[4]

608 92 17
                                    

Jaehyuk melemparkan tubuhnya ke kasur. Dengan posisi telentang pria itu mengusap kasur dengan kedua tangannya sambil melihat ke langit-langit.

"Disini gak begitu buruk ternyata," ujar Jaehyuk.

Taehyun dan Asahi hanya melirik ke arah Jaehyuk lalu kembali melakukan kegiatan masing-masing. Dalam satu kamar ada 3 penghuni karena memang kamar di asrama itu cukup besar.

Kebetulan di kamar itu dihuni Jaehyuk, Asahi dan Taehyun. Jaehyuk yang bawel harus disatukan dengan kedua manusia kaku semacam Asahi dan Taehyun.

Jaehyuk memperhatikan Taehyun yang asik membaca buku yang tidak ia ketahui tahu buku apa itu, lalu memperhatikam Asahi yang sibuk dengan dunianya sendiri.

"Coba saja tadi aku memilih kamar sebelah saja, atau di kamar Yedam. Kasian anak itu pasti tertekan karena harus sekamar dengan Huening Kai, Junghwan dan Mashiho."

Kamar yang tadinya rapih kini sudah berantakan hanya dalam waktu 5 menit saja. Pelaku pembantaian kamar ialah Beomgyu, Jeongwoo dan Haruto. Dari semua kamar, kamar inilah yang paling rusuh karena harus menggabungkan ketiga anak yang hebohnya luar biasa.

"Nih kamar udah kayak kena angin topan aja," celetuk Jeongwoo terheran-heran. Padahal dia ikut dalam pembantaian kamar.

Beomgyu geleng-geleng kepala melihat seisi kamar. "Hayoo ngaku, siapa yang sudah memberantakan kamar kita?"

Haruto mengindikkan bahu, "Aku tidak tahu, pasti ada sesuatu yang tidak beres. Padahal kita ada disini daritadi tapi aku tidak melihat siapapun yang masuk memberantakan kamar ini."

Beginilah ciri-ciri orang yang tidak sadar diri.

Disaat Jeongwoo dan Beomgyu mengomel tentang isi kamar mereka yang berantakan. Haruto malah mengintip ke jendela yang menampilkan asrama wanita yang sangat dekat.

Dapat ia lihat ada beberapa wanita terbang sambil membawa tongkat sihir atau berlatih sihir di udara.

Haruto berdecak kagum melihat kemampuan para wanita itu. "Coba saja aku bisa kesana sekali saja, aku pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Mereka sangat hebat dan anggun secara bersamaan."

Di kamar ketiga ada Jihoon, Soobin, Junkyu dan Yoshi. Ketiganya memandang heran ke arah tembok lebih tepatnya tembok yang dibuat untuk membatasi kamar kedua dan ketiga.

"Mengapa mereka sangat berisik?" tanya Jihoon kesal.

"Benar, kalau begini aku tidak bisa tidur." Keluh Yoshi.

Sedangkan Junkyu sudah menikmati mimpi indahnya walau suara berisik dari kamar lain.

Samar-samar mulai terdengar juga suara berisik dari kamar keempat membuat ketiga pria di kamar kedua ini tertekan.

"Mengapa kita tadi harus memilih kamar ini?" gumam Soobin tertekan.

"Kalau tahu begini aku lebih baik memilih kamar paling ujung saja."

Dan berakhirlah ketiganya tidak bisa tidur dengan tenang karena suara bising dari kedua kamar di samping kamar mereka.

Sebenarnya kamar keempat ini harusnya sangat damai. Karena penghuninya ada Yedam dan Mashiho. Tapi berbeda cerita lagi jika Huening Kai dan Junghwan ikut disana.

Huening Kai yang petakilan dan suka berisik serta Junghwan yang suka meletakkan barang sembarangan bahkan merusak barang membuat Mashiho yang pecinta kebersihan tak berhenti untuk mengomel-ngomel.

Contohnya saja seperti sekarang. Yedam hanya bisa pasrah kala melihat kebisingan yang terjadi.

"Junghwan tangkap!" Kai melempar sebuah senter kepada Junghwan yang langsung dengan sigap pria itu tangkap.

Hap!

"Dapat!" seru Junghwan.

Kai turun dari kursi lalu mendekati Junghwan. "Kata Kak Taehyung kita harus jaga-jaga karena lampu kadang padam."

"Untung kita punya empat senter," ujar Junghwan mendekap dengan erat keempat senter itu.

Mereka berdua mengabaikan Mashiho yang mengomel-ngomel karena bekas makanan mereka tersisa di lantai.

"Kita simpan ini di dekat Yedam saja," usul Kai.

Junghwan mengangguk setuju, "Kau benar, aku bawa kesana dulu."

Junghwan berjalan mendekati Yedam. Pria itu menaruh satu persatu senter yang ia pegang di meja samping Yedam. Yedam hanya diam melihat apa yang dilakukan bocah itu.

Disaat senter terakhir ingin di letakkan tiba-tiba saja senter itu terlepas sendiri dari Junghwan hingga pecah. Junghwan membeku di tempat sambil mengerjapkan matanya.

Yedam dan Huening Kai memandang Junghwan tak percaya. Senter itu pecah!

"JUNGHWAN!" pekik Mashiho membuat ketiganya meringis.

Habislah Junghwan!

Dikamar terakhir ada Hyunsuk, Yeonjun, dan Doyoung.

Kamar ini bisa dibilang adem. Doyoung sudah terlelap dalam mimpi, Hyunsuk sibuk mengambil foto sedangkan Yeonjun sibuk bermain ponsel.

"Jujur saja aku bingung, bagaimana bisa kita berada di dunia yang bahkan bumi saja mereka tidak tahu?" ujar Yeonjun masih tak percaya.

Hyunsuk yang sibuk berpose menoleh, "Aku juga tidak tahu. Ini diluar logika namun inilah yang terjadi."

"Ini dunia sihir, aku yakin kita bisa cari jalan keluar untuk kembali ke bumi."

Yeonjun menghela nafas lalu berbaring ke kasur dengan menjadikan kedua tangannya pengganti bantal.

"Entah mengapa aku merasa sebenarnya semua ini sudah direncanakan. Ada seseorang yang sengaja menjebak kita untuk masuk ke bus itu lalu bus itu tiba-tiba membawa kita ke dunia ini."

"Entahlah, aku tak bisa berpikir apa-apa saat ini. Mending kau nikmati saja dahulu, ikuti alurnya."

Yah, ikuti saja alurnya. Entah itu sesuatu yang baik atau buruk, Hyunsuk berharap mereka bisa cepat-cepat kembali pulang ke bumi.

TO BE CONTINUE

NEXT OR NO?

DAPAT CERITA INI DARIMANA?

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN YAA-!! 1 KOMEN DARI KALIAN ITU MOOD BANGET BUAT AKU💙

Magic World |TXT TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang