BAGIAN TIGA

75 10 0
                                    


Tetttttt.... Tetttttt

Bel istirahat berbunyi para siswa pun berhamburan pergi ke kantin. Tapi tidak dengan gadis satu ini. Syasa malah lebih memilih menyumpal telinganya dengan earphone sambil membaca wattpad. Saat sedang asik asiknya ada saja gangguan yang membuat Syasa murka.

Ya siapa lagi kalau bukan Riki cowok tempo hari yang selalu bikin Syasa darah tinggi.

"Ngapain lagi sih lo nyangak aja kaya orang idiot" tanyanya ketus.

"Dih serem" Riki berdiri di samping meja Syasa sambil tersenyum."Temen gue ada yang minta nomor WhatsApp lo." Riki melirik ke arah Wahyu yang berada di sampingnya.

"Gue ga punya handphone" ujarnya datar. Matanya hanya di fokuskan untuk memainkan handphone.

"Ga mungkin lo ga punya handphone buktinya ini lo lagi mainin handphone. Cantik-cantik ko bego sih." Celetuk Wahyu yang terus menatap gadis di depannya dengan tatapan bingung. Mengapa gadis cantik seperti Syasa sangat bodoh sekali.

Syasa mengabaikan omongan cowok di depannya dan terus bersenandung ria mendengarkan musik yang ia dengar di earphone.

Cowok itu pun mendecak sebal melihat ekspresi Syasa cuek tak menghiraukan perkataan nya tadi.

Sebenarnya Wahyu hanya ingin berbicara dengan Syasa tapi melihat ekspresi nya seperti itu membuat Wahyu enggan mendekati nya. Tapi Wahyu tidak menyerah begitu saja ia jadi semakin penasaran dengan Syasa cewek terunik yang pernah Wahyu temui. Membuat Wahyu semakin gencar untuk mendapatkan hati Syasa.

***

Nisa datang membawa 1 botol minuman dan makanan yang ia bawa dari kantin,kemudian duduk di samping Syasa yang sedang sibuk membaca wattpad, lalu Nisa menarik earphone yang sedari tadi menyumpal telinga Syasa.

"Hissss lu mah kebiasaan ganggu gue aja." Rengek Syasa atas perlakuan Nisa yang menurut nya cukup mengganggu.

"Kuping lu ga budeg atau ga sakit gitu Sya pake earphone terus?" Tanya Nisa sambil memberikan sebotol minuman pada Syasa. Ia tahu bahwa Syasa haus karna dari tadi Syasa tidak ke kantin.

" Thanks" jawab Syasa.

"Eh Iyah nih Sya gua lupa lo masih ingatkan sama Wahyu yang tempo hari gue bilang itu?" Selidik Nisa.

Syasa hanya mengererutkan dahinya
"Iyah inget kenapa emang?"

"Tadi gue ketemu dia di lapangan terus dia bilang katanya minta nomor WhatsApp lo, gue bilang aja kalau lo udh punya cowok." Jelasnya sambil memasukan beberapa makanan ke dalam mulutnya.

"Oh jangan di kasih lo ya awas aja kalau sampe di kasih." Jawab Syasa sambil menunjukan satu bogeman tangan ke wajah Nisa membuat Nisa takut pada temannya itu.

"Iya. Eh tapi kaya nya dia suka deh sama lo Sya?"

"Ya terus mau diapain? Lagian gue juga ga tertarik dih sama itu cowok kan gue udh punya Radit yang selalu sabar ngadepin sifat gue ini." dengan percaya dirinya Syasa mengatakan hal itu.

Ia tidak pernah berfikir bahwa semua manusia memiliki batas kesabaran.
Ya memang benar Syasa selalu egois dan tak pernah mau mengalah jika sedang bertengkar dengan Radit. Raditpun selalu mengalah tak mau ambil pusing, karena kalau Syasa sudah marah maka dunia ini seperti mau kiamat.

Sikapnya yang yang cuek ketus judes akan semakin parah jika dia sedang marah bahkan semut pun enggan untuk bertanya pada Syasa. Melihat wajahnya saja sudah membuat bulu kuduk merinding.

Kemudian tak sengaja pandangan mata Syasa melirik ke arah Wahyu yang sedang menulis di bukunya. Entah sejak kapan Syasa mulai mengenali wajah orang itu.

***

"Untung aja masuk kelas 10ips²" senyum senang tercetak jelas di wajah Syasa. Karena dengan begitu dia tidak perlu lagi berurusan dengan Wahyu, mereka beda kelas. Wahyu masuk di kelas 10ips¹. Karna sejak MPLS Syasa merasa tidak nyaman karena satu kelas dengan manusia yang bernama WAHYU!

Kini ia sedang duduk dengan Della teman sebangkunya sekarang.

"Del lo ga keberatan kan duduk bareng gue?" Tanya Syasa.

"Engga Sya santai aja kaya sama siapa aja lo." Della hanya terkekeh mendengar pertanyaan Syasa.

Memang karena mereka merupakan alumni SMP BINA NUSANTARA. Bahkan Della merupakan teman sebangku Amel saat SMP.

Sahabatnya yang lain memilih sekolah di sekolah lain tidak seperti Syasa, Amel,dan Della yang melanjutkan sekolah di SMA/SMK BINA NUSANTARA. Jadi Syasa merasa beruntung ada Della yang kini menjadi teman sekaligus resmi menjadi sahabat Syasa mulai saat ini.

Ada pesan masuk pada handphone Syasa. Ternyata Radit yang mengirimkan pesan tersebut.

Radit: Ca nanti pulang sekolah gue  jemput ya. Tunggu di depan gerbang aja, kalau udh keluar kelas chat gue.

Syasa: Iyah nanti gue kabarin lg ya bye;*


***

Bel pulang sekolah pun sudah berbunyi Syasa bergegas memasukan buku-buku nya kedalam tas karena Radit sudah menunggunya di depan gerbang sekolah.

Tiba-tiba saat Syasa akan keluar kelas dia menubruk seseorang yang entah lah Syasa sendiri tidak melihat nya dan tanpa minta maaf orang itu berlalu pergi begitu saja. "Sialan" Syasa mengumpati dirinya sendiri sambil membersihkan roknya yang kotor karena terjatuh ke lantai tadi.

Rasanya darah Syasa mendidih saat dia melihat orang yang menubruknya tadi. Ya siapa lagi kalau bukan Wahyu Pratama.

MY FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang