jisung khawatir sekali. chenle tidak membalas pesannya, lalu lai guanlin--kekasih rekan sesama pelatih di studio tari milik daniel hyung yang merangkap sebagai kakak teman dekat chenle mengatakan tadi pagi chenle turun dari mobil jaemin. jisung terlalu sibuk dengan kegiatan orientasi hingga baru sempat memeriksa ponselnya pada jam istirahat.
"kenapa tidak diangkat," kata jisung gusar. dia bahkan belum sempat mengisi perutnya dan kini sibuk mondar-mandir di salah satu koridor dengan ponsel yang menempel di telinga.
jisung menggigit bibir bawahnya dengan gugup. dia sudah mengirim beberapa pesan dan berulang kali mencoba menghubungi chenle namun tak ada respon yang dia dapat. beralih menghubungi guanlin, jisung berharap chenle baik-baik saja.
di dering ketiga guanlin mengangkat teleponnya.
"apa chenle masih di unniversitas?" tanya jisung cemas. di seberang sana terdengar suara gemerusuk sebelum guanlin menjawab.
"entah. hari ini aku pulang lebih awal karena mengantar seonho yang keracunan makanan ke rumah sakit. terakhir aku melihat pacarmu tadi pagi."
"aku tak bisa menghubunginya." jisung menghela napas. "bisa kau berikan aku nomer telepon daehwi? kupikir dia bersamanya."
"wow, aku tak menyangka kau akan menjadi seprotektif ini pada kekasihmu. jujur aku sempat kaget saat kau mengatakan kalau kau sudah punya pacar dan memintaku mengawasinya untukmu."
"diamlah, kau sendiri tak ada bedanya denganku."
terdengar dengusan di seberang sana. "oke, kau menang. aku tutup teleponnya, nomer daehwi akan kukirimkan segera."
jisung hanya mendengung sebagai balasan. sambungan telepon diputus oleh guanlin. tak lama berselang satu pesan masuk, pesan yang tentu saja berisi nomer telepon lee daehwi. tanpa menunda lebih lama lagi jisung segera menelepon daehwi. menanyakan di mana keberadaan chenle.
"hari ini tidak banyak kelas yang harus dia ikuti, sebenarnya masih ada satu tapi karena dosennya berhalangan hadir kupikir dia langsung pulang. ck, chenle itu kebiasaan sekali lupa mengisi baterai ponselnya. kau tak perlu khawatir, dia pasti sudah duduk manis di appartemennya sambil menonton televisi."
tidak bisa. jisung tidak bisa untuk tidak khawatir. mereka semua tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara jaemin, jisung dan chenle. berdecak, jisung mengambil langkah panjang menuju parkiran. masa bodoh dengan sisa kegiatan yang harus dia ikuti.
"jisung-ssi, sebentar lagi peserta orientasi harus berkumpul di aula. kau mau kemana?" jisung sudah menaiki motornya saat salah satu temannya yang juga mahasiswa baru fakultas seni bertanya padanya.
jisung menghela napas. jarinya yang panjang menyugar rambutnya ke belakang. "aku harus pulang."
"tapi--kau bisa dihukum besok kalau pulang tanpa ijin."
"yedam-ssi, bisa kau menolongku?" jisung menghela napas lagi. "aku harus memastikan keadaan seseorang."
melihat wajah kalut jisung, yedam yang sebenarnya belum sepenuhnya paham mengangguki permintaan pemuda tinggi di depannya. jisung mengulas senyum, terlihat sangat tampan di mata yedam. tolong ingatkan yedam kalau dia masih dalam tahap memperjuangkan junkyu--seniornya dari jaman shs yang kini malah melirik pemuda asal jepang yang telat masuk perguruan tinggi dan kini ikut menjadi mahasiswa baru sepertinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/172596537-288-k677950.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[PG-15] baby | chensung ✔
Fiksi Penggemarif the baby not exist, can we feel still the same? 💌 chensung [au.lowercase. not-fluff-at-all]