"Siapa namanya?"
"Almaz..
Almaz Luchi Rossiya"
°°°
"Oh ya! Dengar-dengar juga ia akan dipindahkan dikelas kalian, lho. Beruntung sekali bisa sekelas dengan wanita secantik dia," ucap Zena.
Kini mereka bertiga tengah berjalan menyusuri koridor lantai dua. Kaira dan Sophia memutuskan kembali ke kelas setelah makanan tadi habis, lagipula sebentar lagi waktu istirahat juga hampir habis jadi mereka memilih kembali daripada nanti terkena hukuman karena datang ke kelas terlambat.
"Bagiku tidak, aku merasa seperti.. terbanting? Kecantikannya dan kecantikanku pasti akan sangat berbeda karenanya aku tidak suka," Kaira berucap malas.
"Dan pasti anak laki-laki dikelas jadi akan membanding-bandingkan kami dengan si anak baru," lanjut Kaira.
"Yah, kau benar. Aku pun juga pasti akan begitu jika kedatangan murid pindahan laki-laki yang tampan."
"Kapan dia akan mulai sekolah?"
"Mungkin hari Senin nanti. Hei! Itu dia! Si anak baru!"
Ketiganya berhenti sejenak terpana pada pesona anak baru itu. Senyumnya manis, lucunya matanya ikut tersenyum—dia punya eye smile, hidungnya mancung, matanya lebar, dan bibirnya tipis. Sophia akan sangat setuju jika Zena membandingkan Almaz dengan Kyulkyung karena mereka benar-benar mirip. Tubuhnya benar-benar tubuh impian semua wanita langsing namun sedikit berisi. Saking terpesonanya mereka bahkan tak sempat membalas senyuman Almaz, namun Al
"Aphrodite.." tanpa sadar Sophia bergumam pelan.
"Kau bilang sesuatu?"
"Apa? Ah, tidak. Memangnya aku bilang apa?"
"Tadi sepertinya kau menyebut Aphrodite, ah entahlah. Sudah sebaiknya kita segera kembali, Pak Hans akan sangat marah kalau tau kita terlambat dikelasnya."
"Kurasa kau benar, Kai"
"Ya sudah. Zena kami kembali dulu, ya, bye, kapan-kapan kita ngobrol lagi." ucap Kaira sambil berjalan menggandeng Sophia menuju kelasnya.
"Tentu, bye"
°°°
B
el pulang sekolah kini tengah berdentang menandakan bahwa KBM hari ini telah berakhir. Murid-murid segera mengemasi barang-barang mereka dan memastikan tidak ada barang yang akan tertinggal.
"Baiklah, sekian pelajaran hari ini, ya. Hati-hati dijalan, sampai jumpa nanti kalian," Beliau Bu Fhria, guru Bahasa Indonesia sekaligus wali kelas XI IPA 5—kelas Sophia dan Kaira.
"Terima kasih, bu," ucap murid-murid serempak.
"Hei, pulang bersama atau kau mau menunggu Rafael?" Kaira mendekati sahabatnya itu yang masih sibuk mengemasi barang-barangnya yang berserakan dimeja.
"Bersama saja. Hari ini Rafael tidak masuk jadi dia tidak ada latihan, aku akan pulang bersamamu."
"Memangnya kemana dia?"