3. Beginning

635 126 36
                                    






Jinyoung pergi begitu saja, meninggalkanku yang diam karena tak dapat mengerti sedikitpun dengan apa yang saat ini membebaninya. Benar-benar orang yang sangat aneh. Bahkan aku tak mendapatkan kejelasan apapun dalam pertemuan ini.

Lantas aku ini sebenarnya apa? pembaca pikirannya? Lalu kenapa? Kenapa hanya ia yang bisa terbaca oleh pikiranku, bagaimana dengan yang lain?

Baiklah, kalau begitu aku putuskan ini semacam  mukjizat, dan tak ada yang perlu di khawatirkan. Bahkan untuk apa aku repot repot memikirkan pikiran aneh Jinyoung itu. Memangnya siapa yang ingin mencaritau lebih dalam tentang keanehan tolol ini... biar saja ini tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Jangan remehkan kemampuanmu! Saat ini aku mau kau menjaga dirimu baik-baik, dan jangan sekali kali buka mulut pada siapapun tentang kemampuanmu itu, ingat!

Tiba tiba pikiran Jinyoung masuk lagi ke otakku, sial. Ternyata ia masih mendengarkan pikiranku. Aku menatap sekeliling, dan memang percuma. Jinyoung sudah tak tampak lagi.

Aku jadi penasaran, memangnya pikiran kami masih bisa saling terdeteksi hingga radius berapa mil?

Tak terhingga, hanya saja jika kau berada pada posisi yang semakin jauh, sekitar 100 mil kau dapat mengendalikan pikiranmu secara tak langsung. Sehingga akan sulit untuk dideteksi. Namun, jika kau telah mahir mengendalikan pikiranmu sendiri, kau dapat menutup pikiranmu dengan mudah. Dengan begitu, meski kita berada pada jarak yg dekat, pikiranmu tak dapat terdeteksi.

Jinyoung menjawab kebingunganku, nadanya sangat cepat hingga aku harus berpikir lebih lamban untuk membayangkannya.

Bagaimana cara melatihnya? Agar pikiran kita sulit dideteksi?

Aku bergumam dalam pikiranku sendiri, bertanya padanya. Rasanya aneh sekali, melakukan pembicaraan dalam pikiran, sementara mulut kita membisu dan hanya terfokus pada apa yang kita dengar. Bahkan dengan mudahnya aku mengabaikan tubuhku yg bergerak sedikitpun.

Pengendalian diri

Jinyoung menjawab dengan sangat singkat, dan itu membuatku tak mengerti sama sekali.

Apa kau dapat melakukannya???

Tanyaku lagi, penasaran. Tapi tak ada jawaban, dan otakku kini berubah sepi. Seolah olah ia menghilang begitu saja dan aku kembli ke keadaan awal dimana tak dapat membaca pikiran siapapun.

Oh, kalau begitu aku anggap menghilangnya ia sebagai jawaban 'ya' atas pertanyaanku. Benar saja ia sangat mudah mempermainkan pikiranku, dengan seenaknya masuk, kemudian pergi tanpa bisa aku deteksi lagi. Ia pasti pembaca pikiran yang hebat.

Aku jadi penasaran, apakah ia juga hanya dapat membaca pikiranku, atau ia dapat membaca yang lain juga???

"Jihoon sedang apa kau disana sendirian?" tiba tiba sebuah suara yang berteriak mengagetkanku.

Aku berbalik, dan melihat Daehwi menatapku dengan aneh. Matanya bertanya.

"Oh.. mmmm tidak, aku... baru saja akan kegedung empat," aku cepat-cepat mencari alasan.

Ia mengangguk aneh, masih sulit mempercayai "Kalau begitu sampai ketemu nanti. Aku ada kencan dengan Samuel."

Matanya berkedip padaku, tersenyum dengan ceria. Kakinya melangkah dengan cepat meninggalkanku. Aku tersenyum kecil, berjalan pergi meninggalkan taman yang sepi itu.

——

Hari ini entah mengapa berlalu dengan mudahnya, entah apa yang terjadi aku dengan mudahnya memenangkan permainan catur untuk kelas olahraga. Aku bahkan sebelumnya tak pernah lolos dari siapapun. Untuk pertama kalinya Mr. Gilbert memuji permainanku, mengingat aku tak pernah benar melakukan segala hal di kelas olahraga sebelumnya.

The Mind Reader [Deepwink Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang