Oh...Ternyata (1)

721 13 0
                                    

"Kiri, Pak"

Secara perlahan supir angkot berhenti mengemudi di pinggir jalan dan Stella yang duduk di belakang supir segera memberikan uang lalu supir mengambil dan Stella keluar dari angkot. Stella berdiri di depan gerbang perusahaan dan melihat terus. Kantor tersebut tidak tingkat seperti yang digambarkan pada umumnya tetapi cukup luas untuk sebuah kantor. Stella yang mencari tahu sedikit tentang kantor yang akan didatangi tahu walaupun kantor tersebut tidak tingkat tetapi bukan berarti tidak terkenal. Stella melihat pos satpam yang berada di dekat gerbang maka Stella berjalan masuk dan melihat satpam yang baru saja menunduk dengan tersenyum kepada pengemudi sebuah mobil yang melintas keluar melewati satpam. Satpam melihat Stella maka segera menyapa Stella.

"Selamat pagi. Apa ada yang bisa dibantu?"

"Kemarin saya mendapatkan telepon dan disuruh datang ke sini untuk interview"

"Mohon maaf. Bisa saya pinjam KTP Ibu?"

Stella mengambil dari dalam tas dan memberikan KTP kepada satpam. Satpam mengambil dan membaca sebentar dalam hati data diri Stella di KTP.

"Baik. Ibu bisa jalan terus dan ada belokan nanti belok kanan. Di sana ruang interview"

"Terima kasih"

Satpam tersenyum lalu Stella berjalan pergi menuju ruang yang dimaksud dan masih menoleh ke kiri ke kanan karena agak sepi. Stella mengingat kembali alur jalan yang dikatakan satpam tadi.

"Belok kanan, bukan?" pikir Stella.

Stella melihat jalan di depan dan coba berjalan lebih dalam lagi. Ada belokan kanan maka Stella berjalan mengikuti alur dan menuju sebuah ruangan kaca yang di dalamnya ada beberapa karyawan. Stella berdiri di depan ruang tersebut dan mengatakan maksud kedatangan sehingga salah satu karyawan mengajak Stella untuk ke ruang interview. Pukul 13.00. Interview selesai dan Stella pulang lalu merasa lapar dan makan lebih dulu. Pukul 14.00. Stella memasak seadanya dan memikirkan kembali tahap interview yang tadi dijalani.

"Semoga sekarang tidak kembali gagal. Gue tidak salah menjawab, bukan?" pikir Stella.

Selesai memasak Stella duduk di atas kursi dan meletakkan piring berisi makanan di atas meja dengan saling telepon.

"Kak Loly selalu mendoakan untuk kamu apalagi selama ini kamu terus mencari"

Stella mendengar helaan nafas Loly di dalam telepon.

"Seandainya ada lowongan maka Kak Loly akan membantu kamu untuk bisa masuk kerja di sini" lanjut Loly.

"Sudah tidak apa apa"

"Aku mendengar sebentar lagi direktur akan datang"

"Direktur?"

"Anak Presiden Direktur"

"Penasaran. Pasti galak"

Loly tersenyum.

"Bukan tentang hal tersebut. Lebih tepat disiplin dan menuntut loyalitas lebih daripada presiden direktur"

"Pak Venus ya?"

"Benar. Pak Venus. Aku juga mendengar cara kerja Direktur lebih detail daripada Presiden Direktur "

"Baiklah. Kak Loly selamat bekerja"

"Aku juga sudah mau keluar dari toilet"

"Baiklah"

Loly dan Stella mengakhiri telepon lalu Loly berjalan keluar dari toilet dan menuju ruang kerja. Loly kembali bekerja. Pukul 15.00. Presiden direktur, direktur dan manajer. Loly melihat mereka berjalan melewati semua divisi hingga di divisi tempat Loly bekerja. Manajer tampak sibuk menjelaskan beberapa yang entahlah Loly kurang memahami karena pembicaraan menyangkut antar atasan. Loly melihat beliau. Ya. Direktur yang begitu serius mendengarkan dan sesekali bertanya kepada manajer lalu sesekali presiden direktur yang menjawab dan mereka berdiri di depan Loly.

Love Star (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang