(Sesuai judul lagunya memang inspirasi saya dari lagu ini... backsound tambahan biar makin galau gitu hehehe...)
Full of Fajar POV
2024
Aku menjinjing tas raketku keluar lapangan. Suara riuh supporter memenuhi seantero stadion. Berjalan ke tepi lapangan membuatku bisa melihat secara langsung bahagianya supporter yang menyambut. Beberapa dari mereka menjulurkan kaos untuk aku tandatangani...
Aku sangat salut dengan apresiasi yang dilakukan supporter. Meskipun ini bukan bermain di kandang sendiri, tapi semangat dan teriakan yang mereka berikan membuatku terasa seperti di Indonesia.
Ya... Ini adalah gelar All England.
Salah satu impian para atlet bulutangkis... Akhirnya bisa aku penuhi juga.
Dan ini bukan pertama kalinya aku mendapatkan gelar yang sering di gelar tiap tahunnya. Ini gelar kedua ku untuk All England.
"Jay... Ayok... Podium udah nungguin tuh hehehe..."
Suara dan tepukan pada bahu menyadarkanku untuk bergegas. Orang yang melakukan tadi berjalan beberapa langkah di depanku, sehingga aku hanya mampu melihat punggungnya.
Rian...
Ketika hendak menaiki podium, entah kenapa aku meraih tangannya dan kami mengangkat kedua tangan kami. Suara riuh supporter kembali terdengar dan blitz kamera wartawan menyambut kemenangan kami.
Kami...
Ya... Sejak berpasangan dengan Rian... Aku sadar bahwa setiap hal yang kulalui dalam dunia bulutangkis ini... Akan selalu menjadi... Kami
.
.
.
.
.
.
.Berulang kali aku melihatnya tersenyum memandangi mendali yang masih bertengger di lehernya.
"Terimakasih untuk kemenangan ini, Jay..."
"Ini kemenangan saya juga, Ian. Terimakasih.."
Selanjutnya kami hanya terdiam di mobil. Kendaraan yang disediakan panitia dan di babak final ini hanya kami saja perwakilan Indonesia yang tersisa. Beruntungnya lagi kami berhasil membawa gelar.
Aku menatap ke arah samping dimana pemandangan Birmingham, lampu indah kota di negeri Inggris ini begitu menghipnotis mata. Siapapun yang melihatnya akan terpana... Terlebih gerimis yang sedari tadi belum reda. Syahdu kian terasa di keheningan kami.
Lelah yang menggerogoti tubuhku membuat mata ini tergoda untuk terpejam... Namun bayangan yang terpantul dalam kaca itu membuat kantuk itu lenyap seketika. Suasana gelap diluar sana, serta sinar lampu dalam mobil. Membuat bayangannya semakin jelas di kaca.
Aku terdiam memandangi bayangan itu...
Rian
Tanganku terjulur mengusap bayangan dalam kaca itu... Hatiku mencelos ketika ingatan sebulan yang lalu terngiang kembali.
Pertandingan di Hongkong membuatku harus sekamar dengannya. Ranjang kami hanya terpisah sekitar 1 meter, sehingga siapapun bisa duduk di bawah antar ranjang kami.
Dan malam itu...
Aku terjaga menghadap tembok kamar hotel, hingga aku merasa ada seseorang yang bersandar pada sisi bawah ranjang. Orang itu bernafas tidak teratur, seperti habis menangis...
Entah bagaimana aku tahu bahwa orang itu adalah Rian.
Mengapa dia menangis?
Seingatku dia sedang tertidur tadi. Mimpi buruk lagi mungkin. Entahlah...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Love You (Side Story of There's No Other) | Fajar & Rian's Story
RomanceCerita kapal lokal kedua, masih ada sangkut pautnya dengan There's No Other karyaku tentang Hendra sama Ahsan. Cerita ini akan menceritakan Fajar Alfian dan pasangan lapangannya Muhammad Rian Ardiyanto. Ini pure haluan saja ya 😁