1

29.3K 3.4K 2.8K
                                    

chenle berdiri di depan appartemen yang dia sewa dengan uang kiriman orangtuanya dari cina. di belakang chenle ada jisung yang tengah memperhatikan sekitar, tidak ada tanda-tanda kalau pemuda park itu untuk pamit pulang.

dalam hati chenle mengutuk debaran keras dalam dadanya. bisa dibilang baru satu hari dia mengenal jisung, dan dengan mudahnya dia mulai menaruh hati pada yang lebih muda. tapi... memangnya siapa yang tidak jatuh dengan mudah atas semua sikap gentle yang jisung tunjukan? belum lagi wajah tampan dan postur tubuhnya yang tinggi!

hah! terlepas dari apa yang terjadi semalam, dan fakta kalau dirinya telah kehilangan bagian paling penting yang harus ia jaga. chenle benar-benar beruntung karena jisunglah orangnya.

"errr..." pintu appartemen chenle terbuka, dia menoleh ke belakang memandang jisung yang kini mengalihkan atensi padanya. "kau mau mampir?" tanya chenle ragu. sedikit banyak berharap jisung menjawab tidak meski sudut kecil dalam hatinya ingin menahan yang lebih muda untuk tetap tinggal.

"jika kau tidak keberatan." jisung menjawab dengan sopan dan memberinya senyuman hangat. chenle tidak dapat mencegah, hatinya meleleh begitu saja. jisung benar-benar membuat chenle seolah memenangkan hadiah lotre terbesar.

"kalau begitu... silahkan." jisung masuk lebih dulu. chenle mengikutinya di belakang dengan pelan.

"apa kau masih membutuhkan bantuanku?" tanya jisung. chenle mengangkat tangannya memberi gestur penolakan secara halus. "kau duduk saja di sofa. aku ingin membuat teh, kau mau? atau kopi?"

"katakan saja dimana kau menyimpan gula dan teh. biar aku yang membuatkannya untukmu." jisung menahan pundak yang lebih tua. chenle bersemu dibawah tatapan intens jisung.

"hah?"

jisung mendorong bahu chenle dengan pelan dari belakang. membiarkan yang lebih tua duduk di sofa dalam ruangan itu. setelah itu berjalan menuju dapur yang terlihat dari ruangan di mana chenle duduk.

dari belakang sini chenle dapat melihat punggung jisung yang berbalut jaket kulit tengah membuka kabinet tempatnya menaruh persediaan mie dan makanan instans lainnya. jisung menoleh, menatapnya dari dapur dengan sebelah alis terangkat.

 jisung menoleh, menatapnya dari dapur dengan sebelah alis terangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kau menyimpan banyak sekali makanan instan."

chenle meringis. "aku tidak bisa memasak."

"kau taruh dimana teh dan gulamu?" jisung tidak membahasnya lebih jauh, dia mengalihkan topik pembicaraan begitu saja.

"di lemari sebelahnya. yang pintunya kaca."

jisung mengangguk. dia mulai membuat teh sementara chenle memeriksa notifikaai ponselnya. saat jisung kembali dari dapur dan membawa dua mug dengan asap yang masih mengepul di atasnya, chenle menyimpan ponselnya ke atas meja.

"terima kasih." jisung mengangguk begitu chenle menerima teh yang dia buat. dirinya duduk di samping chenle, tidak terlalu jauh namun juga tidak dekat. masih ada jarak diantara mereka. jìsung hanya tak mau membuat chenle merasa tidak nyaman.

[PG-15] baby | chensung   ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang