Bagian 1

88 30 35
                                    

Pagi ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya, belum ada hal istimewa yang menimpaku. Apapun yang ku lakukan setiap harinya sangatlah monoton. Mulai dari bangun tidur, mandi, sarapan itulah hobiku haha... Hobi? Semua orang juga lakuin itu,
dasar bodoh.

Namaku Unaysa Yasdan Kasavane seperti pelajar lainnya aku di sibukkan dengan hal-hal sekolah. Bangun pagi, berangkat pagi, coba saja ada sekolah yang berangkat tengah malam. Mungkin, sekolah paranormal hihihi... Ish kok serem yak. Hari ini adalah hari yang paling melelahkan sepanjang sejarah. Entah mengapa hari ini sangat di sakralkan oleh kebanyakkan murid jeng...jeng...jeng yups! inilah hari senin. Saat pagi hari, semua murid di wajibkan berbaris dengan berpakaian rapi berpanas-panas ria bersama mentari pagi. Setelah upacara kelasku langsung di sambut hangat oleh pelajaran yang ku musuhi sejak bangku SD. Apalagi kalau bukan matematika di tambah bonus guru killer hmm... Mantap betul hari ini.

Derap langkah kaki guru killer pun terdengar, bayang-bayangnya menghiasi lantai luar kelasku. Dengan sedikit lirikkan mautnya ia menatap seisi kelas dan langsung duduk tanpa mengucapkan selamat pagi anak-anak.

"Kumpulkan tugas minggu kemarin." begitulah kalimat favoritnya. Jika, di lihat dari wajah teman-teman kelasku aku dapat menebak mereka yang grusak-grusuk tak karuan tandanya belum menyelesaikan tugasnya.

"Apa kalian gak dengar? Kumpulkan saat ini juga!" nada Bu Lira meninggi.
Tak ingin menjadi mangsanya diriku dengan sigap maju dan menaruh buku tugasku di meja yang ia duduki. Sekilas ku melirik Bu Lira tersenyum tipis saat ia tersenyum seperti itu image killernya langsung luntur. Mungkin ia menjadi guru killer agar muridnya disiplin bukankah setiap perbuatan pasti ada alasannya.

~~~~~
"Unay ke kantin yuk! Gua dah laper gara-gara tuh guru killer, cantik-cantik kok sadis ya." ucap Angel. Angelina Raine Matteo adalah teman akrabku selama aku sekolah di sini.

"Hmm... Ok kali ini kamu gak lupa kan?" ucapku dengan mengedipkan sebelah mata.

"Apaan yak? Perasaan incess kagak punya utang ama situ." ucapnya sambil nyengir melihatkan gigi gingsulnya.

"Gak usah pura-pura lupa, ntar aku doain amnesia baru tau rasa kamu."

"Iya iya santai girl! Gua traktir bakso mang Dede yang super duper spesial seantero sekolah."

Diriku langsung mengangkat kedua tangan serasa berkata yeyy... Sesampainya di kantin, aku langsung menuju bangku kesayangan yang biasa kami duduki. Entah mengapa, bagiku tempat duduk ini begitu nyaman. Jika ku lihat ke depan yg mataku tangkap adalah pemandangan taman sekolah dengan bunga-bunga indah dan satu air mancur yg terdapat patung Unicorn. bagiku air mancur itu adalah primadona di taman ini. Sungguh indah sepasang kupu-kupu yang berlari mengejar satu sama lain layaknya cinta yang tak bisa terpisahkan walau sedetik. Ku slalu berhayal pangeran kuda putih akan datang menghampiri putri cantik ini membawakan bunga mawar mengajakku jalan-jalan keliling hutan bersama kuda putihnya hmm... Sungguh indah khayalanku.

"Yuhuu... 2 mangkok bakso super duper miper mang dede sudah siap." Angel meletakkan 2 mangkuk bakso di ikuti mang Dede yang membawakan 2 gelas es teh manis.

"Terima kasih mang." ucapku seraya tersenyum kepada mang Dede.

"Ehem... Yang di sini kagak di ucapin gitu." Angel mencolek pundakku dan matanya itu ohh... Benar-benar membuatku ingin muntah.

"Iya iya terima kasih Princess Angel yang cantik jelita jelmaan susana."
Angel hanya memanyunkan bibir imutnya saat mendengar kata-kataku.

Kami berdua menikmati makanan masing-masing dengan tenang. tapi, detik berikutnya suasana kantin menjadi gaduh. Terlihat segerombolan wanita seperti mengerumuni seseorang. Sebagian teriak-teriak tak jelas, sebagian sibuk merapikan penampilan, dan yang lain sibuk memotret seseorang layaknya Shawn Mendes yang datang dadakan ke sekolah ini.

UnbreakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang