BAHAGIAN 5 - THE GREATEST MAN, GRANDMA, AND LITTLE CUTE GIRL.

874 43 3
                                    

Happy Reading Everyone~

RyanPOV

Ryan memulai hari seperti biasanya. Ia bangun pukul 5 pagi, membantu ibunya di dapur, dan mandi pukul 5.30. Ia berpikir hari ini adalah hari terbaiknya, karena sejauh ini tak ada halangan dan rintangan yang begitu berarti.
Ryan selanjutnya memulai sarapan tepat pukul 5.45,  ya masih diiringi dengan celotehan manja khas kakaknya, siapa lagi kalau bukan Kak Nia.

"Tau nggak sih,Yan!. Di tempat kerjaku ada bos ganteng banget!. Kamu pasti suka sama dia,..." Ucap Nia
"Udah tajir melintir, gagah, hot lagi." Lanjut Nia.

Sedikit tersinggung dengan manusia di sampingnya ini, lantas Ryan bergegas pergi menuju Toko Buku kesayangannya, Niatnya dia ingin mampir sebentar ke Minimarket.

"Bu, Ryan berangkat dulu ya, udah kenyang nih sama Si Kak Nia yang rumpi!."

"Iya, hari hati, jangan lupa makan siang!." Teriak ibunya dari arah tempat cucian piring. FYI aja nih ya, Dapur sama tempat makan di rumah ini terpisah sama dinding~

"Yeee, sensi banget sih, kamu PMS?." -Kak Nia
"Bukan urusan awak!." -Ryan
"Dasar keturunan melayu!." -Kak Nia

Ryan akhirnya setengah berlari menuju Halte Bus di perempatan, tak lama kemudian bus datang. Ryan menempati tempat duduk yang tersisa. Beberapa saat kemudian, Bus turun di sebuah Halte, Ryan masih duduk di tempatnya karena tujuannya bukan di sini. Sepasang Kakek dan Nenek nampak tertatih - tatih berjalan, melongok sebentar dan mendapati kursi bus telah terisi, hanya satu kursi yang tersisa, yaitu di sebelah anak muda yang tak lain dan tak bukan adalah Ryan. Ryan tertegun, Melihat seorang kakek dan nenek, mengingatkanya pada mendiang Kakeknya dulu dan juga Neneknya yang masih hidup di desa. Ryan segera beranjak dari tempatnya duduk.

"Kakek,Nenek." Sapa Ryan ramah
"Mari duduk di sini, biar saya yang berdiri." Lanjutnya

"Ah, bolehkah?." Tanya sang nenek
"Tentu saja, mari silahkan." Ajaknya sembari menuntu kedua orang tua itu.
"Terima kasih ya cah." Ucap si kakek.
"Terima kasih kembali~." Balas Ryan

Bus akhirnya berhenti di tujuan Ryan, Ia segera beranjak dari posisinya dan berjalan beberapa meter untuk sampai ke Toko Buku miliknya. Belum sampai di Toko Buku, Ia melihat banyak orang mengerumuni bangunan tua itu. Dalam benaknya Ryan bahagia, mungkin ini adalah jawaban atas do'a - do'a yang selama ini ia panjatkan kepada Tuhan, akhrinya para insan itu sadar betapa buku sangat bermanfaat untuk kehidupan mereka. Ryan pun akhirnya bergegas menuju kerumunan itu, namun semakin dekat ia kesana, ia semakin dekat kepada bangunan tua yang telah luruh menjadi puing puing. Ada apa sebenarnya?

"Kamu beneran ngerelain toko buku ini untuk program pemerintah?!." Tanya Mbak Tia sang penjaga minimarket di sebelah toko bukunya.

"Hah?!, program pemerintah yang mana?, Aku nggak nerima surat apa pun bahkan. Mbak Tia dari mana tau?." Ucap Ryan sedikit emosi

"Dari orang berdasi di sana, coba tanyain!." Perintah Mbak Tia.

Ryan segera bergegas menuju pria yang dimaksud Mbak Tia, namun sebelum ia sampai di depan orang yang ia tuju, aroma parfum coklat yang memabukkan itu menusuk indera penciumannya. Ia sangat mengenali aroma ini.

"Kau orang yang telah merusak toko bukuku?!."
"Oh, hai, selamat pagi!." Ucap pria yang dimaksud Mbak Tia dengan sangat ramah, yang dibuat buat.

"Nggak usah ngalihin topik!, Kamu tega ya, kita baru ketemu beberapa hari yang lalu, dan dengan enaknya kamu main hancurin warisan nenek aku?!!."

"Hei!, Aku nggak pernah mau nyentuh bangunan reyot alias toko buku jelekmu itu bocah sinting!."

"Terus siapa lagi kalo bukan kamu!, Aku bukan bocah sinting yang bisa dipermainkan ya manusia biadab!."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In a HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang