16. Families, Friends or New Life

555 98 33
                                    












Jinyoung berubah jadi sangat protektif  padaku, sesekali ia memandangiku dalam setiap gerakan kecil yang aku lakukan, seolah olah hal kecil apapun itu bisa saja membahayakanku. Aku dapat merasakannya dengan jelas, pikiranku terikat olehnya... lebih erat.

Baekhyun mendapati Jinyoung menggendongku ketika turun dari mobil, sesungguhnya tentu aku tak memiliki masalah apapun pada kakiku. Bagaimana pun yang terjadi, hanya pikiranku yang sedikit terluka karena diserang tadi, yang lain lain aku merasa masih dapat bekerja dengan normal. Tapi tentu saja Jinyoung selalu bersikeras untuk menggendongku.

"Apa yang terjadi padanya? Mr. Collins tadi menelponku, dia bilang......" Baekhyun tampak khawatir saat bicara pada Jinyoung.

"Aku baik baik saja, papa. Hanya.... Sedikit lelah.." aku tau itu bukan alasan yang tepat.

"Lelah? Kau berteriak memegangi kepalamu, bagaimana bisa itu karena lelah.." Baekhyun memelototiku sekarang, sikapnya enggan dialihkan.

"Kurasa ia mengalami sakit kepala atau apa, aku juga pernah merasakannya. Hal yang biasa Baekhyun. Aku telah memanggilkan dokter untuk menanganinya, sebentar lagi ia datang.." Jinyoung bicara dengan sangat tenang, menutupi hal yang kutakuti.

Tapi, bagaimana bisa ia telah menelpon dokter? Sejak tadi aku tak melihatnya memegang handphone atau menelpon seseorang. Tangannya memegangiku terus jadi tentu aku tau apa apa saja yang ia lakukan. Apa ia berbohong?

Sehun memiliki teman, ia ahli dalam mengatasi kondisi pikiran yang sedang lemah karena diserang. Bisa dibilang, ia adalah dokter bagi jenis seperti kita yang luka karena serangan pikiran. Ia seorang pembaca pikiran, aku telah mengontaknya tadi.

Jinyoung menjawab tuduhan yang tersirat dalam pikiranku, dengan sigap ia membawaku masuk ke dalam rumah. Baekhyun memintanya meletakkanku disofa ruang tengah.

Kalian punya dokter khusus?

Tanyaku terkesima, menatapnya dengan rasa penasaran.

Bisa dibilang begitu

Ujarnya singkat, duduk di sisiku dengan tatapan lembut.

"Terima kasih Jinyoung, kau sangat baik.. aku hanya khawatir Jihoon terserang... kau tau kan kasus yang terjadi di Portland itu...aku tak tau penyakit apa itu. Mereka semua berteriak kesakitan tanpa tau apa yang menyerang otaknya. Para medis meneliti itu seperti ilusi dan semacamnya. Menurutmu apa yang melatar belakanginya?" Baekhyun menatap Jinyoung

Tubuh Jinyoung sedikit menegang. "Mungkin ini hanya ulah para sekelompok ilusionis pemula yang tak bertanggung jawab. Tidak masuk akal jika dikaitkan dengan hal hal yang mistis."

"Yah, mungkin saja. Chanyeol sedang melacak apa yang terjadi di balik kasus ini. Kuharap segera terungkap.." matanya beralih menatapku lagi yang sejak tadi diam membeku. "Apa yang terasa sakit, Hoon?"

"Aku sudah membaik papa, Jinyoung benar, aku hanya terserang sakit kepala mendadak. Tapi sekarang aku sudah baik baik saja kok.." aku bersikeras untuk meyakinkannya.

Ia ragu ragu, kemudian beralih ke dapur. "Akan kubuatkan makan siang dulu untuk kalian kalau begitu.."

"Tentu papa, terimakasih.."

"Tetaplah berbaring, jangan biarkan kepalamu sakit lagi.." ia menyelimutiku, kemudian beranjak ke dapur.

Dengan suara pelan, aku bicara pada Jinyoung agar Baekhyun tak mendengarnya

"Apa aku akan diberi obat?" tanyaku cemas, memain-mainkan selimutku untuk menghilangkan kegugupan.

Matanya menyipit. "Kenapa dengan obat? Kau tampak ketakutan."

The Mind Reader [Deepwink Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang