#2 Selanjutnya

62 5 0
                                    

Kadang semesta suka bercanda. Yang tidak diharapkan malah mendekat.
-

Amrita

"Arema 103 FM, Radionya Arek Malang. Sudah hari Kamis aja nih, gimana pekerjaan di kantor? Atau tugas dari kampus, sekolah? Dari pada badmood karena masalah pekerjaan atau tugas yang menggunung, mending sini kita cerita bareng, dalam program SIANG - Siapa Bilang. Nah, sebelum kita lanjut ke segmen berikutnya, kita dengerin dulu lagu penyemangat disiang yang cerah ini dari Ikon - I'm Ok."

Lalu audio mixer ku turunkan. Beserta headphone yang ku lepas.

Ya begini pekerjaanku, jadi 'budak korporat' di sebuah media lokal.  Perusahaannya memang kecil sih, tapi perusahaan ini gabungan dari berbagai jenis media yang dikonvergensi. Didalamnya ada TV, Radio, dan Media Online. Untuk jobdesk sehari-hari sebagai penyiar atau Announcer yang kadang bisa turun ke lapangan juga.

Walau menjadi penyiar, tugasku tidak cuma siaran. Aku juga menyiapkan naskah yang akan aku siarkan dan beberapa tetek bengek lainnya yang berkaitan dengan produksi. Maklum, namanya juga perusahaan kecil, jadi segala pekerjaan kebanyakan di hendle sendiri.

Kalau jam kerjanya delapan jam dan istirahatnya sesuka hati. Tapi aku biasanya cuma siaran selama empat jam dan istirahat disela-sela bikin naskah.

Capek. Pasti. Tapi ya dinikmati aja. Namanya kerja rutinitasnya ya gitu-gitu aja.

Disela-sela siaran aku pergi ke pantry untuk ngemil sebentar karena enggak boleh ngemil di dalam studio.

"Laper Ta?"

Ternyata ada Abimanyu sedang membuat kopi dipojokan.

"Ya begitulah. Kamu masuk siang?" Tanyaku basa-basi.

"Iya. Nanti pulang sama siapa?"

"Emang kenapa?"

"Pulang bareng ya?" Abimanyu bertanya sambil menatap mataku.

"Rumah kamu kan nggak searah sama aku. Nggak usah deh." Aku menolak dengan halus.

"Nggak papa, deket ini." Abimanyu tetap memaksa.

"Nggak usah, nanti aku bareng anak-anak radio." Tolak ku lagi.

"Yaudah besok gimana?" Dia tetap memaksa.

"Hmmm... Lihat besok deh ya?" Aku segera berlalu dari pantry. Karena sebentar lagi segmen berikutnya dimulai.

--------

Segmen terakhir akhirnya tiba, itu artinya jam pulang kantor sudah dekat. Tapi--

"Amrita."

"Ada apa pak?"

Itu tadi suara managerku, alamat nggak jadi pulang cepet deh.

"Saya mau ngomong, ke ruangan sekarang."

Ugh, perintahnya bagai beban 300kg yang dijatuhkan ke tengkukku. Rasanya langsung mau tumbang.

Akupun berjalan ke ruangannya dengan letih, lesu, lunglai sambil terseok-seok. Ah drama.

Tok.. tok.. tok..

Aku mengetuk pintu dengan pelan, berharap tiba-tiba orangnya nggak ada di dalam. Tapi apa daya? Suara perintah untuk 'masuk' tidak bisa diganggu gugat.

"Kerjaan kamu udah selesai kan?"

"Sudah pak."

"Bagus. Nanti pulang sama Saya, sekalian Saya mau ke daerah Pisang Kipas."

Ugh, apa tadi? Ku kira dia akan mengomeliku karena pekerjaan.

"Amrita. Kok malah nglamun?"

Aku gelagapan dan menjawab, "Eh, enggak kok pak. Engg... Enggak usah, Saya sudah janjian mau bareng temen-temen."

"Ya sudah kalau begitu."

"Ini Saya boleh keluar pak?"

"Tunggu dulu. Satu lagi. Kamu kalau pulang malem bawa jaket biar nggak masuk angin. Kalau kamu sakit, siapa nanti yang ngegantiin kamu? Terus pekerjaan yang lainnya juga akan berantakan. Kamu paham?"

Ugh, mulaikannn merepetnya. Kezelll.

"Baik pak."

Setelah itu dia membuat gerakan mengusir dengan kepalanya, dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk segera keluar ruangan.

Tapi, baru lepas dari kandang singa, ehh malah ketemu buaya. Ups.

"Udah mau pulang?"

"Eh, Bima."

"Udah mau pulang?" Ulangnya sekali lagi karena merasa aku belum menjawabnya.

"Iya."

"Oke, tunggu di depan ya?"

"Hah?" Reflek aku langsung cengo.

"Kan udah ku bilang mau nganter--

"Tapikan katanya besok?" Aku segera memotong jawabannya karena merasa terancam.

"Cie yang gasabar nunggu besok."

Aku cuma mendengus mendengar godaannya.

"Yaudah iya besok beneran ku anterin pulang ya? Sekarang bawa jaket?"

"Enggak."

"Enggak apa nih?" Dia bertanya sambil cengengesan dan naik turunin alisnya. Iyuhhhh.

"Enggak bawa jaket." Sahutku cuek.

"Yaudah tunggu sini ya." Belum ku jawab, tapi Abimanyu sudah hilang dan masuk ke dalam ruangan yang ada tulisan 'selain staff dilarang masuk'

Aku segera menarik nafas panjang dan menghembuskannya untuk mengurangi beban yang menumpuk didadaku. Ugh, rasanya langsung ingin tenggelam saja.

Tak berapa lama, Abimanyu datang dengan membawa jaket berwarna putih dan menyerahkannya padaku. Rasanya ingin ku tolak, tapi aku tau dia tidak akan menerima dan tetap bersikeras. Yasudahlahhh.

Gegar #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang