck! Hanya demi bocah beruang itu kau pindah kelas?"

Kalian benar, nenek dari Jongin juga. Dia keluarga Jung dengan suaminya. Kuharap kalian tidak tertipu dengan umur kepala sekolah di sini.

Jika di lihat umurnya seperti 30 tahunan. Pada kenyataannya itu 56 tahun.
Sudah cukup bercerita tentang keluarga Jung. Aku sedang sangat malas.

"Tentu, itu demi Jongin."

"Kenapa kau tidak menyuruh Jongin yang pindah ke kelas dua?" kulihat Nenek tua itu memijat pelipisnya.

"Kau seperti tidak tahu, sampai dimana kapasitas otak yang dia punya."

"Aku paham, sangat paham." katanya membenarkan ucapanku.

"Tapi kenapa kau tiba-tiba ingin pindah, bukankah lebih baik jika kalian beda kelas." Katanya lagi.

"Tetap di kelas dua, dan membiarkan mahkluk Panda itu mendekati Jonginku."

"Cih! Tidak akan sudi." kataku lagi.

"Dasar manusia anak ayam. Bagaimana jika aku menolak?!"

"Pindahkan aku atau aku akan menculik Jongin dan tidak akan membiarkan siapapun bertemu Jongin lagi!" kataku penuh dengan acaman.

"Kau tidak akan berani Bocah!"

"Aku berani, jika sampai besok sensei tidak memindahkan aku." jedaku.

"Kita lihat apa yang akan aku lakukan." lanjutku lagi.

"Kau tahu sendiri Nenek tua, Oh tidak akan menarik kata-kata yang dia ucapakan."

Setelah berkata begitu, aku pergi meninggalkan ruangan kepala sekolah.
Bisa aku rasakan ada meja terbanting. Kupikir Nenek tua itu sangat marah.

Lalu urusannya dengan aku apa. Tentu tidak ada. Kalian percaya bukan aku yang membuat dia marah. Mungkin dia sedang PMS makanya marah-marah sendiri. Dasar Nenek tua.
Aku melenggang pergi untuk pulang kerumah. Buat apa juga aku di sekolah.
Bodoh kesanyanganku tidak ada, lebih baik aku bolos sekolah saja.

L Pov

Sehun pergi menuju ke kediaman miliknya. Dengan kecepatan sedang mengendarai mobilnya.

Kembali ke Jongin

Pemuda dengan rambut putih mencolok, tengah mengeliat nyaman di kasur empuk miliknya.

"Uuuaaaeeemmmmm."

"Aku dimana?" Katanya sambil melihat sekeliling.

"Ah, ternyata di kamarku."

1%

10

25

45

65

80

100%

"Ehhhhhhhhh!" Teriaknya kencang.

Seorang yang mendengar suara indah dari Jongin. Segera menghampiri Jongin. "Kai ada apa? Kenapa berteriak?" Tanya sang Nenek pada cucunya.

"Bukan apa-apa Nek, hanya saja. Kenapa aku ada di kamar?"

"Oh, tadi pemuda yang bernama Sehun Oh yang mengantarkanmu." jelas sang Nenek.

"Kai kenapa tidak bilang punya kekasih yang sangat tampan?" tanya Nenek pada cucunya lagi.

"Dia bukan kekasihku Nek." Jawab Jongin cepat.

"Bukan kekasihmu, tapi kenapa wajahmu memerah saat Nenek mengatakan dia kekasihmu." goda sang Nenek.

Jongin mengumpat dalama hatinya. Bagaimana bisa, dia tersipu malu mendengar perkataan Neneknya. "Sudahlah, Nek yang jelas dia bukan kekasihku."

"Terserah, apapun yang kau ucapkan Jongin." Kata sang Nenek pasrah, yang melihat tingkah tsundere cucunya.

"Nenek, ini jam berapa?"

"Sudah jam 4 sore, kau tertidur sangat lama, Kai." jelas Nenek.

"Wah benarkah? Kalau begitu, Kai mau pergi ke taman untuk jalan-jalan."

"Apa kau tidak berniat untuk makan lebih dulu?" ucap Nenek.

"Sepertinya tidak Nek, nanti saja setelah aku pulang dari jalan-jalan." balas Jongin.

Nenek yang mendengar ucapan cucunya hanya menganggukan kepalanya dan setelahnya pergi dari kamar Jongin. Jongin sendiri bergegas, menganti pakaiannya. Karena masih memakai seragam sekolah.

"Nenek, Kai berangkat?" katanya sambil turun dari tangan.

"Hati-hati Kai."

Tidak ada sautan dari Jongin. Nenek mengelenngkan kepalanya melihat kelakuan cucunya itu. Jongin terus berjalan menyusuri komplek rumahnya. Hingga sampailah dia di taman. Jongin memilih duduk di bangku kosong yang tergeletak disana.

"Jongin." Panggil seseorang pada Jongin yang baru saja duduk di bangkunya dengan cantik.

"Kau, kenapa di sini?"

Jongin melotot lucu, melihat orang yang memanggil namanya tadi. Sedangkan orang yang melihat tingkah gemas Jongin hanya mencubit gemas pipi nya.

"Yak, ini sakit. Lepaskan?"

Tbc...

MY POSESIF BOYFRIEND | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang