Keadilan dan Kegelapan bagian 4

15 0 0
                                    

Di dunia ini, keadilan merupakan hal terpenting bagi kelangsungan hidup manusia. Seolah-olah hal itu merupakan tonggak bagi orang yang lemah. Namun, kacaunya dunia membuat pengadil tak lagi berpihak dengan baik. Sebagian besar dari mereka berpihak pada penguasa. Hal ini membuat R mendeklarasikan dirinya sebagai pengadil baru. Tentunya dengan aturan yang ia buat sendiri.

Hari selanjutnya, korban kedua telah ditemukan. Ia adalah seorang direktur sebuah perusahaan swasta. Korban berjenis kelamin laki-laki, berumur 35 tahun, dan bernama Steve. Entah apa motivasi R memilih Steve untuk dijadikan korbannya. Apakah hanya memilih secara acak? Ataukah ada alasan tertentu? Saat ini, belum ada yang mengetahui motifnya kecuali dirinya sendiri.

“Selamat Pagi…. Ini adalah video keduaku. Kalian sudah melihatnya bukan? Aku sudah membunuh untuk kali kedua. Ini adalah bukti bahwa aku tidak main-main. Ha…. Ha…. Ha…. Oiya, jika kalian ingin mencari S, akan aku beritahu sedikit tentangnya. Detektif itu terlihat menyendiri, sepertinya ia membutuhkan seorang teman. Tunggu apa lagi, pergilah dan temani dia. Segera temukan dan temani dia. Sebelum ada korban yang berjatuhan lagi.”

Begitulah isi video R yang kedua. Pastinya, hal ini membuat S semakin geram. Netizen semakin ganas dan buas. Mereka mengomentari video tersebut dan membagikannya ke seluruh jejaring social media. Bahkan, mereka membuat tagar tentangnya.
Di sisi lain, S tidak menanggapi respon netizen. Ia sadar bahwa hal seperti ini pasti terjadi. Lagipula, memikirkan tentang netizen hanyalah perbuatan yang tidak berguna. Tugasnya saat ini hanyalah menyelesaikan kasusnya dan menyembunyikan identitasnya sebaik mungkin.

Aku harus mencari motif dari pemilihan ini. Sangatlah sulit jika kasus ini bersandar pada pemilihan secara acak. Tidak hanya sulit, tetapi hampir 99% aku tidak dapat memprediksi kemungkinan yang terjadi.

Di dalam hatinya, S meyakini bahwa setiap orang mempunyai motivasi tersendiri ketika hendak berbuat sesuatu.

Tidak mungkin R melakukan pembunuhan ini secara acak. Setidaknya, ada suatu klasifikasi korban yang dipilihnya.

Detektif hebat itu masih berpikir tentang motif pemilihan korban. S mendatangi lokasi kejadian pada saat itu juga dengan memakai topeng Kappa.

Kappa adalah hantu air Jepang yang digambarkan sebagai sesosok makhluk mirip manusia dengan tempurung kura-kura dibelakangnya. Mungkin, sesosok ini mirip dengan kura-kura ninja diserial tv. Kappa sendiri dimaksudkan sebagai makhluk yang sering menantang orang untuk beradu sumo. Alasan itulah yang membuat S memakai topeng Kappa. Ia ingin menjawab tantangan R.

S menyatakan bahwa Steve terbunuh di ruangan tertutup berbentuk persegi. Ruangan itu diselimuti oleh rak-rak buku yang sangat teratur. Korban tergeletak ditengahnya dan sebuah bidak catur tergenggam ditangan kanannya. Bidak yang digenggam yakni bidak ratu. Tidak hanya itu, disekitar tubuh korban terdapat papan catur yang bidaknya berserakan. Korban diduga tewas karena keracunan suatu zat. Dugaan ini sangat kuat karena S mencium bau racun serangga bercampur aroma bir disekitar gelasnya.

Apa ini? kenapa ada tulisan seperti ini di tubuhnya?
S terkejut, sesaat ia melihat tulisan-tulisan aneh di tubuh Steve.

“Tuan Mura, bolehkah saya meminta tolong sesuatu?”

“Silahkan, S.”

“Tolong ambil foto yang ada ditubuh korban. Pastikan anda mengambilnya dari semua sisi.”

Satu persatu ia jepret menggunakan kamera yang diambil dari tas pinggangnya. Pada kasus ini, tuan Mura mendampingi S dalam penyelidikan TKP. Ini dilakukan untuk saling menjaga keamanan. Mengingat, ancaman yang diberikan R sungguh menakutkan.

Tulisan yang terdapat di tubuh korban merupakan susunan angka dan huruf. Sekilas, susunan ini terlihat seperti sebuah soal matematika. Tetapi, S agak ragu jika ini susunan yang dapat dipecahkan secara mudah. Inilah tulisan yang ada di tubuh korban tersebut.

Itulah tulisan pesan dari pembunuh. S meyakini kasus ini adalah ulah dari R. Sangat yakin sekali, jarang sekali ada seorang pembunuh yang sengaja meninggalkan suatu petunjuk kecuali hanya untuk bermain-main. Apalagi, di ujung dinding terdapat tulisan. S, I am here. Tentu saja, tulisan itu adalah tantangan untuk S dari R.

“S, apa maksud tulisan ini? Tulisan ini membuatku bingung.”

“Maaf, tuan Mura. Saya sedang berpikir. Saya sedang mengenali pola dari angka-angka dan huruf-huruf ini.”

S berada di sekitar korban dengan posisi duduk bertinggung. Ia selalu melakukan hal ini setiap kali sedang berpikir.

Baiklah, kita memiliki petunjuk angka, catur, dan sebuah bidak. Apakah hal ini memiliki sebuah hubungan yang pasti? Ataukah yang terpenting dari hal ini hanyalah angka matematika?

Menurut data yang ditemukan tuan Mura, Steve memanglah orang yang menggemari permainan catur. Steve sering bermain catur ketika sedang duduk di meja kerjanya. Biasanya, ia meminta anak buahnya bermain catur melawannya.

S menduga, R menantang Steve dalam permainan catur sebelum membunuhnya dan permainan catur bersama R adalah permainan catur terakhirnya.

Tunggu dulu, jika Steve sering bermain catur dengan pegawainya. Pastilah, R menyamar sebagai pegawai Steve. Seperti kasus sebelumnya, ketika pembunuhan yang terjadi di lapas. R menyamar sebagai pegawai sipir.

“Tuan Mura, bisakah anda mencari data pegawai perusahaan milik korban berada?”

“Kurasa agak susah, tapi akan aku usahakan. Memangnya, kamu menemukan apa?”

“Saya sempat berpikir suatu hal mengenai korban. Bukankah anda berkata bahwa korban sering bermain catur dengan pegawainya? Jadi, saya yakin kali ini R menyamar sebagai karyawan korban. Itu hanya dugaan saya. Jika dugaan saya benar, pastilah R ahli dalam permainan catur. Sehingga Steve mengundangnya untuk bermain catur di rumah. Sekali lagi tuan Mura, itu hanya dugaan saya.”

“Aku akan pergi untuk mencari data yang kamu butuhkan dan mayat ini akan di urusi oleh petugas kepolisian.”

“Baiklah, saya juga akan meninggalkan ruangan ini. Akan sangat berbahaya jika ada orang lain yang menemukan saya di sini. Tuan Mura, jika ada informasi terbaru, tolong anda kabari saya.”

Tuan Mura hanya mengangguk dan meninggalkan tempat TKP. Lalu, ia pergi menuju perusahaan tempat Steve bekerja dengan menggunakan mobil polisinya dan sedikit terburu-buru.

Saat berkendara, sesekali tuan Mura memandangi foto anak dan istrinya yang ada didekat kaca mobil. Ia cemas kepada hal buruk yang akan terjadi pada keluarganya. Karena ia mengambil kasus yang berbahaya ini.

S : Pertarungan BermulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang