2. Sebuah awal (2)

54 4 2
                                    

Krakk..!! Bunyi gagangan pintu, sontak memecahkan suasana kami berdua.

"Hei, kalian ada apa menyuruhku kemari hah!!?". Suara Kye yang lantang mengejutkanku dan Cred, nyaris membuat Cred terhantuk ujung meja yang berada tepat dibelakang kepalanya.

"Dasar kau Kye, kau membuat kami hampir serangan jantung".

"Kalian ingin minta tolong apa dariku". Tanya Kye dengan tatapan yang penuh penasaran.

"Jadi begini...". Aku menceritai semua dengan panjang lebar kepada Kye.

"Owh, jadi begitu, mana tulisan itu".

"Tulisan itu ya tentu saja sudah hilang terserap buku, Kye, namun aku sudah menulis ulang kembali tulisan tulisan itu". Jawabku.

"Yasudah, mana tulisan yang sudah kau tulis ulang".

"Nih". Aku menyodorkan kertas kepada Kye yang telah kutulis tadi.

Kye memerhatikan tulisan itu lamat lamat, kemudian berpikir sejenak, dan melihatnya lagi, kemudian berpikir lagi.Sedangkan kami, kami hanya memerhatikan si Kye dengan tingkahnya yang bisa dibilang sedikit lucu.

"Hmmm coba kalian hilangkan g pada kalimat itu". Kye sudah selesai dengan analisa tulisan itu dan menyuruh kami untuk melakukan hal itu.

"Apa kau yakin , Kye?". kami berdua serentak menanyakan itu kepada Kye.

"Cobalah".

Tanpa ragu,aku menulis ulang kalimat itu tanpa menggunakan huruf g.

"Wahhh, ini berhasil Kye, Cred. Lihatlah ini". Aku sedikit bersorak sekaligus takjub.

"Haaii juuaaa"
"Haaii peerkeenaalkaan, aakuu Syleith, kaaliiaan?"

Kami terkejut, ternyata Kye berhasil memecahkannya. Namun masih ada yang janggal dalam tulisan itu.

"Hei, siapa Syleith". Aku menanyakannya pada mereka berdua.

"Ya tentu saja buku itu, buku itu namanya Syleith". Cred menjawabnya dengan santai tanpa memikirkan situasi yang rumit ini.

"Masih sempatnya kau bercanda Cred". Suara lantang Kye keluar dan membuat Cred terdiam

"Sudah sudah, kalian ini selalu bertengkar. Sekarang kita harus mencari tau, siapa itu Syleith".

Tanpa pikir panjang, Cred langsung mengambil laptop dan menghidupkannya. Dia mensearch Syleith dalam sebuah situs pencarian, namun hasilnya nihil, tak ada yang tau.

"Bagaimana ini, apa yang harus kita perbuat?". Aku mengeluh dengan pasrah.

"Tunggu Kar, bagaimana kalau kita mencarinya di perpustakan kerajaan". Cred mengusulkan pemikirannya.

"Untuk apa kita ke perpustakaan, Cred, bahkan kita saja belum tau kalau Syleith itu hewan kah, manusia kah, monster kah. Kita tidak tau itu, Cred".

"Mungkin Kye benar, Cred. Kita harus mencari tau Syleith itu apa". Aku membalas, memperjelas rasa ambigu ini.

Seketika, aku memikirkan sesuatu.
"Hmm, kenapa kita tak menuliskan kata Syleith dalam buku itu, barangkali buku itu membalas."

"Benar juga, kenapa kita tak kepikiran hal itu daritadi ya?". Cred membalasnya sambil menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal.

Aku membuka tutup pena dan mulai menulis pada lembaran kertas buku itu.

"Syleith"

Kami menunggu, tatapan kami terpaku pada lembar kertas itu, tulisan yang kutulis mulai terserap, dan...

Sagalagahsagatugu pegenjagaaga Larc Bie dar.

Tulisan itu muncul, dan dengan cepat aku menulis kembali tulisan itu. Tulisan itu kembali hilang terserap.

"Kar, cepat hilangkan g pada tulisan itu!". Kye menyuruhku dengan tegas.

Saalaahsaatuu peenjaaaa Larc Bie dar.

"Apa itu peenjaaaa ?". Cred bertanya sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah tulisan.

"Hhmm, oh, mungkin yang dia maksud peenjaagaa". Kye menjawabnya santai.

"Lalu, siapa Larc Bie dar ?". Aku bertanya pada Kye yang sibuk mengeluarkan sesuatu dari ranselnya.

"Nih, itu buku Ensiklopedia yang kupinjam dari perpustakaan istana". Kye menyodorkan buku itu ke kami.

"Lalu?". Cred membalasnya dengan wajah yang penuh tanda tanya.

"Buka saja buku itu, dan carilah pada halaman 50, kurasa itu jawabannya".

Aku dan Cred membuka buku itu dan langsung membuka halaman 50.

Larc Bie dar ,induk dari segala induk ular putih

Begitulah judul pada halaman 50.

"Jadi, maksudmu Larc Bie dar itu adalah induk ular putih?". Aku bertanya pada Kye dengan raut wajah yang sedikit bingung.

"Iya". Kye menjawabnya santai

"Lalu, aku harus bagaimana?". Aku sudah tak tahu harus bagaimana sekarang ini, gelisah, bingung.

"Aku akan ikut memecahkan masalahmu itu bersama sama". Cred memecah keheningan
"yahh, sepertinya aku harus ikut juga". Kye juga ikut ikutan ingin membantu.

"KAMI AKAN MEMBANTUMU, KAR".

Sungguh, mereka adalah temanku yang sangat mengerti. Selalu ada buat ku , dalam keadaan apapun.

"Lalu, kita mulai dari mana?". Aku memulai percakapan. Sepertinya ini akan menjadi sebuah pencarian.

"Kita akan pergi , ke perpustakaan istana besok!". Kye mengatakan itu dengan penuh semangat.

langit sudah tampak berwarna kemerah merahan, matahari mulai meredupkan sinar nya dan akan bergantian dengan bulan . Aku memutuskan untuk pulang, takutnya bibi akan khawatir jika aku lama pulang. Pencarian kami akan diawali besok.

"Aku pulang duluan ya Kye, Cred. Langit sudah mulai gelap, dan jangan lupa besok".

****

MAAF YA KALAU BAGIAN INI SEDIKIT PENDEK!!

{STAY TUNE} :)










Moonsun CodeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang