3 - sendiri

17 5 0
                                    

Seorang gadis berambut pendek memakai sepatu vans melangkah kan kaki nya menyusuri kota dengan pelan, ia hanya ingin menghabiskan waktu nya di luar walau sedirian.

Ia tak tau kemana ia akan pergi, ia hanya terus berjalan berharap ia bisa menemukan tempat yang tepat untuk sendiri

Iana berhenti sebentar, melihat toko di depan nya, sebuah toko coklat bernuansa serba coklat, makanan favorit nya.

"Sudah lama sekali" batin iana tersenyum paksa

Iana melihat kanan kiri, melihat semua yang ada di dalam sana. Banyak sekali jenis coklat yang ada di dalam sana termasuk coklat kesukaan iana 'coklat matcha' iana hanya tersenyum memandang coklat tersebut, iana tak berminat membelinya, ia hanya ingin melihat tempat ini, itu saja.

Iana memperhatikan diri nya sekarang di depan kaca, ia tak ingat dulu pernah ada kaca disini, mungkin baru?

Kemeja hitam kotak merah, celana joger, topi hitam, sepasang sepatu vans, dan sebuah backpack kecil hitam yang ia sangkutkan di tangan kanan.

"Miris" batin nya dalam hati.

Tak ingin berlama-lama iana pun keluar dari sana melanjutkan perjalanan nya.

Mungkin langit tak berpihak dengan iana hari ini, hujan turun membasahi kota, orang-orang yang tadi sibuk di jalanan sekarang sibuk mencari tempat untuk berteduh.

Sebenar nya iana sangat ingin bermain hujan, tapi ini tempat umum ia tak ingin jika ia di anggap tak waras bermain hujan di tengah kota dan menjadi tontonan orang-orang disana.

Iana pun memberentikan langkah nya di sebuah kedai kopi yang sederhana, tempat nya kecil, tak banyak orang disini. Iana sengaja memilih kedai ini karna iana tau orang-orang tak akan kesini pasti mereka lebih memilih masuk kedalam mall yang ada di sebrang jalan.

"Espresso nya satu" pesan iana ke barista yang ada disana

"Itu aja?" Tanya barista tersebut yang mencoba melihat wajah iana yang tertutup topi dan poni nya

"Itu aja cukup" ujar iana sambil mengeluarkan uang pecahan 20 dan 10 ribu. Setelah memberikan uang tersebut iana langsung mencari kursi, iana pun memilih duduk di sudut cafe di dekat lemari buku yang tersedia di sana

Sekitar menunggu 10 menit pesanan iana pun datang, tapi aneh nya barista itu sendiri yang mengantarkan nya

"Espresso enak buatan Aris ganteng udah jadi, silakan di minum" ujar barista yang bername tage Aris tersebut

Tidak mengubris apa yang di katakan barista tersebut iana langsung saja menggeser kopi yang dia pesan ke arah nya dan langsung meminumnya.

"Enak kan?" Tanya Aris sambil tersenyum bangga

"Ya" jawab iana jujur

"Saya perna ngeliat kamu, kamu anak SMA 7 bangsa kan?" Tanya barista tersebut

"Mungkin anda salah liat" jawab iana bohong, iana bingung, siapa dia?

Barista itu hanya mengangguk mendengar jawaban iana dan berbalik menuju kasir, ia mengambil secarik kertas mirip kartu nama untuk iana

"Nih" ujar barista tersebut sambil memberikan kertas yang ia ambil tadi

"Sebab siapapun yang bercerita, mereka hanya butuh pendengar yang bersedia dan siap membuka sepasang telinga" - kedai kopi Aarush

'Aaurush? Ini...' gumam iana

Iana tak berkutip, ia baru menyadari sesuat. Tak ingin terlalu lama ia langsung menyimpan kertas itu dan bergegas pergi walau hujan di luar sana sangat deras ia tak peduli, ia ingin pulang.

Hai jangan lupa vote ya!🖤
-iyak

orianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang