BAGIAN LIMABELAS

28 4 0
                                    

Sudah pukul 20.30 seluruh siswa-siswi berkumpul di halaman depan, hanya ada api unggun yang menerangi malam ini, semuanya duduk melingkari api unggun.

Wahyu dan Riki lebih dulu sudah mengambil alih tempat disana.

Syasa dkk masih berada di dalam tenda sedang bersiap-siap.

"Sya lo yakin gamau istirahat aja?" Tanya Della.

"Gue mau ikut kalian, masa gue sendirian di sini, kan ga seru."

Keempat temannya hanya mengiyakan agar Syasa tidak cemberut lagi.

"Oke, tapi kalo lo sakit atau pusing bilang ya."

Syasa mengangguk " iyah siap."

Saat mereka keluar dari tenda, pandangan mata Syasa langsung tertuju pada seseorang yang duduk menghadap api unggun memegang sebuah gitar.

"Sya." Panggil Wahyu sedikit berteriak.

Syasa melambaikan tangan ke arah Wahyu.

"Cie... Ada yang.." belum selesai Della ngomong, Nisa menyahut " jatuh cinta nih." Sontak beberapa pasang mata mengalihkan pandangan mereka ke Syasa dkk.

Syasa malah menundukan kepalanya dan kali ini dia berhasil blushing, karena Nisa dan Della menggodanya.
Wahyu beranjak dari duduknya, menghampiri Syasa.

Mata Syasa tiba-tiba membulat saat melihat Wahyu yang kini berjalan ke arahnya.

"Hai.."

Satu kata berhasil membuat banyak pasang mata membulat, tidak percaya dengan apa yang mereka liat sekarang.

"Eh..i-yaa.. Hai.." balas Syasa dengan senyuman kikuknya.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Nisa bingung.

Duk

"Aduh." Nisa langsung memegang kakinya, Nisa menatap Syasa tajam dan di balas tatapan santai oleh Syasa.

"Sakit tau Sya." Ucap Nisa kesal.

"Kalo nanya yang sopan jangan galak-galak." Syasa berbisik ke Nisa.

Sedangkan Della hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua temannya itu.

"Gue cuma mau nanya keadaan Syasa, udah baikan emangnya?"

"Udah." Jawab Syasa dengan cepat.

"Syukur deh, gue cuma mau nanya itu aja ko." Wahyu meninggalkan Syasa yang masih berdiri bersama teman-teman nya.

"Dih ga jelas amat itu cowok dateng-dateng cuma nanya gitu doang, abis itu langsung pergi lagi." Kata Dini.

"Eh, tapi ganteng."  Ucap Zahra dengan pedenya.

Wahyu yang baru saja kembali, langsung di interogasi oleh Riki yang sedang memetik senar gitar.

"Ngapain lo barusan?" Tanyanya penasaran.

"Paling abis nyamperin Syasa." Celetuk Yusuf tiba-tiba, Wahyu langsung melayangkan tatapan sinis pada Yusuf.

Syasa terlihat cantik malam ini, dia duduk di samping Wahyu. Ternyata selain tampan, Wahyu juga pandai memainkan alat musik salah satunya gitar.

"Nyanyi dong yu." Request salah seorang temannya.

Wahyu mengangguk dan mulai memetik senar gitarnya dan bernyanyi, suara musik akustik yang mengalun dengan merdu.

Jreng...🎶

Jreng...🎶

Aku tak mengerti apa yang kurasa
Rindu yang tak pernah begitu hebatnya
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tau
Meski kau takkan pernah tau

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang