"Perkenankanlah aku mengenalmu, aku tak bisa jika ku diam tanpa bicara denganmu"
-Choi Soobin
Keesokan harinya Soobin berangkat sekolah menaiki sepeda onthel kebanggaannya, merasakan angin pagi musim semi yang membuat rambutnya terkibas - kibas.
Fokusnya baru saja teralihkan dengan seorang gadis yang berjalan perlahan, rambutnya terkibas, membuat wajahnya terlihat begitu jelas, "cantik" entah berapa kali kata itu terucap oleh Soobin.
Soobin belum berani mendekat Saera, hati dan jantungnya belum siap beradu dalam satu waktu, sejak pertemuan di minimarket itu, Soobin tak pernah bisa tidak memikirkan Saera.
Satu detik saja wajah itu selalu berada dalam bayangannya, selalu menemani imajinasinya, imajinasi untuk segera mengenalnya.
Soobin putuskan untuk mengikutinya dari belakang, mengayuh sepedanya perlahan, menjaga jarak dari Saera berdiri, sepanjang perjalanan Soobin selalu mengucap sumpah serapah, merutuki dirinya yang tak berani untuk mendekati Saera.
Selalu mengutuk dirinya yang pengecut, yang selalu menyembunyikan perasaannya, selalu diam dalam segala hal.
Soobin pemberani dalam segala hal, kecuali satu yaitu dalam hal cinta, dia selalu pengecut melebihi apapun.
Dia ingin seperti Jaemin sang Dilan itu yang romantisnya bisa dengan mudah meluluhkan hati para gadis, dengan kata-kata ngalusnya yang membuat hati para gadis berbunga-bunga, kadang dia iri dengan Jaemin.
Soobin terus berada dibelakang, mengamati punggung kecil gadis itu, mengunci fokusnya barangkali gadis itu terluka.
Hingga akhirnya mereka berada di kelas masing-masing.
"Saera - yaa..." lenkingan suara Minjoo yang segera memecah gendang telinga Saera ketika dia masuk ke kelasnya.
"Ada apa Minjoo, pagi-pagi gausah teriak-teriak, bisa nggak sih." jawab Saera dengan gemas.
"Tadi berangkat sekolah kamu sama siapa hayoloh." tanya Minjoo dengan tatapan menyelidik.
"Sendirian lah, jomblo gini kok." jawab Saera acuh dan langsung menuju ke mejanya.
"Ah, bohongnya keliatan deh." ucap Minjoo sembari mendekatkan wajahnya ke Saera, dengan tatapan menyelidik.
"Ih apaan sih, dibilangin ngeyel amat, emang aku sama siapa sih? Bayangan aku?" ucap Saera dengan kesal.
"Gini-gini, tenang dong gausah nge gas, tadi tuh ya aku liat kamu berangkat." Jawab Minjoo yang terpotong oleh Saera.
"Iya aku berangkat." Jawab Saera segera memotong.
"Jangan dipotong dulu congek." ucap Minjoo ngegas.
"Iya udah buru." pasrah Minjoo.
"Tadi aku liat kamu berangkat, nah dibelakang kamu tuh ada Soobin, anak basket yang addict sama susu almond itu, yang tingginya kek tiang itu." ucap Minjoo dengan suara yang bisa membuat seluruh gedung kelas mendengarnya.
"Mulutnya itu lo, gausah ngegas bisa nggak, aku juga punya kuping nih." ucap Saera kesal.
"Ya sorry, aku tuh semangat banget, dan Soobin tuh ngeliatin kamu terus, pandangannya tuh gabisa pindah dari kamu, dan dia nyepeda juga kenapa kaga lewatin kamu coba iyakan, dia tuh emang ngikutin kamu." ucap Minjoo pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi ㅣ Soobin TXT
Fanfic"Saya pastikan kamu menjadi yang terakhir!" kata Soobin [Terinspirasi dari lagu Alffy Rev : Senja dan Pagi] ©KimMayra