typo sebagian dari konflik.
.
.
Hongjoong dibawa kerumah sakit kecil milik desa dengan segera. Menurut dokter yang merawatnya, operasi pengambilan peluru berjalan dengan baik, dan hongjoong sudah melewati masa kritis. Selanjutnya, dia hanya tinggal menunggu pemulihan saja.
Yoongi sangat cemas melihat Hongjoong yang tidur diranjang. Bagaimanapun, dia bisa terluka karena menyelamatkan Yoongi dan Seonghwa. Seonghwa sendiri sejak tadi hanya menangis disamping tempat tidur.
''Hongjoong jangan mati!'' kata itu uang terus dikeluarkan oleh Seonghwa.
''tenang Seonghwa. Pelurunya sudah dikeluarkan dan operasinya juga berhasil dengan baik. Hongjoong tidak akan mati karena ini?'' Taehyung meletakkan tangannya dipundah Seonghwa dan berusaha menghibur.
''maafkan aku, kamu bermaksud menyelamatkanku tapi aku sudah menghancurkan hidup Hongjoong. Seharusnya semua ini menimpa aku bukan orang lain, seharusnya yang tertembak itu aku!''
''Seonghwa, jangan menyalahkan diri sendiri'' Yoongi ikut menghibur Seonghwa sebisanya.
''Yoongi bukan begitu. Aku Cuma sedang mendapatkan karmanya'' Seonghwa menunduk sedih.
''karma? Kalau bicara hati-hati!'' Yoongi tak suka dengan kata-kata yang diucapkan Seonghwa.
''eh, lihat! Hongjoong sudah sadar?'' ucapan Taehyung mengalihkan atensi Seonghwa yang menunduk, dia segera mengangkat wajahnya lalu menatap Hongjoong yang perlahan membuka matanya, tampaknya obat bius masih belum hilang semua.
''Hongjoong?, sayang, maafkan aku! Tolong berjuanglah'' Seonghwa kembali menangis.
''Hongjoong, kamu dengar? Aku harus bicara. Aku tida bisa menyembunyikannya lagi. Aku siap jika setelah ini kamu akan menjauhiku Hongjoong''
Mendengar suara Seonghwa yang terpatah-patah begitu menyedihkan. Yoongi dan Taehyung merasa tidak pantas berada disitu. Keduanya pun bermaksud untuk keluar ruangan.
''tunggu! Aku juga ingin Taehyung dan Yoongi mendengarnya'' kata Seonghwa.
''aku?'' Yoongi menunjuk dirinya sendiri, sedangkan Taehyung hanya bisa mengusap bahu Yoongi seakan memberi kode agar Yoongi bisa mengerti maksud Seonghwa.
Seonghwa tatap mata Hongjoong yang tadi sempat terbuka, kini sepasang mata itu mulai terpejam lagi karena efek obat bius.
''aku begitu menginginkan Hongjoong berada disampingku dan memperhatikanku. Aku egois, selalu mengekang Hongjoong meskipun aku tau itu tidak boleh. Aku betul-betul tidak ingin Hongjoong jauh dariku''
''tapi, justru dimasa-masa sulit selalu ada Seonghwa, bahkan Seonghwa yang mendukung kakak'' kata Taehyung memberi keyakinan jika Seonghwa sebenarnya juga berarti bagi kakaknya.
'' tolong jangan bicara seperti itu. Aku tidak bermaksud begitu''Yoongi brnar-benar tak mengerti apa maksud Seonghwa. Dia lirik taehyung yang hanya menundukkan kepala.
''dulu, sewaktu Hongjoong bilang mau belajar melukis di Seoul, aku sangat sedih. Pasti Hongjoong akan melupakan aku, makanya aku terus berusaha untuk menghalanginya'' mendengar hal itu, ada perasaan marah dan heran didada Yoongi, kenapa Seonghwa begitu gila mematahkan cita-cita orang lain.
''dan gossip antara Hongjoong dan ibu Yohanna,... '' Seonghwa terdiam beberapa saat, dia mengigit bibir bawahnya gusar. ''Gossip itu sebenarnya aku yang memulai''
''yang benar?'' baik Taehyung maupun yoongi sama-sama terkejut dengan pengakuan itu.
'' jujur saja, yang penting bagiku adalah Hongjoong. Aku berharap dengan gossip itu, ibu Yohanna akan diberhentikan dan Hongjoong kembali bersamaku lagi. Aku terbakar rasa cemburu. Kalau kami sedang bersama, Hongjoong hanya bercerita tentang ibu Yohanna saja. Aku tidak tahan dan rasanya mau marah. Itulah sebabnya aku,...''
YOU ARE READING
MY DREAM (complete)
FanfictionTAEGI Benarkah cinta pertama itu pasti berakhir? aku teringat pada Taehyung dan terus terang saja, Taehyunglah yang membuatku ragu, meninggalkannya atau tetap disini. Cerita ini tidak diijinkan dibaca oleh anak dibawah umur 18 Tahun. Semua yang ada...