Bagian 7

11 3 0
                                    

Di sebuah ruangan lembab yang terdapat satu meja bundar dan hanya di beri penerangan satu lampu redup. Di sana terdapat beberapa orang yang sedang membicarakan suatu hal.

"Selamat datang di markas baru. Tempat ini jauh lebih aman daripada sebelumnya." ucap seorang pria paruh baya.

"Saya minta supaya kejadian waktu itu tak lagi terulang. Saya tak mau organisasi ini hancur akibat ulah kecil kalian. PAHAM!" ucap pria tadi. Dari jas yang di kenakan hanya tertera nama Mr Z.

"Paham!" ucap para anak buahnya.

Tiba-tiba pintu terbuka dan memperlihatkan sosok laki-laki yang masih terbilang remaja. Ia memiliki paras yang rupawan. Tinggi semampai, hidung mancung, mata hazel yang meluluhkan, dan rambut coklat terangnya itu.

"Wow...bisa kah kalian tidak menatap ku seperti itu." ucapnya dengan tersenyum.

"Cepat duduk!" ucap Mr. Z dengan sedikit bentakan.

Remaja tersebut berjalan dengan gaya yang menyebalkan. Ia menarik kursi dan duduk dengan satu kaki yang di silangkan.

"Baik, saya mulai lagi. Tugas kalian hanya membunuh. Tapi, kalian harus ingat. Kita di sini hanya membunuh orang-orang yang memang jahat."

"Kita membunuh tak memerlukan identitas. Dan saya mau kalian menjalani kehidupan dengan normal. Jangan sampai ada satu mulut saja yang membahas tentang organisasi ini."

"Sudah itu saja yang mau saya sampaikan. Selalu berhati-hati jangan bocorkan identitas satu sama lain. Kalian semua boleh pergi."

Semua orang berdiri dan keluar dengan tertib.

"Kecuali kau." ucap Mr Z menunjuk laki-laki yang tadi.

Setelah semuanya pergi dari ruangan itu Mr Z langsung duduk di kursi kebesarannya.

"Aku ingin kau membawa gadis ini." ucap Mr Z sambil menyodorkan sebuah foto.

Remaja tadi menerimanya dan melihat sekilas foto itu. Lalu, ia menaruhnya ke tempat semula.

"Seberapa berbahaya dia sehingga kau menyuruhku?"

"Dia tak seperti yang kau lihat. Dia sedikit gila, kau harus berhati-hati padanya. Dia bukan gadis yang normal."

"Ohh...begitu ya? Kau tak perlu khawatir. Masalah seperti ini pasti bisa ku atasi."

"Haha...Jangan terlalu sombong. Apa kau ingat kalau kau hampir gagal membunuh lelaki di penggilingan itu."

Remaja tadi menaikkan sebelah alisnya dan mengingat kejadian itu. Lalu, ia tersenyum sambil melipatkan kedua tangannya.

"Aku sudah bilang. Aku tak gagal, hanya saja ia tak memberitahu ku kalau ia memasang jebakan. Lagi pula aku berhasil membunuhnya."

Mr Z memperlihatkan deretan gigi putih nan rapi miliknya. Ia menepuk pundak remaja tersebut dengan tatapan penuh kepercayaan.

"Dirza, aku serahkan tugas ini padamu. Jangan biarkan gadis ini menyakiti siapa pun. Aku mau kau membawanya tanpa membunuhnya."

"Siap, lagi pula aku tak akan menyakiti perempuan. Kecuali dia benar-benar ingin diberi pelajaran."

"Aku akan mengirim mu ke sekolah di mana gadis itu berada. Aku sudah mengurusnya dari jauh-jauh hari. Maaf jika aku memberi tahu mu sekarang."

"Itu tak masalah Mr Z. Kapan pun kau memberiku tugas aku akan siap. Aku permisi dulu."

~~~~~

Dirza ingin berjalan-jalan sebentar. Ia baru tiba kemarin di kota ini. Jadi, ia harus segera beradaptasi dan menghafal jalanan di kota ini.

UnbreakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang