"I'll be your biggest fan and you you'll be mine. But I still wanna break your heart and make you cry. You're gonna wanna be my best friend baby!"
•••
"Usahakan totalitas ya. Walaupun ini gladi kotor tapi harus totalitas, jadi kita tau mana yang kurang, apa yang perlu diperbaiki lagi. Oke? Semangat!" Somi mengepalkan tangannya menyemangati kelompok kami yang akan tampil gladi kotor sebentar lagi.
Haechan dan Jeno sibuk menyamakan gerakan. Maklum, selama latihan mereka paling susah diatur, banyak protes dan banyak mengeluh. Yeji sempat marahan sama mereka berdua dan gak sempat gak mau ngajarin koreo baru ke mereka dan juga mau melaporkan ke Pak Chanyeol agar mereka dipindah kelompokkan. Sejak saat itu Haechan dan Jeno mulai serius, meskipun masih ngeyel, tapi setidaknya mereka sudah mau berubah.
Gue dan Yeji sibuk nyari deskripsi tarian yang akan kami tampilkan nanti. Pak Chanyeol mendadak menyuruh kami untuk mencari informasi atau deskripsi singkat dari tarian yang akan dibawakan sebagai pembuka sebelum tarian dimulai. Alhasil, kami sibuk mencari. Beruntung tarian yang kami bawakan merupakan tarian yang cukup populer jadi mudah untuk mendapatkan informasinya.
"Sudah?"
Gue mengangguk, "Kasih ke ketua kelas ya. Kelompok Burung Enggang namanya ya. Oh iya, untuk audio nanti nyusul. Ada di flashdisk gue." Somi mengambil kertas yang gue kasih dan membawanya ke meja depan di mana ketua kelas kami menunggu.
"Hari ini Rabu. Kita nampil hari Sabtu. Gak mungkin lagi kita gladi bersih di hari Jumat, waktunya mepet. Perkiraan gue hari ini sudah sekalian gladi bersih deh, berarti agak malam gitu pulangnya." ujar Yeji yang duduk di hadapan gue.
"Hah?"
"Perkiraan gue aja sih. Eh? Lo kenapa?" Yeji memperhatikan wajah gue seksama lalu menempelkan salah satu telapak tangannya di jidat gue sedangkan satunya memegang telapak tangan gue.
"Lo keringatan tapi badan lo dingin gini. Kenapa? Terlalu dingin gak di sini? Mau pindah tempat duduk? Atau lo gugup?" tanya Yeji bertubi-tubi ke gue.
"Gugup kayaknya, Ji."
Yeji menghela napas lalu menatap gue tajam, "Jangan dibawa gugup gitu dong, Van. Gerakan lo bagus aja kok, gak perlu khawatir. Semangat!"
Gue bohong. Sebenarnya dari tadi badan gue sudah terasa gak enak. Hari ini cuaca sangat panas, sinar matahari sangat terik meskipun gue berada di dalam ruangan AC pun masih terasa panas. Ditambah gue langsung gladi kotor di sini, rasanya badan gue capek banget. Gue sebenarnya sudah gak sanggup buat bergerak, berdiri saja capek. Tapi gue gak mau lewatin gladi hari ini. Jadi, gue memaksakan diri.
"Ayo ayo, giliran kita!" seru Haechan ketika nama kelompok kami disebut. Somi dan Yeji ternyata sudah di depan. Gue perlahan berdiri, sedikit menarik ke bawah lengan cardigan yang gue pakai agar telapak tangan gue gak terlalu dingin. Baru beberapa langkah, badan gue sudah gak sanggup. Akhirnya gue ambruk gak sadarkan diri.
•••
"Weh, air air woy!"
Hal yang pertama kali gue dengar ketika tersadar adalah suara keributan seorang Renjun. Masih pusing, gue memilih untuk tetap rebahan di atas kasur UKS. Entah bagaimana dan siapa yang membawanya ke UKS, gue sudah gak bisa memikirkan itu. Badannya lemas.
"Minum dulu minum. Nih, ada sedotannya." Mau gak mau, gue mendudukkan diri. Meminum air mineral pemberian Renjun.
"Makasih." ucap gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
P E K A || Jaemin✓
Fanfiction[Revisi Setelah Selesai] "Tumbuhan aja peka, masa lo enggak?" "Ya kalau di gak peka, ya berarti lo salah kode di awal." "Atau lebih parah, dia peka. Tapi berlagak seolah tidak peka karena dia gak mau sama lo." Vania itu orangnya pesimis parah kalau...