Bagian 1 dari Bab 1

46 6 2
                                    

Kini aku telah berdiri di depan gerbang Akademi Mageia. WOW. Ini bahkan tak nampak seperti berpenghuni lagi. Benar-benar tidak bisa dipercaya. Lebih nampak seperti gerbang menuju dunia lain, sih, untukku.

Krieet...

Terkejoed aku tetiba. Gerbangnya buka sendiri, gaes. Daebak. Gak ada orang yang bukain gerbangnya, lho, gaes. Apa-apaan itu??

Eh, tunggu. Oh, ada pak satpam ternyata oh ternyata. Kaget daku sampe'an. Tapi, pasti pak satpamnya aja tuh punya sihir yang luar biasa. Buktinya, gerbang dengan ketinggian mencapai 40 m dan lebar total 60 m serta berat mencapai 50 kg, aja, bisa dia buka seorang diri dengan lancarnya.

~~~

Aura sihir yang sungguh luar biasa terpancar dari dalam begitu gerbang terbuka. Aku belum pernah merasakan kekuatan sihir sebanyak ini dalam satu tempat. Oh, tidak, aku pernah merasakannya.

"Hei, apa kau anak baru itu?" pak satpam itu mengejutkanku.

"Hm, nde."

"Baiklah, masuk. Sepertinya, kau sudah ditunggu di dalam."

Aku masih tidak percaya aku bisa masuk akademi ini. Padahal tipe sihirku adalah tipe yang biasa-biasa saja. Biasanya juga orang-orang dengan jenis sihir sepertiku hanyalah penyihir biasa.

~~~

Aku mulai mendengar sayup-sayup suara orang-orang ribut. Aku harap kehadiranku di sini tidak membuat kehebohan yang memalukan. Tidak, jangan, aku tidak sanggup. Itu pasti akan menjadi kenangan yang akan selalu diingat.

Dan menjadi kesan pertama yang tak terlupakan.

"Hey!" seseorang berteriak. Sontak aku menoleh mencari sumber suara.

"Kau pasti anak baru itu, ya?" aku pun mengangguk dan dengan tatapan yang mengartikan penuh kebingungan.

"Ayo, semua orang sudah menunggumu." dia pun menarikku entah kemana. Aku pun hanya bisa mengikutinya dari belakang. Entah mengapa aku merasakan kalau tanganku mulai terasa panas.

LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang