Eleventh 🍁 I'll Take Care of U

431 102 199
                                    

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

"Sejeong-ssi!!"

Beruntung, Seongwoo berhasil menopang gadis manis itu sebelum tubuhnya terjatuh ke lantai.

"Hei, kau kenapa?" tanya Seongwoo pada Sejeong yang sedang menatapnya sayu ditambah peluh yang sudah membasahi wajah gadis itu.

"Sesak ...," ujar Sejeong lirih sambil memegangi dada kirinya.

Dengan sigap, Seongwoo menggendong gadis itu menuju mobil dan membaringkannya dengan hati-hati di kursi belakang.

"Bertahanlah, kita akan ke rumah sakit sekarang," ucap pemuda itu dengan napas memburu lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

"Jangan, Sunbae ... tolong antarkan aku ke rumahku saja ...." Gadis itu berkata dengan susah payah.

"Ya! Bagaimana bisa begitu? Kau harus segera mendapat pertolongan," protes Seongwoo.

"Aku tidak apa-apa. Aku ingin beristirahat di rumah saja."

"Tapiㅡ"

"Aku mohon, Sunbae ...."

Seongwoo menghela napasnya lalu dengan berat hati memenuhi permintaan gadis itu.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai juga di rumah Sejeong.

"Terima kasih atas tumpangannya, Sunbae. Kalau begitu aku masuk dulu." Sejeong turun dari mobil dengan perlahan lalu berusaha berjalan walaupun kepalanya masih terasa sangat berat.

"Aku antar sampai dalam," ucap Seongwoo sambil memapah gadis di sampingnya itu.

"Aku bisa sendiriㅡ"

"Kali ini aku tidak terima penolakan."

🍁🍁🍁

Saat ini Jungkook sedang belanja di minimarket langganannya dan netranya baru saja menangkap sosok yang tidak asing.

"Hyung!" panggilnya dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya.

"Kau memanggilku?" Taehyung bertanya dengan nada datar seperti biasanya.

"Tentu saja!"

"Kau siapa?"

Pertanyaan Taehyung barusan membuat Jungkook terperangah. Bukannya balas menyapa, pemuda itu malah bersikap seakan-akan tidak mengenalnya.

"Heol ... kau tidak mengingatku? Kau kan pernah menanyakan keberadaan Sejeong padaku, Hyung!"

"Oh, yang waktu itu." Taehyung terlihat baru mengingat kejadian itu. "Tapi, apa kita sedekat itu sampai kau harus memanggilku 'hyung'?"

"Ah, kau tidak suka ya. Maaf ... Sunbae."

Taehyung hanya mendengus pelan sebelum akhirnya melenggang pergi meninggalkan Jungkook.

Sepertinya, sifat dinginnya hanya hilang ketika bersama Sejeong saja.

"Woah, sepertinya julukan pangeran es memang tepat untuknya!" gerutu Jungkook setelah Taehyung keluar dari minimarket.

🍁🍁🍁

Tadinya Seongwoo berniat pulang setelah mengantarkan Sejeong ke dalam rumahnya, namun kejadian barusan membuat pemuda itu seketika mengurungkan niatnya.

Untuk kedua kalinya, ia kembali menyaksikan gadis itu terbatuk tanpa henti hingga cairan berwarna merah pekat keluar dari mulutnya.

'Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirimu?' batin Seongwoo dalam hati sambil menatap gadis di hadapannya itu dengan tatapan khawatir.

Setelah beberapa kali dikompres dengan air hangat, Sejeong akhirnya terlelap dan tidak terlihat kesakitan lagi. Hal itu membuat Seongwoo bernapas lega.

Dengan sabar, pemuda bermarga Ong itu terus berada di sisi gadis itu dan menunggunya hingga terbangun.

Baru saja ia hendak ikut tertidur, namun pergerakan dari gadis di hadapannya itu membuat ia kembali membuka matanya.

"Bagaimana? Kau sudah merasa baikan?" tanyanya setelah melihat Sejeong sudah dalam keadaan sadar.

Sejeong tersenyum lalu mengangguk lemah. "Maaf selalu merepotkanmu, Sunbae ...."

"Tidak, jangan berkata seperti itu."

"ㅡKau ... baik-baik saja, 'kan?" Seongwoo bertanya sambil berharap dalam hati bahwa gadis itu akan berkata 'tidak apa-apa' seperti biasanya.

Namun, yang ada gadis di hadapannya itu hanya terdiam sambil menunduk. Bahkan, perlahan cairan bening mulai menggenangi kedua netranya.

"Ah, kalau kau keberatan untuk mengatakannya padaku, tidak masalah," lanjut Seongwoo cepat. Ia merasa tidak enak pada Sejeong atas pertanyaannya barusan.




"Aku ... sakit TBC."

Perkataan Sejeong sontak membuat pemuda itu terkejut.

Bukannya ia tidak pernah mengira hal ini sebelumnya, namun ketika kata-kata itu keluar dari mulut gadis yang ia cintai, hatinya terasa seperti tertusuk duri.

Seongwoo masih diam tak memberi respon apapun.

Dari suara Sejeong yang bergetar saat mengatakannya tadi, Seongwoo tahu bahwa gadis itu ingin menangis.

Perlahan, Seongwoo yang sedari tadi ikut menunduk mengarahkan pandangannya pada gadis di hadapannya. Terlihat dengan jelas di netra pemuda itu kalau Sejeong sedang berusaha sebisa mungkin untuk bersikap tegar.

Tangan Seongwoo pun terulur menyentuh bahu gadis di hadapannya. "Tidak apa-apa. Kau tidak harus menahannya, Sejeong-ssi."

Tangis Sejeong pecah juga.

Pemuda bermarga Ong itu merengkuh sang gadis ke dalam dekapannya sambil sesekali menepuk-nepuk pelan punggung gadis itu.

Cukup lama gadis manis itu meluapkan semua kesedihannya. Setelah ia sudah tenang, barulah Seongwoo berani membuka suara kembali.

"Sejak kapan kau mengetahui hal ini ...?"

"Sudah lama," sahut Sejeong singkat.

"Jangan bilang ... sejak saat itu?" tanya Seongwoo mengacu pada saat dirinya melihat gadis itu terbatuk hingga mengeluarkan darah di restoran tteokbokki.

Sejeong tidak menyangkal pertanyaan tersebut.

"Kalau begitu, kau pergi ke Amerika untuk berobat?"

"Iya. Tapi ...."

















"---Kata dokter sudah terlambat."

🍁🍁🍁

To Be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued

autumn memories | kth [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang