RASA 1

24 3 0
                                    

Tidak baik menyalahkan takdir. Karena tuhan punya rencana tersendiri dari takdir yang kita terima.

***

Sinar matahari menelusup diantara dedaunan yang terlihat basah akibat hujan yang turun semalaman. Hawa dingin menusuk kulit membuat siapa saja enggan beranjak dari tempat tidurnya dan memilih bersembunyi dibalik tebalnya selimut yang digunakan.

Seperti gadis yang masih tidur dengan nyaman sambil menutupi tubuh mungilnya dengan selimut itu. Sesekali ia menggeliat dan semakin merapatkan selimutnya.

"Veya, bangun sayang. Ini sudah jam berapa? Hari ini kamu masuk ke sekolah barumu, jangan membuat masalah dihari pertamamu sayang" ujar Neni, yang kalau dilihat mungkin berusia 30an tahun.

"Hoammm, ada apa sih ma berisik banget. Veya masih ngantuk ma" Veya sambil membuka mata kemudian menututup kembali mata tersebut dan merubah posisi tidurnya.

"Veya lihat ,sekarang sudah jam 6 lebih. Apa kamu mau terlambat dihari pertama sekolahmu?"

Veya kemudian bangkit dari tidurnya dengan mata terbelalak kaget "Apa sekarang hari senin ma? Astaga, bagaimana Veya bisa lupa kalau hari ini Veya mulai masuk sekolah"

"Dasar kamu memang anak mama yang paling pelupa. Ya sudah sekarang kamu buru-buru mandi kemudian bawah buat sarapan. Mama akan buatkan telur goreng dan susu buat kamu" ucap mama Veya sambil keluar dari kamar putrinya tersebut.

***
Veya sudah selesai dengan segala ritualnya di pagi hari ini. Dengan tergesa-gesa ia menuruni tangga dan melihat mamanya yang sedang duduk di meja makan.

"Ma, sarapannya hari ini Veya bawa ke sekolahan saja ya. Veya takut terlambat, ini sudah jam 6.40 dan 20 menit lagi masuk" ucap Veya dengan suara yang terputus-patus akibat  ia berlari dari kamar hingga menuruni tangga dan sampai di dapur.

"Iya sayang, tidak apa-apa. Sekarang kamu minum susunya dulu biar mama pindahkan nasi dan telurnya itu kekotak makan"

Selesai meminum susu yang sudah dibuatkan mamanya, Veya langsung mengambil kotak makan berwarna hijau yang bertuliskan tupperware dan memasukkannya kedalam tas sekolahnya.

"Ya sudah ma, Veya berangkat dulu. Doain ya ma supaya Veya dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah baru ini" ucap gadis yang sudah mengenakan seragam putih abu-abunya dengan rambut yang dikuncir kuda dan tas ransel yang berwarna biru muda.

"Iya sayang, mama pasti akan doakan yang terbaik buat anak mama. Ya sudah sekarang berangkat, Mang Udin sudah menunggu di halaman"

"Assalamualaikum ma" ucap Veya sambil mencium tangan mamanya tersebut dan kemudian berlari keluar rumah meninggalkan mamanya di ruang makan

"Waalaikumsalam, hati-hati sayang gak usah berlari kaya gitu" ucap Neni sambil melihat putri sematawayangnya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan halaman rumahnya.

***
Veya keluar dari mobilnya dengan perasaan tak karuan. Setelah ia berpesan kepada Mang Udin untuk menjemputnya pukul 2 siang, mobil yang ia tumpangi untuk ke sekolah telah pergi meninggalkan Veya di depan gerbang sekolah barunya.

SMA Cendekia Bangsa, tulisan itulah yang Veya tatap saat ini. Dengan tangan yang ia remas-remas sampai berkeringat akhirnya gadis itu memutuskan untuk masuk sebelum akhirnya bel berbunyi.

"Haduh ini ruang kepala sekolahnya mana" gerutu Veya dengan wajah yang gelisah dan celingukan sambil berjalan di koridor depan sekolah barunya ini.

'Bruukkk'

"Ehh maaf, aku gak sengaja" ucap Veya sambil mengambil kertas-kertas yang berserakan yang tidak lain adalah kertas dari seseorang yang ia tabrak.

"Iya gakpapa, aku juga salah karena jalan sambil baca" jawab seorang cowok yang ikut membantu Veya mengambil lembaran-lembaran miliknya yang berserakan dilantai.

Setelah dirasa kertas itu sudah terambil semua, Veya berdiri dan memberikan kertas-kertas itu kepada pemiliknya.

"Ini kertas-kertasnya. Sekali lagi aku minta maaf ya. Gara-gara aku kertas-kertas kamu jadi berantakan dan gak tersusun lagi" ucap Veya dengan suara rendah sambil menundukkan kepala.

"Hei, aku kan sudah bilang gakpapa. Kamu gak usah takut begitu. Lagian kertas ini belum aku susun kok, jadi gak masalah kalau berantakan. Ya sudah ya, aku buru-buru. Bye" ucap cowok yang bahkan Veya pun tidak melihat wajahnya karena ia yang terus menunduk.

Setalah cowok itu pergi Veya baru mengangkat kepalanya dan berbalik badan melihat kepergian cowok itu yang berjalan dengan tergesa-gesa.

***
tbc

Jangan lupa vote and comment ya, kritik juga boleh kok

Semoga kalian suka dan ceritanya gak absurd :v
Lvyou 💋
aurasntya

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang