"Kalau begitu, lakukan perjanjian darah denganku." Ucap Ken mantap
Nadine bungkam, tak tahu harus menjawab apa.
"Kenapa diam saja? Bukannya kamu sudah tahu banyak tentang perjanjian darah? Jadi, kurasa aku tak perlu menjelaskannya lagi kepadamu." Ucap Ken menatap Nadine sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Aku melihatmu dan Feli ditaman tempo hari, aku juga sudah mendengar semua pembicaraan kalian." Lanjut Ken.
Flashback On
"Fel, aku ingin bertanya sesuatu." Ucap Nadine pada Feli, mereka berdua sedang duduk disalah satu bangku yang ada ditaman.
"Tanyakan saja, akan kujawab jika aku tahu jawabannya." Jawab Feli tersenyum ramah
"Apa itu perjanjian darah? Kata Rebecca, aku dan Ken belum melakukan perjanjian darah." Tanya Nadine penasaran.
"Ehmm, Nad, maafkan aku, sepertinya aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu." Jawab Feli tak enak hati
"Kau tidak tahu jawabannya?" Tanya Nadine polos
"Bukan begitu." Jawab Feli
"Lalu mengapa?" Tanya Nadine
"Entahlah, sebaiknya kau tanyakan saja langsung pada Ken. Aku takut Ken akan marah padaku jika aku yang menjelaskan mengenai perjanjian darah padamu. Kurasa Ken sedang menunggu waktu yang tepat untuk itu." Jawab Feli
"Kalau begitu, jawablah. Dan aku akan berpura-pura tidak tahu sampai akhirnya Ken sendiri yang menjelaskannya padaku." Balas Nadine
"Aku.." Ucapan Feli menggantung di udara
"Aku mohon, Fel. Perasaanku benar-benar tidak enak saat Rebecca berkata seperti tadi. Sepertinya dia sangat meremehkan aku karena aku dan Ken belum melakukan perjanjian darah itu." Ucap Nadine memohon
"Hmm, baiklah. Tapi kau harus janji padaku, jangan sampai Ken tahu bahwa aku sudah menjelaskannya padamu." Ucap Feli
"Ya, aku berjanji." Balas Nadine tersenyum puas
Feli menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya dengan perlahan, kemudian memulai penjelasannya.
"Ketika kaum furtim menikah dengan manusia, selain melakukan upacara pernikahan, mereka juga harus melakukan perjanjian darah." Ucap Feli
"Khusus untuk Ken, dia meminta untuk menunda perjanjian darah sampai kau jatuh cinta padanya, karena dia tidak ingin memaksakan kehendaknya padamu." Lanjut Feli
"Memaksakan kehendaknya?" Beo Nadine
Feli mengangguk singkat kemudian melanjutkan penjelasannya.
"Mungkin kau pikir kehadiran Ken didalam mimpimu hanyalah sebatas lucid dream bagimu. Tapi sebenarnya, Ken itu nyata, kami nyata, kaum furtim itu nyata, Nad." Ucap Feli penuh penekanan
Nadine membekap mulutnya tidak percaya. Apa ini? Jadi, Ken itu nyata? Ken bukan bagian dari lucid dream seperti yang ia kira?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiktif Husband
FantasyYa, aku mencintainya. Aku mencintai suamiku. Suamiku yang hanya dapat kutemui dalam mimpi.