Big Boss

289 37 7
                                    

Latihan selesai. Sasuke turun dari Ring dan Karin langsung memberinya air minum lalu sesekali menyeka keringatnya dengan handuk kecil bersih.

"Hei, mana minuman ku? " protesan Suigetsu menghentikan gerakan tangan Karin.

"Ambil sendiri pemalas... "

"Jika aku pemalas, kau sebut Sasuke apa hah? "

"Aku sebut My Prince."

Suigetsu mendecih, lagi lagi ia di anak tirikan Karin. Hanya bisa pasrah, Suigetsu melenggang keluar memilih mencari ice cream ke mini market sebelah.

"Sasuke." Panggil Juugo. Kepalanya mengisyaratkan agar Sasuke mengikutinya yang segera mendapatkan respon positif. Karin yang memberenggut karena Juugo mempersempit waktunya bersama Sauke akhirnya memutuskan mengikuti Suigetsu.

Sementara Juugo menyeduh kopi instan, Sasuke duduk bersidekap dibangku putar miliknya. Memperhatikan gelagak sang mentor yang terlihat sedikit down hari ini.

"Ada apa?" tanya Sasuke tidak tahan dengan kediaman Juugo.

Juugo berbalik. Menatap Sasuke ragu, ia menimbang bagaimana caranya memberitahu Sasuke. Dia melangkah membuka laci meja di sebelah Sasuke yang mengerutkan dahi. Lalu mengeluarkan map biru dan memberikannya padanya.

"Fugaku mengirimnya langsung padaku." kata Juugo hati-hati.

Sasuke mengangkat sebelah alisnya dan segera memeriksa isi dari map yang dipegangnya itu.

Begitu ia selesai membaca, darahnya serasa mendidih. Ditangannya kini ada surat perjanjian berkekuatan hukum. Perjanjian yang awalnya hanya perjanjian lisan antara dirinya dan ayahnya.

"Fugaku ingin kau menandatangani ini secepatnya."

.
.
.
.
.

Uciha building kokoh berdiri didepan Sasuke sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uciha building kokoh berdiri didepan Sasuke sekarang. Bangunan kantor 21 lantai itu pernah menjadi taman bermain untuknya dulu. Sembari menunggu ayahnya selesai bekerja ia dengan sabar bermain sendiri diruangan yang di design khusus untuknya. Ruangan yang penuh dengan mainan anak lelaki dan buku yang berjejer rapi di rak. Namun itu semua belum cukup untuk membuat Sasuke merasa kerasan. Dia ingin pergi ke sekolah umum, bahkan ia pernah menangis meminta ayahnya agar memasukannya ke sekolah yang Hinata masuki. Tapi Fugaku keukeuh pada pendiriannya dan hanya memanggil guru homeschooling elit untuk Sasuke.

Baru sampai ia di tingkat high school, Fugaku mengirimnya ke sekolah umum. Sasuke ingat betul betapa anti social dirinya pada waktu itu. Bukan karena Sasuke gugup berbicara dengan murid lain, hanya terlalu malas saja berhubungan dengan yang lain. Beruntung Hinata berada di kelas yang sama dan tidak menyerah membujuknya agar bisa akrab dengan murid lain jadi Sasuke bisa memiliki seorang dua oranng yang bisa ia anggap sebagai teman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang