Berantem

62 5 0
                                    

Hari Jum'at yang cerah.Biasanya kelas Nadiya melaksanakan kewajiban sholat dhuha terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar.
"Ehh lu pada jangan lupa sholat dhuha! Gua jaga hari ini...Kalo gua liat lu ber 4 gak sholat,gua coret nama lu!" ancam Nadiya kepada ke 4 adik nya.

"Iya kak.Nanti kita sholat.Mau ke kelas dulu naro tas.Berat soalnya." sahut Rafif.

"Yaudah sono! Gua duluan ya!" ujar Nadiya.

"Ehh kak gua bareng lu aja deh! Sekalian." ucap Dzaki.

"Masih pagi banget.Nanti aja ntar lu gaada temen." sahut Nadiya.

"Nggak papa kak.Lagian juga gua di kelas gak ada temen.Sekalian nemenin lu juga jaga agenda sholat.Kesian gua liat lu berdua doang ama Nissa." ujar Dzaki.

"Yaudah serah lu dah!"

"Nis! Sendiri?" sapa Nadiya.

"Ya iyalah.Kita jaga cuman berdua.Kalo lu belum dateng ya gua sendiri." sahut Nisa jengkel.

"Hehehe Sorry." ujar Nadiya meminta maaf.

"Jakii..lu tanda tangan dulu nih!" ujar Nadiya sambil memberikan selembar kertas da sebuah pulpen kepada Dzaki.

"Kak gua duluan ke dalem ya!" ujar Dzaki setelah tanda tangan.

"Hooh" sahut Nadiya singkat.

"Nad ade lu yang lain pada kemana?" tanya Nissa setelah melihat Dzaki masuk.

"Tau tuh katanya mau naro tas dulu."

"Owhh..yang rajin dia doang ya!"

"Ya seperti itu..."

Tak beberapa lama Dzaki keluar dan langsung duduk di sebelah Nadiya.

"Ngapain lu disini?" tanya Nadiya.

"Lah kan nemenin lu." sahut Dzaki enteng.

"Ya elah segala di temenin.Gua kan udah berdua ama Nissa."

"Lah emang napa?Lagian gua juga gabut dikelas."

"Yaudah lah terserah lu aee."

"Nad kalo diliat-liat,ade lu cakep juga." ujar Nissa.

"Yaelah...cakepan juga gua Nis." sahut Nadiya sewot.

"Yeu mupeng lu."

Dzaki yang di sanjung oleh Nissa hanya diam dan menundukkan kepala karena malu.

"Udah lu gak usah muji-muji dia ah.No liat kan jadi salting dia!" ujar Nadiya tambah sewot.

"Ish apaan si kak." sahut Dzaki malu-malu.

++++++++++++++++++++++++++++++++

Jam pelajaran terakhir di hari jumat telah berlangsung.Semua murid kelas Nadiya yang masih berada diluar kelas pun segera memasuki kelas ketika mengetahui guru yang bersangkutan datang ke kelas.Pelajaran terakhir yaitu Seni Budaya.

"Oke anak-anak untuk tugas praktek kalian Seni Budaya kalian bapak beri tugas menari.Terserah kalian mau nari tradisional atau modern dance." ujar Pak Hendri selaku guru Seni Budaya.

"Pak!Satu kelompok berapa orang?" Tanya Amalia.

"Bebas.Mau satu kelas jadi satu kelompok juga gak papa." sahut Pak Hendrik.

Setelah mendengar jawaban dari Pak Hendrik,semua murid langsung mencari teman yang biasa bermqin untuk menjadikan kelompok nya.

"Widi, gua gak bisa bareng lu!" ujar Rafif.

"Dih siapa lagi yang mau bareng lu!" sahut Widi meledek.

"Oh gitu lu sekarang?"

"Lah emang dari dulu gua begini.Emang harus begimana gua?"

Keluarga MUHAMMADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang