Cast:
Lee Jaeno (NCT’s Jeno)
Keoun (SM Rookie’s)
Peringatan:
Cerita ini hanya fiksi belaka.-Beginning and ending. It’s a new part in the new place-
Jeno memandangi foto palaroid yang tertempel di tembok dengan plang besar bertulisakn SM Rookie.
Satu wajah yang tak luput dari pandangannya, seorang wanita dengan senyum paling manis yang selalu merebut seluruh attensinya.
“Jeno-ya! Cepatlah, kita harus segera menuju ke tempat selanjutnya!”, teriak Jaemin dengan tampang cemberutnya seolah sudah terlalu lama menunggu Jeno yang mematung sedaritadi.
“Duluan saja. Aku mungkin akan lama”
“Memangnya apa yang sedang kau lihat?”, tanya Jaemin sambil mendekatkan tubuhnya.
“Aku hanya rindu masa-masa ini saja”
“Aah. Aku juga. Lihatlah betapa kecilnya kita dulu, Mark-hyung bahkan masih memiliki pipi yang gembul. Jisung sangat kecil bahkan aku sampai tidak bisa melihat matanya, dan lihat aku kira hanya kita bertiga yang tidak berubah. Kau dan aku masih tampan, dan Donghyuck dia juga masih menyebalkan”
“Tapi bagaimana dengan para gadis ini?”, lanjut Jaemin sambil memindahkan tulunjuknya pada portrait keempat gadis yang mengenakan gaun putih selutut dengan tulisan ‘SRG16B’.
“Aku sudah lama tidak bertemu mereka lagi. Bahkan semenjak Herin memutuskan untuk keluar, aku sangat jarang melihat mereka bersama”, Jeno hanya diam, bukan karena mendengarkan penjelasan Jaemin, tapi memikirkan sesuatu yang mengganggu pikirannya daritadi.
“Nana, Jeno! Cepatlah kita akan mulai syuting lagi!”
“Baik!”, teriak keduanya serempak lalu meninggalkan tempat itu.
****
“Baiklah, aku akan menjemputmu. Tunggu saja disana, OK!”, begitulah kalimat terakhir yang terlontar dari bibir Lee Ja-eno ketika seorang Mark Lee memintanya untuk datang ke agensi hanya untuk menjemputnya tengah malam begini.“Hyung, kau ada dimana?”, tanya Jeno lewat sambungan telepon begitu memarkirkan mobilnya.
“Tunggu saja di lantai dua, aku ada urusan sebentar”, sahut Mark dari balik ponselnya.
“OK”, Jeno mengakhiri sambungan teleponnya lalu beralih mendekati lift untuk bisa sampai ke lantai dua.
Lantai dua perusahaan ini mungkin adalah satu ruangan yang paling ia ingat setelah debut dua tahun lalu. Bayangan akan masa trainee yang berat dan juga persaingan yang ketat masih sangat membekas hingga sekarang.
Bahkan setelah dua tahun berlalu ruangan inipun masih sama, pikirnya. Tungkainya kini seolah bergerak dengan sendirinya mendekati ruang latihan para trainee. Matanya menelisik ke tembok-tembok ruangan sampai siluet seseorang menghentikan pergerakaannya.
Seseorang yang masih menari dengan alunan musik, seseorang yang masih berjuang dengan satu mimpinya. Seseorang yang dia rindukan,
“Keoun-noona?”,tanpa sadar satu nama itu terucap dari mulutnya. Sementara si empunya masih sibuk menyelaraskan tarianya dengan tempo alunan lagu.
Jeno mematung, menikmati pertunjukan yang tersaji di depannya untuk 1 menit kedepan. Lalu tiba-tiba nada dering ponselnya memecahkan perhatian keduanya. Jeno kalap, lalu segera meraih ponselnya, ada nama Mark yang tercetak di layar ponselnya.“Kenapa disaat-saat seperti ini, hyung?”
“Jeno?”, suara itu adalah alasan mengapa Jeno menekan tombol merah pada layar ponselnya.
“Anyeong, noona”, sapa Jeno sambil menutupi rasa malunya.
“Sudah berapa lama kau disini?”
