BAHAGIAN 1 - HOW WE MEET

1.8K 48 2
                                    

Hujan masih setia mengguyur kota Surabaya sore ini, bukannya menunjukkan tanda akan segera berakhir, malah hujan makin deras dari waktu ke waktu. Disaat seperti ini, Ryan tengah asyik membaca buku. Sebuah buku tentang kisah Tuan Buncis dan Raksasa Jahat. Tak pernah terpikir apa yang ada di isi kepala pemuda satu ini, diusianya yang beranjak dewasa, ia masih setia dengan beragam hal kekanak-kanakan.

Ryan atau lengkapnya Ryandra Sekartadji Putra Iyasya, adalah pemuda kelahiran Surabaya, Ayahnya meninggal saat ia masih di dalam kandungan sang ibunda tersayang. Ibunya dulu bekerja sebagai perawat di suatu rumah sakit, meski tengah hamil tua di masa itu, ia tetap bekerja demi pengeluaran keluarga kecilnya. Ryan memiliki kakak kandung bernama Nia, lengkapnya Nia Ramadhani Putri Burhan Samsudi. Nia lahir tepat di hari ke 11 bulan suci Ramadhan, hal itulah yang melatarbelakangi satu kata dalam nama lengkapnya.

Ryan tepat berusia 19 tahun sebulan yang lalu, dalam ulang tahunnya itu ia tak ingin kado atau harapan yang muluk muluk, ia hanya ingin diberikan kesehatan untuk diri dan orang orang di sekitarnya terutama keluarga kecilnya. Ryan hanya meminta selembar Rp 50.000 dari kakak dan ibunya untuk selanjutnya ia belikan buku dongeng kesukaannya, Cinderella. Ibu dan kakaknya hanya memaklumi apa yang Ryan inginkan, asalkan dia bahagia, mereka juga akan bahagia.

Ryan bekerja di sebuah toko buku di dekat perempatan yang cukup ramai. Tak perlu dijelaskan lagi apa yang melatarbelakangi keinginan Ryan bekerja di sini, karena ia sangat cinta akan buku. Seperti yang terjadi di awal, Ryan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan toko buku tempat ia bekerja karena hari menjelang malam dan nampaknya tak ada lagi pelanggan yang akan datang karena hari ini begitu dingin. Ia segera menutup dan mengunci pintu toko itu dan bergegas pulang dengan berjalan kaki ke rumahnya sambil menenteng payung di tangan kanannya.

Tak jauh dari tempatnya, Ryan melihat seorang nenek tua yang hendak menyeberangi jalanan yang cukup ramai. Lampu lalu lintas tak berfungsi karena sebelumnya telah dirusak oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab tanpa alasan yang jelas.

"Mari nek saya bantu menyeberang." Ucap Ryan pada nenek tua itu.
"Makasih ya cu, kamu baik sekali sama nenek." Jawab nenek.
"Ya, tidak masalah nek."

Awalnya tidak ada masalah yang berarti saat proses penyeberangan yang dilakukan Ryan dan nenek saat itu, sampai tiba - tiba ada sebuah mobil sport yang melintas sangat cepat hingga membuat Ryan terjerembab ke trotoar. Nenek segera membantu Ryan untuk berdiri, ia menanyakan apakah kondisinya baik baik saja. Mobil mewah itu kemudian mundur beberapa meter hingga berhenti di samping Ryan dan nenek. Pintu pengemudi akhirnya terbuka dan menampilkan sosok pria berbadan tegap mengunakan setelan jas yang modis dan sedikit jambang yang tertata rapi di wajahnya.

"Apa yang nenek lakukan di sini?." Ucap pria asing itu.
"Orang ini cucu nenek?." Tanya Ryan
"Iya manis, dia cucu nenek." Jawab nenek lemah.
"Lain kali kalau nenek pergi dari rumah kan bisa minta tolong Mas Yudi buat nganterin nenek, jangan pergi sendiri kayak gini. Nyusahin kerjaku tau nggak sih?." Ucap pria asing itu sambil sedikit menaikkan nada bicaranya membentak neneknya sendiri. Melihat ketidaksopanan itu, lantas Ryan dengan sigap menampar pria tinggi di hadapnnya itu.

Plak!!!

Baik nenek maupun pria itu sama sama terkejut, terlebih lagi pria itu yang bernama David yang merasa harga dirinya diinjak injak secara drastis.

"Kamu nggak sopan banget tau nggak sih. meskipun nenekmu salah, beliau tetap nenekmu, kau seharusnya menghormatinya, bukan membentaknya!."
"Apa hakmu untuk mengurusi ucapanku,hah?. Lagipula siapa kau yang berani menamparku dan berbicara tentang kesopanan?, cobalah kau lihat dirimu sendiri bocah, apa hal yang kau lakukan itu sopan?." Bentak David
"aku memang tak punya hak untuk itu, tapi lihatlah kondisnya saat ini, dia nenekmu. dan tentang kejadian dimana aku menamparmu adalah hal yang wajar kau terima atas ketidaksopananmu!." Ucap Ryan jengkel.
"sudah sudah, kalian jangan betengkar di sini, ini tempat umum." Ucap nenek menengahi perdebatan sengit di hadapannya.
"maaf nek, manusia tak tau diri ini harusnya ku balas." Ujar david menggenggam erat kerah baju Ryan, membuat Ryan terhuyung hampir jatuh dan menarik leher David, namun naas David juga tak dapat menyeimbangkan tubuhnya hingga terjatuh di trotoar dan menindih tubuh kecil Ryan dan tak sengaja bibirnya bertemu dengan bibir Ryan. Chuuuu......

Pemandangan eksotis ini bertahan beberapa detik sebelum akhirnya David sadar dan buru buru merapikan setelan pakaiannya lalu menyeret tangan neneknya masuk ke dalam mobil mewah miliknya, meninggalkan Ryan yang tanpa sengaja meneteskan air matanya karena ciuman pertamanya yang lenyap begitu saja. Dulu ketika ia membaca novel tentang Snow White , ia berharap akan dapat menemukan cinta sejatinya lewat ciuman pertama yang indah. Tapi sayang seribu sayang, harapannya kini telah pupus karena manusia sombong dan durjana yang seenak udelnya mendaratkan bibirnya tepat di bibir Ryan.

DAN HARI INI ADALAH HARI TERBURUK DALAM HIDUPNYA.

--------------

Hei Hei Hei!!!😍😍😍😍😍
Deny asoy balik lagi menyapa kalian di bulan April.
Gimana buat bagian ini?
Suka?
Nggak suka?
Menarik?
Biasa aja?
Atau yang lainnya?

Bisa kalian komentarin di bawah sini....
Yak cuss langsung ajah vote dan coment serta follow akun wattpad akoeh sekarang juga,Deny juga nerima segala kritik dan saran dari kalian para pembaca Budiman loch!

Bisa di kolom komentar juga,atau chat pribadi di Wattpad...

Update:

Deny Candra Irawan
Senin, 1 April 2019
Pukul 20:55 WIB

In a HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang