Adrina's.
"Eh, lo ngapain?"
Aku terkejut saat tahu siapa yang baru saja memencet bel rumahku. Gawat jika Mama memergoki.
Marah sih, nggak.
Tapi nanti pasti mikirnya yang nggak nggak.
"Jalan, yuk." Sekali lagi aku kaget saat Reece mengajak jalan. Oke, pertama dia tiba-tiba datang kerumahku, kedua dia tiba-tiba mengajakku jalan. Kurang sinting apa lagi cowok yang di depanku ini?
Dikasih kesempatan malah songong anak ini.
"Gue nggak boleh keluar rumah. Lagi sakit." Aku tidak sepenuhnya bohong, kok. Bagian yang tidak boleh keluar rumah itu memang bohong, tapi bagian sakit itu aku tidak bohong, karena dari kemarin badanku memang sudah tidak enak dan pusing kepalaku kumat.
"Ya ampun, kamu sakit? Sakit apa, beb?" Aku reflek memukul tangan Reece yang sudah memegang dahiku.
"Recee, gue mau ngomong sama lo." Aku diam sebentar kurang yakin dengan apa yang akan aku katakan ke cowok dengan setelan jeans hitam dan hoodie hitam di depanku ini.
Btw, si Reece mau ngajak gue ngapel tapi make item-item kek mo ngelayat aja.
"Ini kan kita lagi ngomong, sayang. Ngomong aja kali." Dia menjawab dengan cengiran khas.
"Nggak usah kayak gitu kenapa sih? Geli gue."
Seketika cowok depanku ini langsung mengerucutkan bibirnya. Lucu.
Astaga gue ngomong apa?
Aku memutar otakku, dan mulai merangkai kalimat yang akan aku katakan. "Kamu.. kamu jangan terus berharap sama aku. Aku bukannya ke-geer-an, tapi kalo kamu masih berharap kita bisa kayak dulu, aku pasti bakal ngecewain kamu lagi. Aku nemenin kamu makan bakso kemaren itu jangan kamu anggap lebih."
Aku menatap sedih pada Reece. Bagaimana bisa aku menyakiti cowok sebaik dia? Bahkan dia tidak tahu apa yang selama ini aku sembunyikan dari dia selama kita pacaran.
"Pasti gara-gara si Luke, ya?" Nadanya ragu-ragu. Aku jadi kasihan melihat wajah Reece yang sudah melas.
Iya.
"Nggak kok, nggak ada hubungannya sama orang lain."
Aku tahu apa yang aku katakan tadi itu kelewatan, tapi itu yang aku mau agar Reece menjauh. Dengan begitu, dia tidak perlu tahu apa yang aku sembunyikan selama ini.
Akhirnya tanpa embel-embel pamit, dia berjalan keluar pagar rumahku dan mengendarai motornya.
♥
Reece's.
Gue mengendarai motor bebek gue ke taman komplek dekat rumah Adrina. Gue kira gue masih bisa mencoba sekali lagi buat deketin Adrina, tapi ternyata dia memang udah beneran nggak mau lagi balikan sama gue. Sebenernya gue tahu itu pasti karena Luke, Adrina tadi itu bohong sama gue.
Mungkin, gue bisa aja deketin Adrina sekali lagi, tapi dengan cara yang beda, cara yang lebih halus. Kemarin itu gue deketin Adrina terlalu agresif.
"Nih." Gue mendongak, ternyata Blake. Gue emang nyuruh dia dateng tadi karena cuma dia yang bisa jadi teman cerita.
Gue pun menerima segelas Good Day yang dia bawa-nggak perduli Blake beli dimana. "Jadi gimana cewek lo itu?" Gue melirik dari ekor mata ke Blake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You ☯ Reece Bibby
Short Story❝Ketika hati memilih bertahan, tapi ego memilih untuk udahan.❞ -Adrina Callie. ©2018. A collab between loucashemmings and foolishlyzarry.