7. Sorry

11.2K 1.9K 178
                                        

[]

Kembali pada Jungkook yang sedang duduk menyembunyikan wajahnya di lutut. Ia lelah menangis.

"Dia bilang dia akan membuatku mencintainya! Bahkan sebelum dia berhasil, dia malah membuatku semakin muak padanya! Bajingan!" Jungkook menggumam. Melempar asal kerikil kecil yang berhasil dijangkaunya.

"Dasar brengsek. Kau harusnya mencoba menarik perhatianku. Aku membencimu!!"

"Hati-hati sayang, kau hampir mengenai masa depanku" suara kekehan membuat Jungkook mendongak.

Tampak Kim Taehyung yang sedang memegang batu bata yang dilempar Jungkook tadi menatapnya lembut. Bajunya kusut, seperti habis berlari.

Jungkook mendelik tajam, berdiri. "Mau apa kau bedebah?! Pergi sana. Mengganggu saja!"

Taehyung melempar batu batanya ke samping dan menepukkan kedua tangannya yang kotor. "Aku mencarimu, ternyata kau disini"

"Untuk apa mencariku? Tak biasanya anak teladan sepertimu mencari berandalan macam aku. Oh iya, kau sekbid kedisiplinan ya, mau menghukumku? Karena aku membolos pelajaran? Kau sendiri membolos, tapi kenap—"

Jungkook menarik nafas dari mulut saat Taehyung melepas ciuman sepihak mereka.

Tinju mentah melayang begitu saja pada perut Taehyung, membuatnya mundur sambil meringis. "S-sakit sayang—"

"Sayang kepalamu pitak! Aku bukan sayangmu! Beraninya kau menciumku daras bajingan!" Jungkook berteriak bersungut-sungut, marah luar biasa. Ciuman yang harusnya ia berikan pada suami—istri, eh suami—pokoknya itu, harus di ambil oleh manusia yang paling ingin ia bunuh ini.

"Sayangnya kau lebih bajingan dari aku, Sayang–" Taehyung tersenyum.

Sekali lagi Jungkook memukul Taehyung lalu berlari jauh. Jauh sekali. Kalau bisa hingga Taehyung tidak dapat menemukannya lagi.

Tapi sayangnya, Taehyung akan tetap mengejarnya bahkan sampai ke neraka sekalipun.

*

Jungkook tetap berlari, mengabaikan Yoongi yang meneriaki namanya. Melupakan tasnya yang masih di dalam kelas. Pokoknya ia hanya ingin pulang. Ingin bertemu Jinshi. Tapi Jinshi masih sekoah. Jadi Jungkook berbelok di gang yang membawanya sampai lebih cepat menuju sekolah Jinshi.

Sekolah Jinshi sudah terlihat, mungkin sekitar 400 meter lagi. Tapi tarikan pada tangannya membuat Jungkook terhuyung dan menubruk badan kokoh seseorang.

"Hah hah hah, kau—cepat sekali larinya!" nafas Taehyung memburu cepat. Ia mendekap Jungkook lebih erat, menahannya agar tidak kabur.

"Kenapa mengikutiku sialan!? Lepaskan aku!!" Jungkook memberontak.

"Dengarkan aku Jungkook!"

"Tidak. Kita tak memiliki urusan. Lepaskan!"

"JEON JUNGKOOK! DENGARKAN AKU!"

Jungkook terdiam mendengar suara Taehyung yang membentaknya.

"Dengarkan aku—kau salah paham. Aku tak ada hubungan apapun dengan Yeonsa. Dia hanya mantanku. Percayalah Jungkook."

Jungkook mendecih, menyamankan diri di pelukan Taehyung. "Mantan kok mesra."

Taehyung terkekeh. Melepaskan cengkeramannya pada lengan Jungkook, beralih mendekap pinggang dan kepalanya. "Dia baru saja pindah hari ini, dan dia masih ada rasa padaku katanya. Tapi aku menolak, jadi dia meminta waktu bersamaku untuk terakhir kalinya saat istirahat. Aku mengabulkannya, tapi kau ada disana dan salah paham. Selesai—"

Jungkook mendongak. "Kau bilang kau akan membuatku mencintaimu, tapi yang kau lakukan adalah membuatku makin membencimu"

Taehyung menunduk. "K-kau tahu?!"

"Tentu saja. Jangan mengira aku tak tahu, aku ada disana saat itu."

Taehyung tersenyum, mengecup kepala Jungkook sekali. "Lalu?"

Jungkook mendelik. "Lalu!? Ya aku tidak terima. Kau sudah berani melamar di depam ayahku! Harusnya kau juga memegang kepercayaannya!"

"Haah, oke. Maaf hm? Aku bersumpah tidak akan mengulanginya lagi!"

Jungkook menyembunyikan wajah di dada Taehyung. "Buktikan. Jangan hanya bicara saja" cicitnya.

Taehyung mengangkat wajah Jungkook. Menatap lama matanya yang indah. Lalu ke bibirnya—

Bibir itu—

Bagaimana kalau berada di antara bibirnya?

Bagaimana kalau lidahnya ia sesap?

Bagaimana kalau—
—langsung dicoba saja?

"Tae? Taehyu—"

Ah, rasanya memang benar enak. Tekstur kenyalnya begitu terasa. Manisnya begitu menggoda. Membuat Taehyung memejam mata sambil melumat dengan khidmat.

Sedang Jungkooknya belum selesai memproses, ini ada apa? Namun gerakan bibir Taehyung seakan menjawab semuanya. Segala rasa penasarannya akan hal dewasa. Segala rasa marahnya menguap begitu saja. Bahkan saat lidah panjang Taehyung menyentuh ujung lidahnya, Jungkook membiarkannya. Ikut menutup mata dan balas mengecap. Tangannya dilingkarkan di leher Taehyung.

Taehyung semakin berani. Menatap mata indah yang kini sedang memejam. Menarik tengkuk halus itu, memperdalam lidahnya. Mengitari seluruh isi rongga mulut kasihnya.

Mengabaikan beberapa anak SMP yang menatap mereka menganga. Oh, Jinshi juga.

"H-hyung—"

Jungkook segera sadar dan mendorong Taehyung menjauh. Mengelap bibirnya yang memerah dan bengkak dengan punggung tangan. Menatap Jinshi dengan raut kejut yang kentara.

"Jinshi?!—"

Jungkook berlari menarik lengan Jinshi. Melupakan semua yang menatapnya—juga Taehyung yang ditinggalkan.

Yang penting ia harus pergi. Ah, malunya.

Tapi ia berhasil. Ia lega, setidaknya ia sudah berbicara apa yang dipikirannya. Sial, Jungkook jadi senyum-senyum sendiri merasakan bagaimana Taehyung mengemut bibirnya dengan candu.

Sial. Sial.

Ia butuh mandi.


Perminta maafan?—sukses.

[tbc]

Apaan ini?!
Pengen bikin fluffy getoo, tapi gagal. Heu :"

Yaudah, nikmati yg ada :)

Baby Bear | Taekook [disc.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang