RASA 3

5 0 0
                                    

Senyuman itu sederhana tapi entah kenapa bisa membuatku kecanduan.

***

"Assalamualaikum ma, Veya putri mama pulang" teriak Veya sambil berjalan kedalam rumah. Namun tidak ada sahutan dari mamanya.

Akhrinya Veya pun naik ke kamarnya untuk ganti baju dan istirahat. Selesai ganti baju Veya membaca novel kesukaannya yang kemarin malam belum selesai ia baca.

"Ishh, kenapa aku kepikiran cowok tadi sih" gerutu Veya sambil guling-guling diatas kasurnya.

Veya berusaha untuk fokus membaca novelnya, namun lagi-lagi senyum cowok di kantin tadi tiba-tiba ada dipikiran Veya.

Entah kenapa Veya senyum-senyum sendiri mengingat cowok tadi. Kenal ? Tidak

"Senyuman cowok itu kenapa manis banget" batin Veya

Namun tiba-tiba handphone Veya yang berada diatas meja belajar berbunyi menunjukan bahwa ada pesan masuk diakun line nya.

Siska Dwi : Halo Veya, ini aku Siska. Aku mau memberitahu kalau besok ada pr fisika dibuku paket yang kita ambil tadi halaman 38.

Veya Putri : Hai Siska. Oh iya Sis, makasih ya infonya :)).

Siska Dwi : Jangan lupa kerjain ya, gurunya itu kiler banget Vey. Nanti takutnya kamu malah kena hukum. Hehehe.

Veya Putri : Siap Siska.

Setelah menerima pesan dari Siska, Veya pun mengambil buku yang ada didalam tasnya.

"Mending ngerjain tugas daripada kepikiran cowok yang di kantin tadi" ucap Veya sambil mulai membuka bukunya.

***
Karena tadi pagi Veya sudah makan, akhirnya ia tidak ikut temannya ke kantin. Veya memutuskan untuk ke perpustakaan yang berada cukup jauh dari kelasnya.

"Siapa tahu nanti nemu novel bagus, kan bisa dipinjam tuh" ucap Veya sambil terus berjalan ke perpustakaan.

Setelah berjalan melewati koridor sekolahannya, Veya pun sampai di perpustakaan. Veya dengan semangatnya menuju ke rak buku yang terdapat banyak novel. Sambil melihat judul-judul novel yang ada di rak tersebut, Veya menemukan novel yang ceritanya bagus.

Perpustakaan hari ini cukup ramai oleh siswa sekolahannya. Veya sempat bingung mau duduk dikursi mana, karena hampir semua penuh. Setelah Veya celingukan ia menemukan dua kursi dan meja yang kosong berada di pojokan perpustakaan dan Veya pun langsung menuju kesana.

Veya sangat serius membaca novel yang ia bawa, namun tiba-tiba

"Hai, aku boleh duduk disini? Kursi yang lain penuh dan cuma kursi ini yang kosong" ucap seorang cowok sambil menunjuk kearah kursi kosong yang berada didepan Veya.

Veya pun langsung mendongak dan menatap cowok yang barusan berbicara kepadanya.

"Loh inikan cowok di kantin kemarin" ucap Veya di dalam hati sambil mengangguk kepada cowok tersebut dan tersenyum.

Setelah cowok tersebut duduk dihadapan Veya, tanpa Veya sadari sedari tadi ia masih menatap cowok tersebut tanpa berkedip.

"Hai, kenapa lihatin aku begitu?" ucap cowok dihadapan Veya sambil menatap Veya bingung.

"Ehh. Ma...maaf" jawab Veya dengan suara gugup karena kaget. Namun cowok tersebut malah tersenyum melihat kegugupan Veya.

"Kamu anak baru ya? Ehh kamu kan yang dikantin kemarin, yang nabrak aku terus susunya jatuh" tebak cowok tersebut sambil melihat kearah Veya.

"Iya" jawab Veya sambil menundukkan kepala karena malu.

"Iya untuk pertanyaan yang mana nih? Untuk pertanyaan kamu anak baru atau pertanyaan kamu yang di kantin kemarin?"

"Iya untuk dua-duanya" jawab Veya masih dengan kepala menunduk dan tangan yang meremas-remas roknya.

Cowok tersebut nampak manggut-manggut sambil menatap Veya yang terlihat ketakutan dan gugup.

"Kamu jangan nunduk begitu, aku gak akan gigit kamu kok hehehe. Kenalkan namaku Reza, aku kelas 12 IPA 1" ucap cowok yang bernama Reza tersebut sambil menyodorkan tangan untuk berkenalan dengan Veya

Veya yang masih gugup akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap cowok yang ada dihadapannya.

"Aku Veya, kelas 11 IPA 4" jawab Veya dengan suara yang sedikit gemetar sambil menerima uluran tangan dari Reza.

Tanpa Reza sadari, Veya tengah gugup karena senyumannya.

***
Veya POV

Sejak aku kepergok menatapi cowok ini, sumpah demi apapun aku malu banget. Dan akhrinya aku mutusin buat nunduk aja daripada menatap cowok ini.

"Kamu jangan nunduk begitu, aku gak akan gigit kamu kok hehehe. Kenalkan namaku Reza, aku kelas 12 IPA 1" ucap cowok ini sambil nyodorin tangannya buat kenalan.

"Apa yang harus aku lakukan. Apa harus tetep nunduk atau balik melihat cowok ini" ucapku di dalam hati dengan gelisah.

Dan akhirnya aku mutusin buat angkat kepala dan melihat cowok ini. Karena aku ingat pesan mama, kalau ada yang ngajak ngomong itu harus lihat wajahnya.

"Aku Veya, kelas 11 IPA 4" jawabku dengan suara yang masih gugup dan nerima uluran tangan cowok ini buat kenalan.

"Ya Tuhan, kenapa cowok ini harus senyum sih. Jantung ini kenapa pula berdetak kenceng banget" gerutu Veya di dalam hati sambil terus melihat Reza yang sudah mulai membaca buku.

Akhirnya aku pun mulai membaca novel yang kubawa tadi meski sebenarnya gak bisa fokus gara-gara sesekali aku lihat Reza yang fokus banget dengan bacaannya.

Teeet....teeet

"Ehh sudah bel. Kak Reza, Veya duluan ya" ucapku kepada Reza sambil menutup novel yang kubaca tadi.

"Ohh iya Vey. Eh iya, jangan panggil kak ya. Panggil Reza aja. Kesannya tua banget kalau dipanggil kak" jawab Reza sambil melihatku yang sudah berdiri dari kursi.

Akupun hanya tersenyum dan sedikit mengangguk menanggapi ucapan Reza tadi. Akhirnya aku meninggalkan Reza dan berjalan keluar perpustakaan menuju ke kelasku.

***
tbc

Lama sekali aku tidak update, maafkan diriku ya heuheuu :(
Happy reading :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang