4 - Rasa

19 5 0
                                    

"Kring..kring..kring.."

Suara bel sekolah SMA 7 Bangsa berbunyi. Suara yang selalu di tunggu oleh murid-murid sekolah ini, begitupun iana.

Hanya ada yang beda, jika murid-murid keluar kelas bersama teman-teman nya, iana tidak. Iana lebih suka sendiri. Jalan memakai earphone di telinga, dan membawa buku diary nya. Iana tak suka sekolah, tapi ia sudah punya janji dengan ayah dan bunda nya untuk menjadi seseorang yang sukses nanti.

Dia tak punya banyak teman, hanya sedikit. Bahkan sekarang seluruh orang yang ia lewati saling berbisik menatap nya

'Eh eh cewek aneh lewat..'

'Sok keren banget si gaya begituan...'

'Dasar cewe stres pake earphone mulu...'

Dan kata-kata lain yang bisa lebih di bilang bukan bisikan melainkan obrolan yang bisa di dengar semua orang

Sebenar nya jika bisa memilih, ia lebih suka belajar di rumah dari pada di sekolah. Tak ada yang menarik di sekolah, kecuali Arun, seseorang yang ia suka sejak pertama masuk SMA ini

Ada satu tempat favorit iana di sekolah ini, Aula sekolah, tempat itu sangat jarang dipakai, hanya untuk acara tertentu. Tempat yang sangat pas untuk dirinya, tak ada orang yang mau kesana, apalagi sejak beredar nya kabar bahwa ada hantu di aula.

Seperti biasa, iana hanya duduk sambil menggambar atau membuat puisi di buku nya, tentu nya sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaan nya, lagu indie.

"Hey...." panggil seseorang sambil mencolek bahu iana dari belakang

Iana yang merasa sedikit takut tak ingin membalikan badan nya, ia takut jika rumor tentang adanya hantu di aula ini benar, karna setau iana tak ada yang ingin kesini kecuali dia

"Ikut denger lagu dong" ucap orang itu lagi sambil menarik earphone sebelah kanan iana, dengan cepat iana menepis tangan orang itu

"Idih galak bener" ucap orang tersebut yang kaget dengan perlakuan iana

'Arun?' Batin nya yang kaget melihat siapa yang ada di belakang nya

karna gugup iana langsung memalingkan wajah nya dari arun

"Lo kenapa si? Gua kan cuma pengen denger lagu juga" ucap arun yang langsung berpindah duduk ke sebelah iana dan mengambil kembali sebelah earphone iana

'Terlihat ku palsu..'

'Tanpa rasamu menjamahku...'

'Tanpa ragamu di sampingku....'

'Tanpa erat mu menggenggam ku..'

'Tanpa arah muu... lagi......'

"Kusut - fourtwnty" ucap arun

"Lo suka musik ginian?" Tanya arun yang hanya di balas anggukan oleh iana yang masih memalingkan wajah nya

"Lo kenapa si? Ngomong nggak, ngeliat muka gue juga nggak, lo takut? Muka gue gak serem..ganteng malah"  ucap arun yang tak di hiraukan oleh iana

"Gue tau lo gak bisu, ngomong dong, atau liat muka gue aja deh" ucap arun yang membuat iana perlahan-lahan melihat nya kembali

'Beneran arun yang gua suka?!' Batin iana tak percaya

"Gimana? Tamvan kan gue?" Tanya arun sambil memainkan alis nya, yang membuat iana terkekeh

"Hm, lo ada lagu Fourtwnty yang Fana Merah Jambu gak? Puter dong" pinta arun

"Ada" jawab iana yang langsung memutar lagu yang arun pinta

"Gue suka lagu ini, kalo denger lagu ini tuh gak boleh diem, harus gerak, ayo!" Ajak arun sambil memegang kedua tangan iana untuk berdiri

"Lo pasti hafal lagunya kan? Nyayi juga ya" ajak arun

'Berdansa sore hariku... sejiwa alam dan dunia mu....'

'Melebur sifat kaku kuuuuu....'

'Rasanya tak cukup waktuuu... terlalu cepat berlalu..'

'Sore ku nyaman dengan muuu...'

'Menarilah... menarilah.... menarilah... denganku.....'

'Genggam tangan coklat kuu....'

'Berputar-putar dengan kuu....'

'Menarilah...menarilaah... menarilaah......'

"Gimana?" Tanya arun ngos-ngosan karna bernyayi sambil berdansa dan berputar-putar bersama iana

"Aneh, tapi seru" jawab iana sambil tertawa

"Yaudah lepasin dong tangan gua, jangan di genggem mulu, nyaman ya" ucap arun yang membuat iana menjadi salah tingkah

"Lu tau? itu tadi cara nya nikmatin musik. kita ikutin apa yang dia nyayiin, dia nyuruh kita dansa, nyayi.. terus kita lakuin, asik kan" ucap arun yang tak berhenti tersenyum

"Aneh, trus gimana kalo lagu nya nyuruh kita loncat dari gedung? Atau makan daging anjing pake sayur kol? Lo mau ikutin?" Tanya iana

"Oriana...oriana... emang sejak kapan ada lagu kek begituan..." ucap arun sambil mengacak-ngacak rambut iana yang membuat wajah nya tak tertutup poni lagi

"Lo cantik" ucap arun saat melihat wajah iana yang membuat pipi iana memerah

"kenapa lo tutupin? Kenapa gak lo benerin aja rambut lo, biar semua orang tau kalo lo itu cantik, dan yang orang bilang itu salah" tanya arun

"Emang penting? Gue gak peduli apa yang mereka bilang, gua juga males nanggepin orang kayak mereka" jawab iana menghembuskan nafas kasar

"Gue sering denger tentang lo, banyak yang bilang lo itu cewe aneh yang stres" tutur arun

"Cuma itu yang lo denger? Itu mah setiap hari gua juga denger" ucap iana yang membuat arun kaget

"Lo gak kenapa-napa di bilang begitu?" Tanya arun hati-hati

"Hidup gue terlalu berharga buat ngurusin kek begituan" ucap iana yang membuat arun terdiam dan merasa tak enak terhadap iana

"Hmm.. itu buku lo?" Tanya arun menunjuk buku yang berada di tengah mereka berdua

Iana hanya mengangguk

"Iana? Siapa iana?" Tanya arun yang membaca tulisan khas anak kecil di cover buku itu

"Gue. Orang tua gue manggil gue iana" jawab iana yang mengambil buku nya

"Jadi gua panggil iana juga gapapa? Hehe, abis nya oriana kepanjangan" tanya arun

"Hm boleh"

'Kring...kring...kring...'

Suara bel sekolah yang menandakan saat nya mereka berpisah dan kembali ke kelas.

"Gue duluan balik ke kelas ya" ujar iana sambil membereskan barang-barang nya

"Ok, see you next time Iana!" Ucap arun tersenyum tulus.

Haiii!!! jangan lupa vote yak!🖤
-iyak

orianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang