-1+(+1)

156 8 1
                                    

Yang pasti hanyalah perasaan Soobin dan Saera yang terbalaskan, sama-sama merasa saling memiliki.

"Yeonjun-ssi." teriak Soobin yang baru saja terciduk berada di taman sendirian dengan memegang ice cream corneto.

Dengan otomatis Yeonjun yang kaget langsung mengedarkan matanya mencari sosok yang memanggilnya.

"Ada apa?" tanya Yeonjun ketika tiba-tiba Soobin sudah muncul dihadapannya, dengan muka tersenyum penuh makna.

"Liburan yuk, lu ajak Yena." ucap Soobin sembari duduk disamping Yeonjun.

"Bertiga? Ada apaan? Lu kesurupan setan apa siang-siang gini ngajak liburan." heran Yeonjun yang sesekali menikmati ice cream corneto kesayangannya itu.

"Berempat dong, aku sama Saera, asikkan?" lanjut Soobin

"Gak asik ntar gw ngajak anak-anak deh pada mau kaga." jawab Yeonjun santai.

"Asiap, terbaik deh." Jawab Soobin sembari mengacungkan kedua jempolnya pada Yeonjun yang langsung disaut oleh deheman Yeonjun tanda setuju.

"Yeonjun-ssi yang terhormat ea ea kok lu sendiri disini? Kalau jomblo jangan ngeliat-ngeliatin kalo jomblo dong, prihatin aku tuh sama lu." ucap Soobin

"Apasi, suka-suka gw lah." jawab Yeonju ngegas.

"Anju dasar badak ngegas mulu, iya lu lebih tua dari gw elah satu tahun gitu bangga." jawab Soobin tak kalah ngegas sambil memperlihatkan wajah yang sangar menurut dia.

Dan berakhir menjadi tawa oleh Yeonjun, jelas saja, jengan wajah yang seperti bayi baru lahir begitu mana aja serem-seremnya, yang ada malah bikin para gadis ingin membungkusnya.

Soobinpun merasa pipinya panas seperti tomat rebus, dan merah seperti apa ya, oh iya seperti buat cery sangat menggemaskan.

Dan mereka memutuskan untuk pergi kerumah Yedam, karena yah itu terdekat dari lokasi mereka saat ini.

Toktoktoktok
"Yedam, yuhu yedam." teriak Yeonjun di depan pintu.

"Buset badak, gausah teriak-teriak juga kali malu-maluin aja." lirik Soobin tajam.

"Aelah santai kali badak." ucap Yeonjun cuek karena terlalu asyik mengetuk eh lebih tepat nya menggedor-gedor.

Yang keluar hanyalah bibi yang biasanya bersihin rumah Yedam.

"Eh bibi, Yedamnya ada?" tanya Soobin dengan manis dan memperlihatkan kedua dimplenya yang memesona.

"Nak Yedamnya didorm, katanya apa ya..." henti sang bibi.

Mereka berdua hanya diam menantikan jawaban sang bibi dengan senyuman. Anak yang baik.

"Persiapan debut katanya, kan dia sekarang didorm terus balik cuma ambil buku doang mas, Yedam tuh ya anaknya rajin, dirumah belajar mulu, bibi tuh sampai heran, hp juga gak pernah digunain, malah nih ya hpnya pernah tuh mau dikasihin ke bibi, tapi ya bibi nggak mau lah ya, nanti ndak enak hati sama nyonya lah, dan nih ya kalo nggak belajar tuh dengerin mp3 gitu, Yedam emang anak teladan."

Cerita bibi panjang, lebar kali tinggi itu mengenai Yedam, dan berujung gerutu dari kedua anak tersebut, namun namanya orang pencitraan ya mereka tetap diam tersenyum, saling memandang satu sama lain, dan tentu mengumpat dalam hati.

"Yang nyuruh curhat tentang Yedam siapa sih badak hm." gerutu Yeonjun dalam hati.
"Sabar, orang ganteng harus sabar." gerutu Soobin dalam hati.

"Ada perlu apa kalian mencari Yedam?" tanya bibi dengan wajah yang memancarkan beribu pertanyaan.

"Tidak bi, kami pulang dulu Sudah sore." akhir Yeonjun masih dengan senyumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja dan Pagi ㅣ Soobin TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang