#RYANPOV
“Aku pulang!.”Itulah kalimat pertama yang Ryan katakan sesaat setelah ia memasuki rumahnya. Sebelumnya di perjalan menuju rumahnya, Ryan sempat termenung menanggapi kejadian buruk yang terjadi dan menimpa dirinya yang malang. Bukannya ia menyesal membantu nenek tua tadi, melainkan menyesal karena telah menampar pria tinggi dan angkuh hingga ia harus mengorbankan impian berharga miliknya.
“Kamu ngelamunin apa?.” Tanya kakaknya, Kak Nia
“Nggak kok, bukan apa apa.” Elaknya
“nggak usah bohong sama aku deh, muka kamu tuh sekarang jelek banget, emang ada masalah apa sih?.” Tegas Kak Nia
“Nggak Kak Nia, nggak ada apa apa, beneran kok!.” Tukasnya lagi
“Ya udah deh terserah, kamu mau cupcake?.” Sambil menyodorkan cupcake
“nggak, makasih, makan aja!.” Tolaknya. Setelahnya Ryan pergi dan sedikit membanting pintu dengan kasar.#DAVIDPOV
Hari ini mungkin akan menjadi hari yang paling buruk dalam sejarah hidupku. Sebelumnya perkenalkan namaku David, lengkapnya Davidran Alvaro Chandra Alaniah Alansyah. Umurku kini menginjak 25 tahun. Harusnya sih aku sudah bisa dikatakan sebagai pemuda yang siap menikah, hanya saja entah mengapa rasa ingin menikah bukan tujuan utamaku sama ini. Sedikit cerita tentang keluargaku, aku anak tunggal. Ayah dan ibuku telah berpisah sejak umurku 10 tahun karena suatu alasan yang tak dapat aku mengerti. Sejak saat itu, aku tinggal bersama kakek dan nenek di Surabaya, meninggalkan Kota Jakarta dengan segala hingar bingarnya.
Sampai akhirnya hari ini aku bertemu dengan bocah sialan yang dengan lancangnya menampar pipi kiriku dengan cukup keras. Aku tak mempermasalahkan rasa sakit dan panasnya, melainkan rasa malu saat semua orang di jalanan itu seolah melihat derajatku dijatuhkan dan diinjak injak. Tapi kejadian yang paling membingungkan adalah saat dimana bocah itu dan aku sama sama terjatuh dan saling menempelkan bibir kami masing masing tanpa sengaja dan dilihat oleh nenekku sendiri. Aku tak dapat mengetahui bagaimana wajahku saat itu, yang pasti malu, marah, kesal. Untunglah kesadaranku pulih dan aku menyeret nenek masuk ke mobil.Di dalam mobil selama perjalanan, aku hanya dapat diam. Ini bukan ciuman pertamaku, kerena sebelumnya di SMA aku sudah pernah berciuman dengan kekasihku. Tapi yang kucium barusan adalah laki laki, hal paling aneh yang aku lakukan.
Tak lama berselang, mobilku sudah masuk ke dalam garasi. Nenek sedikit tertatih tatih ketika berjalan. Alhasil, aku berusaha membimbingnya. Sampai di depan kamarnya, nenek terdiam beberapa saat dan berbalik.
“Boleh nenek minta satu hal ke kamu cu?.” Katanya
“Boleh, asal jangan makanan yang aneh aneh kayak gula atau lemak atau yang lainnya. Jaga kesehatan!.” Ucapku sedikit tegas,
“Iya nenek ngerti. Nenek pengen ketemu sama anak yang udah nolongin nenek nyeberang jalan tadi. Nenek belum sempet nyampein terima kasih.” Ucapnya.
“Nenek kok jadi perhatian sama dia sih?.” Tanyaku curiga, bisa aja dong bocah tengil tadi nyuci otak nenekku.
“Jaman sekarang susah nyari orang baik, nenek kan cuman mau ngomong makasih doang.”
“hmmm, iya deh , besok aku cari, sekarang nenek cuci kaki terus tidur.”
“Iya, makasih ya cu.”
“sama sama.”Aku berbalik menaiki anak tangga, masih terbayang bagaimana wajah merah merona bocah tadi. Di satu sisi dia lucu, tapi setelah dia nampar aku rasanya pengen nabokin balik. Aku akhirnya langsung melepaskan setelan jas yang kugunakan dan kemudian ke kamar mandi, menyikat gigiku, membasuh wajahku , dan ritual serta tradisi sebelum aku tidur.
_______________________________
Whoa!!!
Nggak nyangka bisa update secepat kilat! Nggak juga sih ding
Maap yah buat ejaan yang kurang sempurna, ceritanya juga terkesan masih nggantung.
Mungkin kakak kaka pembaca atau yang lainnya boleh kok komentar kek apa aja sih yang kurang?
Meski keknya ini nggek menarik, tetep support DENY ASOY dengan cara klik likenya dong, jadi
KAMU SEDANG MEMBACA
In a Heartbeat
FantasyDavid bertemu dengan Ryan di tempat dan kejadian yang tak semestinya berlaku. Jatuh bangun hubungan mereka akan kalian saksikan di bawah ini.