prologue

64 2 0
                                    

Malam itu, tanggal 10 Juni 2017 tepat saat liburan sekolah. Suhu di jogja mencapai 20 derajat celcius. Cukup dingin bagi orang sekitar yang tinggal di daerah dua musim dan cukup alasan untuk orang-orang menikmati suasana malam hari.

Tugu merupakan kawasan ikonik di kota Jogja. Sehingga merupakan hal yang lumrah, jika jalanan sekitar tugu dipadati kendaraan pribadi yang berlalu-lalang. Semuanya tampak normal. 

Kebetulan, hari ini bertepatan dengan festival kembang api. Banyak wisatawan yang memadati tugu jogja hanya untuk menikmati kembang api tersebut.

Tepat pukul 21.00 WIB, acara pun dimulai. Ledakan demi ledakan kembang api di udara membuat para penonton tepuk tangan dan bersorak-sorak.

“Aaaaa…..”

Suasanapun berubah dikarenakan jeritan seorang wanita di sekitar tugu. Wajahnya memperlihatkan bahwa dia bukan berasal dari kota ini.

Tentunya hal itu membuat semua kendaraan perlahan berhenti. Lalu lintas pun agak berantakan. Hanya berselang sekian detik, orang-orang berlarian menuju wanita yang telah berteriak.

Hal pertama yang tertuju ialah seorang wanita yang tergeletak dengan darah yang mengalir perlahan. Darah itu terus mengalir dari punggungnya. 

Kejadian ini tentu membuat bingung semua orang. ‘apakah dia tewas?’ pertanyaan-pertanyaan semacam itu terus  menggumam lewat udara dan membias. Suara sirine mulai berdatangan dan membenturkan suara-suara kerumunan orang.

Layaknya film aksi, suasana malam itu sangat menegangkan. Petugaspun berlarian membelah kerumunan untuk memudahkan pekerjaan Petugas medis yang memeriksa kondisi korban.

Sesaat kemudian, petugas medis menggelengkan kepala sebagai isyarat bahwa wanita tersebut tewas.
Petugas polisipun tak kalah bersaing. Melalui pengeras suara portable yang dimilikinya, ia meminta warga sekitar untuk menjauhi lokasi. Lalu, petugas lainnya mengeluarkan pembatas kuning bertuliskan ‘do not cross’ dan mengitarkannya pada lokasi kejadian.

Jauh dari kerumunan, sebuah mobil melaju dengan kecepatan konstan mendekati TKP. Mobil itu membelah kerumunan yang berada disekitar TKP. Orang-orang sekitar bergegas memberikan jalan pada mobil tersebut dan memandanginya. ‘Wah ternyata orang itu.’ Asumsi-asumsi tersebut kembali mengisi udara pada malam itu. Mereka sudah mengetahui pemilik mobil itu.

Mobil itu berhenti tepat di depan pembatas berwarna kuning. Lalu, sang penumpang membuka pintunya perlahan-lahan. Dari dalam mobil tersebut, muncullah seorang anak muda yang memakai baju kasual dan menyembunyikan wajahnya dibalik topeng.

Pemuda itu keluar dengan lompatan layaknya anak kecil. Tak hanya itu, pemuda itu berjalan dengan sedikit bungkuk. Terlihat aneh, jika seorang pemuda berjalan layaknya kakek-kakek. Tentunya, hal ini mengingatkan kita akan suatu tokoh. Tokoh yang cukup aneh dan nyentrik. Tapi, tokoh itu hanyalah tokoh fiktif. Siapa lagi kalau bukan L. Ya, L adalah tokoh fiktif dalam serial “Death Note”.

Lihat saja dari cara berperilakunya. Sangat aneh dan nyentrik.
Tetapi, melalukakan hal-hal yang tidak wajar dan aneh bukanlah hal yang tabu untuk dilakukan. Apalagi, pada era globalisasi seperti ini. Semisal menirukan tokoh yang tidak ada dalam dunia nyata. Karena beberapa remaja membuat grup yang berisikan tokoh-tokoh fiktif. Mungkin, karena minimnya panutan pada zaman ini. 

Pemuda itu berjalan dengan agak bungkuk mendekati TKP. Tiap langkah kaki yang ia lakukan, menambah kesan misterius dan aneh. Ketika berada di depan korban. Pemuda itu berteriak memanggil polisi. Anehnya, suara yang keluar bukan dari dirinya. Ini seperti suara sintesis yang ia ciptakan sendiri. Meskipun, tidak ada hak paten atasnya.

“Cepat kemari. Otopsi dia dan lakukan cek darah yang keluar dari tubuhnya.”

“Baik.”

Dengan hanya sekilas pengamatan tanpa menyentuh korban tersebut, pemuda itu memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan tempat tersebut.
Mungkin, orang awam akan bertanya-tanya. ‘Sepenting apa pemuda tersebut hingga petugas-petugas melaksanankan perintahnya?’. Tenang, itu merupakan pertanyaan yang wajar.

…..

Orang-orang akan melakukan hal yang sesuai mereka lihat, baca, dan dengar. Ya, hal itulah yang seringkali terjadi di zaman ini. beberapa orang mulai menirukan tingkah-laku tokoh yang mereka senangi atau kagumi.

Sebenarnya hal itu bukanlah suatu masalah, tetapi terlihat aneh jikalau tokoh yang mereka tirukan merupakan tokoh fiktif. Namun, sungguh hal itu sangat lumrah dikalangan remaja. Mungkin, hal ini yang membuat seorang pemuda kota melakukan hal yang nyentrik. Semacam, membungkukkan diri dan memakai topeng ketika berpergian. Konyol.

Beberapa tahun setelah berakhirnya anime berjudul “Death Note”. Hampir semua penggemar beratnya menyatakan diri untuk bertingkah seperti idolanya. Salah satunya bertingkah seperti L.

Saya akan menjelaskan sedikit tentang L. Ia adalah detektif terhebat di dunia yang pernah ada dalam serial “Death Note”. Tak hanya itu, gayanya yang nyentrik dan kebiasaannya yang aneh sangat menarik perhatian bagi penggemar “Death Note”.

L mempunyai kebiasaan duduk dengan posisi tungging. Semacam duduk dengan kaki terlipat mendekat dada dan bagian pantat tidak menyentuh lantai. Tentu saja, jika hal itu diterapkan didalam dunia nyata sangatlah konyol. Ketika ia berjalan, ia selalu membungkukkan punggungnya. Entah apa yang dipikirkannya, tapi mungkin itulah keunikan detektif terhebat dalam serial “Death Note”.

L juga menyukai makan dan minum hal yang manis-manis. Alasannya cukup simple, otak membutuhkan banyak asupan gula untuk nutrisinya. Namun, minuman yang ia buat rasanya seperti racun.
Racun ini sangat manis, jika saja orang biasa yang mengonsumsi minuman ini. Ia akan langsung memuntahkannya.

Masih banyak lagi kebiasaan L yang cukup unik. Oleh karena itu, hal ini cukup alasan bagi pemuda itu melakukan tingkah laku aneh. Agar lebih mudah, mulai sekarang kita akan memanggilnya dengan nama S.

S : Pertarungan BermulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang