[]
Yoongi sedang berjalan di pinggir lapangan sambil menyedot es degannya.
Namun kemudian sebuah bola sepak melambung keras kearahnya hingga mengenai pinggang membuatnya oleng dan terjatuh.
Yoongi menatap bajunya yang basah es degan. "Es degan ku!!?" jeritnya. Es degan yang ia damba dari istirahat pertama hingga istirahat kedua saat terik begini tumpah begitu saja!? Mana itu uang terakhirnya lagi, ingin Yoongi teriak.
Ia menatap sengit ke lapangan dimana anak-anak futsal menatapnya.
"SIAPA YANG MENENDANG BOLA SEMBARANGAN!?" teriaknya masih dengan posisi semula saat terjatuh tadi—seperti putri duyung diatas batu besar—.
"Mulutmu kecil, tapi suaramu benar-benar menggelegar seperti alumunium diseret"
Yoongi menatap makhluk paling menyebalkan sepanjang sejarah yang berdiri di depannya. Park Jimin.
"Jadi kau yang menendang bola hingga membuat es degan ku jatuh!? Iya!?" tuding Yoongi.
Si pemuda Park menatap Yoongi aneh. "Lalu kenapa? Salahmu sendiri lewat saat anak futsal sedang bermain"
"Ini bukan sekolahmu brengsek! Jadi terserahku!"
Jimin tertawa mengejek. Menyugar rambutnya ke belakang, bermaksud menggoda Yoongi. Eh, yang menggelepar malah cewek-cewek yang lewat.
"Heh, kau tak tahu? Ini sekolah yang mendirikan kakek buyutku. Dan sekarang ayahku adalah kepala sekolahnya." ucap Jimin pongah
Yoongi mencibir. Ikut berdiri dan melipat tangan di dada. "So? Kau tak dengar aku bilang sekolahmu? Kau tuli? Ini bukan sekolahmu. Ini punya leluhurmu dan sedang dibawah pimpinan ayahmu! Kau sama sekali tak ikut andil dalam masalah ini. Jadi jangan berlagak sombong kau!"
"Tapi kelak ini akan menjadi sekolahanku!"
"Kelak. Berarti bukan sekarang. Bukan saat ini. Kau hanya menumpang tenar saja. Mengerjakan aritmatika sederhana dan menghitung harga alpha yang terionisasi saja mendapat 0! Bagaimana mau memegang kendali dari seluruh siswa!? Ingat ya, perbaiki dirimu dulu jika mau sombong! Kau jelek, tak ada yang bisa disombongkan dari kejelekan. Dasar bangsat!"
Jimin terpaku. Ia merasa marah saat mengatai ia hanya numpang tenar. Di sisi lain, ada sesuatu yang merasuk dalam hatinya dan membuatnya merinding hebat. Yoongi benar. Dia mengerjakan fisika saja tidak bisa. Apalagi harus mengambil alih sekolahan ini. Tidak, sekali lagi Yoongi benar. Ia harus memperbaiki dirinya dulu.
Jimin menunduk. Mengambil nafas sekali. "Oke. Kau menang. Aku minta maaf. Jadi, aku harus apa?"
Yoongi tersenyum sombong.
'Wah, aku bisa bijak ternyata'"Karena kau menjatuhkan es degan ku. Ganti. Belikan dua. Kalau habis, belikan soda. Dua juga. Cepat! Sebelum itu—kau harus membersihkan bekas es degannya!" titah Yoongi sambil menunjuk ke wadah es nya yang terguling dan degannya yang berceceran.
"Membersihkannya ya?" gumam Jimin.
"Iya. Cepatlah lalu belika—ahh!"
Bangsat.
Bajingan.
Bagaimana bisa Jimin malah menjilat dadanya yang ketumpahan air es!?
Yoongi melotot kaget. Segera menjauhkan kepala Jimin. Sekeliling mereka memandang horor. Tak sadar saja, mereka menjadi sorotan sedari Yoongi jatuh tadi. Dan sekarang!? Karena tindakan tak senonoh Jimin membuatnya jadi bintang dalam sekejap.
"Kau yakin ketumpahan es kelapa? Tapi dadamu rasanya susu"
Semua di sekeliling Yoongi pingsan, tak kuat mendapat tontonan gratis macam itu.
Iya, semua.
Juga Jimin yang kepalanya habis dipukul Yoongi hingga tak sadarkan diri.
"PARK JIMIN SIALAN! MATI SAJA KAU!!"
[tbc]
Minyoon :)
![](https://img.wattpad.com/cover/169065970-288-k974068.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Bear | Taekook [disc.]
FanfictionBaby Bear, adalah suatu kelainan yang membuat penderita menjadi seorang anak kecil-atau bahkan balita-saat melihat beruang. Entah itu nyata atau animasi, kue, mainan, boneka dan apapun itu. Penderita akan tiba-tiba menyukai coklat-kue, coklat panas...