“Hmm… Belum lama”, Keoun masih diam berusaha mencari alasan mengapa pria yang hanya beda setahun dengannya ini bisa berada di tempat seperti ini.
“Aku hanya kebetulan lewat saja”, lanjut Jeno meyakinkan.
“Untuk apa kau ada di perusahaan jam segini?”
“Mark-hyung menyuruhku untuk menjemputnya setelah dia latihan”
“Jeno-ya. Kau tidak pernah berubah, bukan begitu?”, gumam Keoun tersenyum.
“Apa, maksudmu?”,tanya Jeno terbata-bata.
“Kau selalu menuruti Mark. Kau memang adik yang baik”
“Aku sudah sering melihatnya latihan disini, begitu juga dengan Jisung. Kami bertemu beberapa hari yang lalu, tapi aku sangat jarang melihatmu ada disini. Makanya aku bertanya”, lanjut Keoun.
“Apa kau sering latihan sampai larut begini?”
“Hanya 3 kali dalam seminggu, atau saat aku mengalami gangguan tidur. Memangnya kenapa?”
“Aissh.. Jangan terlalu keras pada dirimu. Lihatlah kau menjadi semakin kurus dari terakhir aku melihatmu”
“Kau sedang memujiku atau mengejekku sekarang?”
“Tidak keduanya”
“Lalu?”
“Hanya berkomentar”
“Jeno-ya. Kau sama sekali tidak berubah, No-jam!!”, Keoun hanya mencibir lalu ikut bersandar di samping tubuh Jeno dengan keringat yang membanjiri tubuhnya.
“Kau tahu, melihatmu tidak berubah seperti ini. Aku jadi rindu masa kecil kita dulu. Harusnya kita membuat lebih banyak kenangan lagi, bukan?”, tanya Keoun dengan tatapan menerawangnya.
“Aku juga. Tapi sepertinya sudah tidak mungkin lagi, dua dari kita sudah memilih jalan yang berbeda”
“Herin. Andai aku seberani mereka. Aku juga pasti akan memilih jalanku sendiri”
“Jadi apa yang membuatmu bertahan?”
“Mimpiku. Aku percaya mimpiku akan terwujud di tempat ini. Satu-satunya alasanku menutup mata ketika malam hari adalah, tentang bagaiamana mimpiku akan terjadi, dan alasanku membuka mata adalah, tentang bagaimana aku mewujudkan mimpiku. Itu sangat menyenangkan untuk dilakukan”
“Apa itu akan berlaku, jika kenyataannya berbeda?”
“Aku akan selesai”
“Maksudmu?”
“Kau tahu, Jeno. Sebuah akhir adalah awal dari sesuatu. Ketika aku mengakhirinya, aku pasti akan memulai sesuatu yang baru”
“Wah, sepertinya Keoun kita sudah menjadi lebih dewasa, sekarang!”, gemas, tangan Jeno tanpa sadar mendarat pada puncak kepala keoun dan mengacak-acaknya.
“Ya! Lee-Jae-no, aku masih sunbaemu!”
“Aku tidak peduli. Aku tetap lebih tinggi darimu!”, satu cubitan mendarat di lengan Jeno yang langsung membuatnya meringis sesaat, tapi tidak bertahan lama.
Karena detik berikutnya dia malah membuat Keoun semakin menyarangkan pukulan kecil di bahunya. Jeno tidak meringis, dia hanya tersenyum kecil ke arah Keoun. Melihat bagaimana gadis yang memulai tahun pertamanya lebih awal dari Jeno. Keoun, yang selalu memiliki tekad kuat akan mimpinya. Dia gadis yang Jeno rindukan selama ini.
“Apa aku melewatkan sesuatu disini?”, Mark, pria itu seperti sebuah alarm yang menghentikan pergerakan keduanya.
“Sejak kapan kau berdiri disana?”, tanya keduanya sambil membulatkan kedua mata mereka.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Dream (NCT Dream)
FanfictionMimpi. Satu hal yang membuatmu lebih hidup dari siapapun. Satu hal yang membuatmu merasa paling nyaman di dunia ini. Satu hal yang membuatmu menikmati masa mudamu lebih dari siapapun. Selamat bermimpi... ps: Ini adalah kumpulan cerita pendek tentan...