5 - TUAN PRAMUDYA

129 104 14
                                    

Dua hari telah berlalu setelah kemunculan Rudi yang tiba tiba. Adira mengaduk aduk nasi goreng di hadapannya sembari menatap kosong ke arah depan. Kembalinya Rudi adalah sebuah ancaman besar bagi keluarga Adira.

"Kenapa lo?" Bingung Dania melihat sahabatnya sedari tadi hanya mengaduk aduk makanannya.

Tak ada balasan dari Adira membuat Dania mendecak kesal. Dania mengalihkan pandangannya menatap Jiro yang tengah sibuk menyantap bakso.

"Sstt," desis Dania memberi kode.

Jiro yang langsung menyadari menaikkan satu alisnya. Dania menggerakkan kepalanya ke arah Adira memberi kode untuk kedua kalinya.

"Kenapa harus gue," pekik Jiro lirih.

Dania memberikan sorot tajam membuat nyali Jiro seketika menciut. Jiro melengos pasrah, lebih baik ia menurut saja daripada mendengar ceramah panjang dari Dania.

Jiro berpikir keras mencari topik yang pas untuk Adira.

"Lo udah nyerahin formulir seleksi ke pak Sandi, Ra?" Tanya Jiro basa basi.

Sebenarnya Jiro sudah mengetahui bahwa Adira sudah menyerahkan formulir seleksinya pagi tadi sebelum bel berbunyi, tapi hanya itu kalimat yang nyangkut di otak Jiro.

Adira mendesis pelan menatap Jiro malas. Ia meneguk es tehnya sebentar sampai habis, kemudian membuka suara.

"Basa-basi?" Tebak Adira.

Adira meletakkan gelas bekas es teh yang sudah ia habiskan di atas meja.

Adira terkekeh pelan melihat Jiro yang seperti orang kebingungan mencari topik baru, memang tubuhnya tak bereaksi, tapi dapat terlihat dari sorot mata Jiro.

"Lo nggak ikut?" Tanya Adira balik.

Jiro menggelengkan kepalanya pelan.

"Siapa bilang gue nggak ikut. Tidak ada sejarahnya seorang Jiro Erlangga orang paling ganteng di dunia nggak ikut olimpiade sains," sahut Jiro membanggakan dirinya.

"Otak gue kan pinter, nggak kayak Dania, otaknya cetek," tambah Jiro mengolok Dania.

Dania melotot tak santai mendengar ucapan Jiro yang mengolok oloknya.

"Apa nggak terima?" Sungut Jiro mendapati Dania yang tengah menatapnya tak sedap.

"Nggak!" Balas Dania cepat dengan penuh penekanan.

Jiro menatap Dania sinis.

"Berikan satu contoh asam lemah!" Ucap Jiro cepat sengaja ingin membuat Dania kebingungan.

"Hah?" Refleks Dania.

"Tuh kan, otak lo cetek."

Tawa Adira dan Jiro seketika lepas begitu saja melihat Dania kelimpungan mencari jawaban dari pertanyaan Jiro.

"Sialan!" Kesal Dania menjitak kepala Jiro dengan keras membuat Jiro meringis kesakitan.

Selain sahabat dari Sagara, Andra, dan Arga, Jiro juga sahabat dari Adira dan Dania sejak mereka masih duduk di bangku SMP.

*****
Kembalinya Rudi tidak hanya membuat Adira khawatir. Bahkan Sagara pun sampai sekarang masih sangat gelisah karena kemunculan Rudi yang tiba tiba.

Hal ini sama sekali tidak mereka duga. Setelah menghilang selama enam tahun, tiba tiba Rudi Admaja muncul kembali.

Apakah kembalinya Rudi Admaja pertanda buruk? Karena kembalinya Rudi Admaja pasti ada maksut tertentu. Dan itu pasti maksut jahat.

Tapi, atau malah kembalinya Rudi Admaja adalah pertanda baik? Karena keluarga Pramudya dapat membalaskan semua dendam yang mereka pendam selama ini.

Apapun itu, saat ini keluarga Pramudya akan menghadapi ancaman yang sangat besar. Mungkin saja akan terjadi tumpah darah bahkan kematian.

DIRANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang