Laki-laki dengan tinggi 184 cm itu berjalan dengan menyampirkan satu tas dipunggungnya, dengan sepatu yang terseok-seok seakan menyapu jalanan aspal yang menimbulkan bunyi gesekan kecil.
Laki-laki itu baru saja pulang dari sekolahnya, mungkin dia sehabis dihukum oleh gurunya karena ketahuan membolos kemarin. Bukan, dia bukan anak nakal, hanya saja dia sering iseng membolos karena hanya saja dia bosan karena pelajaran yang membuatnya berpusing-pusing ria.
Matematika itu adalah pelajaran yang membuatnya sering kali uring-uringan, rasanya dia ingin menghapus pelajaran tersebut dari kurikulum sekolah didunia ini.
Bukan apa-apa, hanya saja dia merasa itu kurang berfaedah bagi penerapan dimasyarakat ini, paling juga yang berguna hanya tambah-tambahan, pengurangan, pembagian, perkalian. Bukan sin, cos, tangen, geometri, aljabar, dan lain sebagainya, menambah runyam dunia ini.
"Cukup matematika saja yang menyusahkan kamu jangan." ocehnya dalam hati.
Padahal laki-laki itu belum terlihat sama sekali belum terlihat menggandeng wanita manapun, mungkin dia berfirasat bahwa dia akan bertemu dengan seorang wanita yang bisa meluluhkan hatinya.
Choi Soobin atau Soobin, lelaki itu memasuki sebuah minimarket, tebak saja apa yang dibelinya. Ya tentu saja susu rasa almond kesukaannya. Pantas saja dia tumbuh dengan begitu tinggi, ya karena dia sangat gemar meminum susu satu ini.
Ini adalah gambaran susunya :"
Setelah membayar dia langsung membuka plastik pada sedotan susu, mengocok kotak susu 2 kali, lalu memasukkan sedotan ke dalam lubang yang telah disediakan pada kotak susu tersebut, sangat terlihat manis, jika kalian melihatnya bahkan akan mengatakan "sempurna."
Klinting klinting
Bunyi suara pintu minimarket itu terdengar begitu nyaring ketika dibuka, menampilkan seorang wanita berseragam yang sama dengannya, sambil terkibas rambutnya karena angin."cantik." batin Soobin dengan menyinggungkan garis senyum dibibirnya.
Wanita itu berlalu disamping Soobin dengan santainya, tak tau kalau jantung Soobin berlomba-lomba berdetak. Perempuan itu sampai ke depan pendingin minuman dan sedang sibuk melihat deretan berbagai macam minuman yang ditampilkan.
Ekor mata Soobin tak bisa lepas begitu saja dari wanita itu. Kim Saera itu nama wanita tersebut, yang tak sengaja terbaca di name tag wanita tersebut saat menuju kasir. Ya Soobin masih mematung seperti posisi semulanya, sampai - sampai wanita tersebut menepuk pundak Soobin.
Tentu saja Soobin terkejut.
"Hallo Soobin oppa." ucap Saera sembari tersenyum kepada Soobin. Lalu Saera keluar dari minimarket tersebut.Soobin masih saja terpaku ditempatnya. Setelah sepersekian detik dia putuskan untuk keluar dari minimarket dan menuju ke rumahnya.
"Eomma, Soobin pulang." ucap Soobin sembari membuka pintu rumah.
"Ya, cepat ganti bajumu, lalu segera makan." titah Ibu Soobin yang sedang berada di dapur.Masih dengan perasaan heran, bagaimana dia bisa mengenal Soobin.
*****************
Kringkring
Alarm berbunyi begitu nyaring dan menunjukkan jarum jam pada pukul 5 pagi, membuat kupingnya merasa sakit dan panas karena bunyinya begitu keras.Segera Soobin menuju ke meja belajarnya untuk sekadar mengulang materi yang kemarin sudah diajarkan di sekolah.
Perlu kalian tau, Soobin itu adalah langganan 5 besar, yah walaupun dia paling lemah dibagian matematika, namun dia tidak begitu saja menyerah akan matematika.
Setelah 30 menit berkutat dengan buku - buku tebalnya dia segera melakukan ritual paginya, membersihkan tempat tidur, maupun ritual di kamar mandi, kalian tau lah di kamar mandi ngapain aja wkwk.
Soobin rajin, bahkan sangat, dia lelaki manis yang rajin sekaligus pandai, bahkan suara bagus, bisa saja dia dicasting dijalan oleh beberapa agensi.
Pernah suatu kali dia berjalan disekitar Sungai Han, dia terus diikuti oleh seseorang, ya dia adalah salah satu orang yang mengcasting untuk mencari idol.
Namun dengan polosnya Soobin berlari, dan bersembunyi, dia takut jikalau dia akan diculik oleh tante-tante, atau jangan - jangan dia mau dijual ke luar negri kan ya bahaya.
Soobin pun juga tidak terlalu berminat untuk menjadi idol, pernah juga terbesit dipikirannya untuk menjadi idol, tapi dia urungkan niatnya jauh-jauh, karena dia ingin lebih fokus dulu dalam hal belajar.
********
Tibalah dia disekolah, Soobin menapakkan kakinya didepan gerbang sekolah, sambil menghirup napas panjangnya, berharap hari ini disekolah akan berjalan dengan baik.
Perlahan dia berjalan menuju kelasnya, tersenyum kepada siapa saja yang menyapanya, terus berjalan hingga dia sampai dipintu ruang kelasnya, "sepi" itulah kata yang menggambarkan ruang kelasnya saat ini.
Seperti biasa dia langsung menuju ke tempat duduknya, melipat kedua tangannya diatas meja, lalu menaruh kepala diatasnya, ritual yang suka sekali dia lakukan jika dia malas melakukan apapun.
1
2
3
Dia tertidur ditemani cahaya yang hangat menembus kaca ruang kelasnya, menampilkan aura yang begitu indah pada diri Soobin.
Tak berlangsung lama, ruang kelaspun menjadi ramai, sangat ramai bahkan, hingga bisa membangunkan Soobin, dengan perlahan matanya terbuka, masih berat rasanya.
Lalu dia sedikit terkesima dengan tampilan wajah seorang gadis yang dia lihat dengan jelas melalui jendela ruang kelasnya, ya dia adalah gadis yang telah membuatnya tak henti - hentinya terpukau.
Terima kasih telah membaca^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi ㅣ Soobin TXT
Fanfiction"Saya pastikan kamu menjadi yang terakhir!" kata Soobin [Terinspirasi dari lagu Alffy Rev : Senja dan Pagi] ©KimMayra