sorry lupa nyantumin di awal. fyi aja sih, book ini ditulis pake huruf kecil (lowercase) secara keseluruhan 😍 ga usah protes ato minta aing nulis sesuai eyd. aing nulis cuma buat hobi dan nyaman pake lowercase. udah itu aja /bow 🍉
-
tangan chenle yang baru mau membuka pintu taksi ditahan. ketika dia menoleh ke belakang ada sosok pemuda tinggi dengan dimple yang manis tengah tersenyum padanya. dia lai guanlin, kakak seonho juga teman jisung.
"guanlin?" mata sipit chenle mengerjap bingung. guanlin masih tersenyum namun pandangannya beralih ke supir taksi yang tengah menunduk menatap kemudi, wajahnya tidak terlihat jelas karena topi yang pria itu pakai.
"maafkan saya paman, teman saya tidak jadi naik taksi." kata guanlin pada supir taksi itu. tidak ada jawaban yang dia dapat, pria itu hanya mengangguk singkat kemudian menjalankan taksinya. mata guanlin sempat memincing melihat lengan penuh tato supir tadi.
"guanlin," panggilan chenle mengalihkan atensinya. guanlin menoleh juga menunduk pada yang lebih pendek. "kenapa kau berbicara seperti tadi pada supir taksinya?"
"karena aku yang akan mengantarmu." kata guanlin dengan senyuman di wajah tampannya. tenang saja, chenle tidak terpesona kok. baginya jisung jauuuuh lebih tampan. apalagi saat pemuda park itu menatapnya dengan dalam. mengingatnya saja chenle jadi berdebar.
"eoh? memangnya kau tidak ada kelas?" tanya chenle penasaran.
"ada." guanlin menjawab singkat. sebelum chenle melontarkan pertanyaan dia kembali berbicara. "tapi aku sudah berjanji pada jisung untuk menjagamu saat dia tidak ada. lagipula mendengar omelan dosen lebih baik daripada diumpati jisung."
"jisung--apa? mengumpatimu?" rahang chenle jatuh ke bawah. dia menatap tak percaya guanlin yang kini tertawa melihat wajah syoknya.
"kenapa kau kaget sekali?" guanlin balik bertanya dengan geli. "jisung sebenarnya sama saja denganku. kadang dia akan mengumpat jika kesal. meski pendiam sebenarnya dia itu mengerikan tahu. dulu ada teman sekelasku yang suka membullynya, awalnya jisung mengabaikannya. mengganggap hanya angin lalu. tapi saat bullyan itu kelewatan, jisung membalas." guanlin menyeringai, "dua dari empat orang yang membullynya masuk ugd. ada yang rusuknya patah dan kepalanya bocor hingga gagar otak ringan."
chenle menelan ludahnya.
"beruntung dia tidak masuk kantor polisi saat itu. tapi tenang saja. jisung hanya akan begitu jika dia diganggu. dia bukan tipikal orang yang meledak-ledak ketika marah. dia sebenarnya tidak suka main tangan, tapi dia punya kemampuan bela diri yang bagus. jadi kau akan aman bersamanya."
wajah chenle bersemu.
"sekarang ayo aku antar menjemput jisung."
chenle mengangguk. keduanya berjalan beriringan kembali ke area unniversitas, lebih tepatnya area parkir dimana guanlin memarkir mobilnya. keduanya sama sekali tidak menyadari pandangan geram dari sosok yang duduk di balik kemudi mobil bercat merah metalic yang terparkir tak jauh dari tempat chenle menunggu taksi tadi.
"guanlin...." chenle memanggil guanlin saat keduanya sudah duduk nyaman dalam mobil guanlin. "bisakah kau menceritakan tentang jisung padaku?" pinta teman seangkatannya malu-malu, guanlin tidak dapat menahan diri untuk tidak tertawa lepas.
![](https://img.wattpad.com/cover/172596537-288-k677950.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[PG-15] baby | chensung ✔
Fanfictionif the baby not exist, can we feel still the same? 💌 chensung [au.lowercase. not-fluff-at-all]