"....."
"Ayah jangan, Ayah jangan pergi" Ucap Sabina dengan lirih di dalam tidurnya
"Sayang maafin Mamah ya, maafin Kakak juga kita berdua salah gak ngasih tau kamu sayang, maaf maafin Mamah mu yang bodoh ini"
"...."
Tok tok tok
"Assalamualaikum"
"waalaikumsallam, oh temen Sabina ya?? Masuk masuk! Sabinanya belum sadar" Jelas Ibu Sabina
"Ah ga papa kok tante, iya kami semua teman Sabina dan kami semua turut berduka cita atas kepergian Alm. Tuan Anugrah"
"Ah iya, makasih"
"Oh silakan duduk" Lanjut Ibu Sabina
"Iya tante"
Mereka pun duduk dan mereka semua memandang sendu kearah Sabina yang sudah tidak sadarkan diri dari kemarin
"Maaf kami baru datang menengok Sabina tante" Ucap Zahra memulai percakapan
"Ah ga papa kok tante paham"
"Tolong, tante titip Sabina ya? Pasti sikap dia bakalan berubah drastis dan saya mohon jangan pernah mengungkit ungkit soal Ayahnya"
"Iya tante kami mengerti dan paham, tenang aja tante kami bakalan jagain Sabina ko sama kita kita juga gabakalan ngejauhin Sabina walaupun sifatnya entar berubah" Jelas Dhira
"Memang Sabina gak salah pilih berteman ya" Ucap Ibu Sabina sambil tersenyum
Mereka yang ada di dalam ruangan itu hanya diam karena tidak ada lagi ada topik pembicaraan yang di bahas
"Ayah, jangan pergi Ayah" Gumam Sabina dalam tidur panjangnya
Semua orang pun panik dan heboh mendengar gumaman dari Sabina
"Tekan bel nya tekan" Panik Ibu Sabina
Tet tet tet
Setelah beberapa saat di tekan bel nya Dokter pun datang, Sabina pun di priksa oleh Dokter
"Sepertinya beberapa saat lagi Nona Sabina akan segera siuman Ny. Anugrah" Terang Dokter Davit
Semua orang yang ada di sana akhirnya bernapas lega karena mendengar keterangan tersebur
"Huh akhirnya, semoga gak terjadi apa apa lagi ya?"
"Amin"
Beberapa menit kemudian terdengar suara dari arah ranjang yang Sabina tempati
"Ayahh~"
"Jangan pergi Ayah~"
"Hiks hiks Ayah hiks jangan pergi"
Semua orang yang ada di sana pun bergegas menghampiri Sabina "Bibin jangan sedih, kita ada di sini bakalan nemenin lu ko" Ucap Dhira sambil memegang tangan Sabina dengan erat
Yang lainnya hanya mengangguk mengiyakan ucapan Dhira
'Aku mohon jangan pernah bikin aku khawatir lagi Bina' Batin salah satu yang ada di sana
Sabinapun membuka matanya dan bergumam "Aku di mana?" tanya Sabina
Semua orang yang ada di sana menyuruh Dhira yang dekat dengan bel tanda darurat untuk menekannya "Dhir teken bel nya"
Dhira pun menekan bel dan beberapa menit kemudian terdengar suara pintu terbuka oleh Dokter Davit beserta suster yang mendampingi nya. Mereka semua menuggu sebentar Dokter Davit memeriksa Sabina
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAHAGIAAN
Romansa❌Mengandung adegan kekerasan ❌tidak boleh dibaca oleh umur 15 kebawah ❌banyak typo dan sebagainya ❌dilarang meng copy ??? ----- 'ini tidak adil, apa hanya aku yang menderita seperti ini berkali kali, aku hanya ingin semuanya berjalan dengan semestin...