Warning (15+)
Nadine melenguh didalam tidurnya. Sedikit gelisah, Nadine mulai membuka matanya.
Masih setengah sadar, Nadine berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih berkeliaran diluar tubuhnya.
Mengedip-ngedipkan matanya, merasa aneh dengan situasi kamar yang sangat berbeda dari kamar tidurnya.
Sebuah kamar yang begitu luas dengan cat berwarna biru turkish. Seingat Nadine, cat kamarnya berwarna rose pink.
Lalu, Nadine tidur dikamar siapa?
"Enngghhmm..."
Lenguhan seorang pria dengan suara berat yang khas, seksi nan menggoda terdengar ditelinga Nadine.
Bahkan Nadine baru menyadari, jika sejak tadi pinggangnya dipeluk dengan sangat posesif.
Perlahan namun pasti, Nadine mengarahkan pandangannya kesamping kanan tempat tidur. Nadine kaget bukan main melihat seorang pria tampan dengan bahu telanjang sedang tidur dengan posisi menyamping, memeluknya.
Nadine mengenal wajah pria tampan ini, pria ini adalah Ken, suaminya.
Nadine kemudian mengarahkan pandangannya ketubuhnya sendiri. Sedikit menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya dan tubuh Ken.
"Oh my to the God, gue juga telanjang?" Batin Nadine menjerit histeris
Nadine tiba-tiba teringat akan sesuatu. Kemarin ia menikah dengan Ken, kalau ia tidak salah mengira, berarti tadi malam ia dan Ken pasti melakukan itu dimalam pertama mereka sebagai sepasang suami istri.
Nadine mulai berpikir yang iya-iya. Membayangkan dirinya melakukan itu dengan pria setampan Ken. Membayangkan dirinya diperawani oleh pria dengan tubuh atletis yang dipenuhi otot-otot manja dan perut roti sobek seperti Ken.
Oh tidak, hanya membayangkannya saja sudah membuat pipi Nadine me-merah bak tomat busuk.
"Kamu kenapa, sayang?" Tanya Ken dengan suara serak khas pria bangun tidur, saat melihat pipi istrinya yang sudah merona dipagi hari
Nadine lagi-lagi kaget bukan main dengan suara seksi Ken. Menjadi istri Ken sepertinya akan membuatnya mati muda karena jantungnya harus berhenti dengan paksa karena terlalu sering kaget.
"Gg.. gue.." Ucapan Nadine terpotong karena Ken langsung mengecup bibir Nadine singkat
"Pipimu merah, sayang. Membayangkan yang semalam hm?" Ken tersenyum menggoda
"K.. kita.. semalam.. me.. melakukannya?" Tanya Nadine gugup dan terbata-bata
"Menurutmu?" Ken balik bertanya dengan senyum menggoda yang masih setia menghiasi wajahnya
Pipi Nadine malah semakin merah dibuatnya.
Ken kembali mencium bibir Nadine, kali ini sedikit lebih lama, Nadine benar-benar terbuai dengan ciuman Ken yang lembut dan sedikit menuntut.
Tunggu. Ini bukan saatnya. Nadine harus mendapat penjelasan terlebih dahulu tentang ini semua.
Nadine mendorong dada telanjang Ken, melepaskan ciuman mereka.
"Seingat gue, gue belum pernah setuju buat nikah sama lo apalagi harus melakukan itu sama lo." Ucap Nadine tegas
"Aku, bukan gue. Kamu, bukan lo" Ucap Ken, setaunya manusia akan menggunakan panggilan aku-kamu kepada pasangan mereka
"Oke, seingat gu-aku, aku belum pernah setuju buat nikah sama kamu apalagi harus melakukan itu sama kamu." Ucap Nadine
"Kata siapa kamu belum setuju untuk menikah denganku? Dan soal itu, aku rasa pasangan yang sudah menikah memang wajib melakukan itu dimalam pertama mereka, sayang." Ucap Ken santai
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiktif Husband
FantasyYa, aku mencintainya. Aku mencintai suamiku. Suamiku yang hanya dapat kutemui dalam mimpi.