5. Benci?

10.7K 1.9K 304
                                    

[]

Jungkook merengut di dalam mobil Taehyung, sedangkan yang punya mobil tersenyum tak jelas. Oh, mereka sedang dalam perjalanan ke sekolah dengan Jungkook yang dipinjami seragam Taehyung.

Mau tahu kenapa keadaan dua bocah ini berbeda?

Jadi begini, saat Taehyung menggodanya dengan kata-kata 'mau melihat saat dalam mode liar?', ia tak benar-benar melakukannya, hanya sedikit sih hehe :). Taehyung mendekati Jungkook yang ketakutan diatas tempat tidur. Merangkak lambat seakan mau memangsa dan membuat Jungkook hampir menangis lalu menghentikannya dan tertawa terbahak. Dan hingga saat ini, Jungkook ngambek padanya.

"Sudahlah Jung, aku hanya bercanda tadi. Kau sensi sekali sih!" Taehyung melirik Jungkook yang cemberut.

Taehyung kemudian berbelok memasuki gerbang sekolah dan memarkirkan mobilnya.

Dalam sekejap, pandangannya menjadi dingin.

"Keluar"

Jungkook menoleh kearah Taehyung yang bersuara tajam. "Kau kenapa?"

"Tuli? Kubilang keluar! Sudah terlambat"

Jungkook menggeram, lalu melepas seatbeltnya. Belum sempat ia membuka pintu mobil, Taehyung menariknya mendekat. "Saat di sekolah, aku tetap menjadi sekbid kedisiplinan sayang. Kalau diluar sekolah, kita bisa berkencan sesukamu. Jadi harus profesional. Oke?" bisik Taehyung.

Jungkook menggeram, menyentak tangannya. "Terserah!" lalu keluar mobil dengan cepat. Meninggalkan Taehyung yang tersenyum tampan menatap Jungkook yang pergi.

"Selamat pagi calon istriku"

*

Jam istirahat, Jungkook pergi ke kantin. Padahal biasanya ia memilih mengasingkan diri di atap atau taman belakang. Ia menuju ke counter untuk memesan menu makan siangnya. Dan semangkuk ramen pedas dan es teh menjadi pilihan. Setelah dilayani, ia membawanya ke meja kosong di samping tembok dan mulai menikmatinya.

Ramen yang dalam suapan pertama hingga ke duabelas terasa sangat nikmat, tiba-tiba Jungkook ingin memuntahkannya kembali. Bukan apa, namun karena matanya lah yang membuat begini. Harusnya ia tak melihatnya agar perutnya tak mual. Agar dadanya tak sesak seperti ditimpa beton. Agar matanya tak panas dan berakhir menangis lagi.

Ya, harusnya Kim Taehyung tidak berada disana—,di depan counter dengan memeluk mesra pinggang Han Yeonsa dan tertawa bersama sehingga menjadi tontonan semua warga kantin.

"Kau mau apa hum?" Taehyung bertanya dengan mencolek dagu Yeonsa, membuat wanita cantik itu tertawa manis.

"Samakan padamu saja Taehyung, aku ikut maumu" jawabnya dengan lembut, Taehyung tersenyum.

"Baiklah cherry, apapun untukmu" balas Taehyung lalu mengusakkan dahinya di pelipis Yeonsa.

Semuanya tak luput dari pandangan Jeon Jungkook. "Kau tadi pagi memanggilku sayang, sekarang kau punya kesayangan lain huh?" bisiknya.

Jungkook mendengus malas. Mengabaikan rasa sesak yang semakin menggelegak. Menyulut satu batang nikotin dan menyesapnya lamat-lamat. Persetan dengan bisikan siswa lain yang terganggu. Hatinya lebih terganggu.

Ia terlalu menikmati rokoknya sampai tak menyadari Taehyung dan Yeonsa sudah berdiri di sampingnya.

"Dilarang merokok di sekolahan Jeon"

Jungkook memejamkan matanya saat mendengar suara yang sialan itu.

"Terserahku. Kau mau apa? Menghukum? Melaporkan pada BK? Aku tak peduli. Apa urusanmu?" balasnya sengit. Menyesap rokok dalam-dalam.

"Aku anggota kedisiplinan, jadi aku harus menertibkan siapapun yang melanggar peraturan sekolah"

Jungkook berdiri dari kursinya, menghembuskan asap rokok di wajah Taehyung.

"Menertibkan? Apa yang kau tahu soal ketertiban huh?! Kau hanya mengangung-agungkan jabatanmu itu. Kau pikir apa yang kau lakukan itu termasuk benar? Kau bahkan tak hafal peraturan sekolah bukan?"

Taehyung nampak hendak membalas, namun Jungkook lebih cepat.

"—peraturan nomor 25B, dilarang berciuman dengan siapapun termasuk guru. Hukuman akan mendapat poin 50 atau skorsing satu minggu. Dan yang kulihat—"

Jungkook mendekat, memicingkan mata dan tertawa culas. "—ada bekas lipstik di kerah bajumu dan ciuman di leher. Right?"

"—jadi sebelum kau mengatur orang lain, mengaca dulu Kim. Kau sudah pantas untuk membuka mulut atau belum, atau tidak sama sekali!"

Lalu menggumam 'jalang' yang ditujukan pada Yeonsa, membuat seisi kantin terkejut dengan perdebatan ini. Jungkook melangkah pergi setelah mendorong keras dada Taehyung dan membuang rokoknya sembarangan.

Berlari tak tentu arah dan berakhir di taman belakang. Menangis. Selama ini, tak ada yang tahu ia seperti apa. Jungkook hanya—kesepian.

"Hiks, kalau kau saja seperti bajingan begini, lalu kenapa saat itu melamarku bangsat!?"


Disisi lain, Taehyung terpaku di tempatnya dan Yeonsa yang marah karena dikatai jalang.

"Siapa sih Tae? Sialan sekali!"

Taehyung mengabaikan teriakan Yeonsa. Yang dipikirannya sekarang hanyalah Jungkook. Fokusnya tadi hanyalah pada mata Jungkook yang merah dah berkaca-kaca, serta suaranya yang bergetar walau mencoba membentak.

'Jungkook, maaf'

[tbc]

Heuheuheuheu
:"

Baby Bear | Taekook [disc.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang