Berawal dari kompetisi basket itu.
Aku jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya bermain basket..
Dalam batin ku berpikir,
Kenapa ada pria setampan dia?
Dan sehebat dia? Diwaktu yang sama ia bisa menunjukkin skill bermainnya dan ketampanannya.
Ah dia benar-benar membuatku jatuh cinta pada saat itu.
Semenjak saat itulah, aku rajin menghadiri berbagai kompetisi basket untuk melihatnya.
>>
Hari ini adalah hari pertama Tahun ajaran baru 2017/2018
Sekolah kami selalu mengadakan upacara untuk tahun ajaran baru
Seperti biasanya aku baris dibelakang bersama temanku yeri.
"Eh y/n" Panggil yeri
"Kenapa?" Tanyaku
"Lo tau gak jaehyun yang lo suka itu dapat beasiswa disekolah kita?"
Dapat beasiswa?
Oh yang itu! Ya pasti tau lah,,
aku kan penggemar beratnya! Hahaha
"Tau donk" Jawabku dengan antusias
"Tau dari mana? Oh iya gw lupa, lo kan stalkernya ya. Pasti tau tentang dia, hm gw doain deh pembagian kelas nanti lo sekelas sama dia" Ucap yeri
"Aminn"
>>>
Jrengg.. Jreng.. Jreng...
Ah kata yang ku Amin kan tadi memang ga salah!
Dia sekarang satu kelas denganku.
Tapi apa ini? Aku tak memiliki keberanian untuk memanggilnya ataupun menyapanya
ahh gila!!
Aku sangat-sangat ingin berbicara padanya. Tapi tak bisaa.....
>>
Ini pelajaran olahraga pertama di tahun ajaran baru.
Karna baru pengenalan, pak kim menyuruh kami untuk bermain bebas dulu..
Dan aku memilih untuk ke lapangan basket sendirian, karna dikelas ini aku tak punya kenalan sama sekali 😥
Aku pun duduk termenung ditengah lapangan sambil melihat kawan sekelas ku yang sedang seru-seruan bermain bebas itu.
Ah aku iri dengan mereka.
Hmm, sebenarnya aku lebih iri sama jaehyun, dia baru aja masuk disekolah ini tapi penggemarnya sudah dimana-mana
Apa lah daya ku yang hanya menjadi penggemar rahasianya.
Hm, bahkan setiap jam istirahat pun, pasti ada aja yang kasi dia makanan/sesuatu.
Karna tak tau mau ngapain aku pun memutar-mutarkan bola basket itu.
"Lo ga main?" Ucap seseorang
Jlebb... Jaehyun (?)
Apa aku tak salah lihat?
Dia menghampiriku duluannnnn!!!!
"Kalau tak main sini pinjamkan aku" Dia mengambil bola basket itu dari tanganku sementara aku membeku seperti orang bodoh ditengah lapangan itu
"Mau coba main?" Tanyanya
"Aku tak bisa" Jawabku
"Tak apa, coba saja" Ia mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri
"Aku beneran tak bisa memainkannya" Ucapku sekali lagi
"Tak apa, coba saja"
"Baiklah"
